Total Tayangan Halaman

Sabtu, 01 Februari 2014

Apes

Disclaimer : Masashi Kishimoto
"Udahlah Dei, lo kalo mau nangis, nangis aja disini.." ujar Sasori menepuk-nepuk bahunya.
"Siapa juga yang mau nangis, un? Hiks.." elak Deidara.
"Beneran nggak papa nangis aja, nggak usah gengsi, gue nggak bakal ngejekin elo banci ataupun cemen lagi kok, beneran.. gue juga nggak bakal bilangin ini ke cewek-cewek lo atau ke cewek selingkuhan lo yang lain, janji deh.." rayu Sasori. Tangan kanannya pelan-pelan telah mengambil tape recorder dan merekam semua pembicaraannya barusan.
"Hiks.. hiks.. sumpah gue nggak mau nangis, un!" sergah Deidara buru-buru sambil mengambil tisu berhubung air matanya semakin menetes tak keruan. "Ta-tapi jangan sampai berita keluarnya air mata gue ini kesebar ke cewek-cewek maupun selingkuhan gue ya, un! Heran, kok mata gue pedih banget ya?" lanjutnya lagi sambil mengusap-usap matanya yang belo.
"Iya deh gue janji, nggak bakal ada yang tau," jawab Sasori sambil menekan tombol off tape recorder di tangan kanannya. 'Berhasil juga misi gue bikin dia nangis! Yaha! Rasain lo!' pekik Sasori dalam hati. Buru-buru dia membersihkan irisan bawang merah dan cabe yang sejak tadi disembunyikan di balik jubahnya. "Untung mata gue tahan sama yang beginian," desah Sasori pelan.
"Eh, kenapa, un?" tanya Deidara.
"Nggak papa.."
"Wih gila, kok tiba-tiba mata gue udah nggak pedih lagi ya, un?"
'Yaiyalah, secara bawang sama cabenya udah gue singkirin..' cibir Sasori dalam hati.
"Oh ya? Bagus dong!" respon Sasori pura-pura terkejut.
"Akhirnya un, mau ditaruh mana muka gue kalo sampe masih ngeluarin air mata, un? Padahal sebentar lagi gue ada gath sama anak-anak ngetop perakit bom, nama gue bentar lagi jadi Dei Nge Top (Noordin M Top), un! Hahahaha, " pekik Deidara bangga sambil mengibas-ngibaskan rambutnya yang kuning panjang.
Deidara memang mengikuti beberapa klub error yang selalu gagal percobaan a.k.a malapraktek. Dan salah satunya adalah klub 'ANAK-ANAK NGETOP' ini. Menurut Dei, ini adalah klub paling berhasil karena dari sekian banyak klub pecinta bom yang diikuti Deidara, hanya klub inilah yang telah berhasil meluncurkan bom terbesar hasil rakitan anak-anak berprestasi itu. Yaitu, mengebom sungai 'Kelam' yang panjangnya 60 centimeter dan lebar 30 centimeter. Hebat sekali kan? Prestasi yang benar-benar luar biasa. ANAK KECIL JUGA BISA!
"Pegi dulu ya, un! Dadah!" ucap Dei melenggang keluar sambil melambaikan kedua tangannya. Sementara Sasori masih terkekeh dengan perbuatan jailnya barusan. 'Tape recordernya mau dikasihin siapa dulu ya? Ceweknya kan banyak banget..' pikir Sasori keras sambil senyam-senyum sendiri.
"Ah bodo amat, yang penting dia malu!" kesal Sasori mengingat kejadian beberapa hari yang lalu saat ia benar-benar dipermalukan oleh Deidara.
Flashback
Sore itu Deidara mengajak Sasori pergi ke perkumpulan orang-orang dongkol. Sebenarnya Sasori tidak mau, tapi karena Deidara mengancam akan melaporkan pekerjaan tetap Sasori sebagai-tukang-boneka-asongan pada Nenek Chiyo, apa boleh buat, dia harus rela mengikuti perintah Deidara karena dulu Sasori bercerita pada Nenek Chiyo kalau sekarang pekerjaannya adalah sebagai Dokter Spesial. Spesial hewan.
Malangnya, setelah sampai di markas, ada seorang pria agak genit masuk, lebih tepatnya seperti bancong menyapa Deidara. "Hei, Deidara my daughter (?) What's up sis! Akhirnya dateng juga lo!"
"Yo-yo Mama Aming!" jawab Deidara sok cool.
Banci yang disebut sebagai Mama (AMING? Aming extravaganza?) melirik ke arah Sasori. "Ini siapa Dei?" tunjuknya ke arah Sasori yang langsung sweatdrop.
"Pembantuku," kata Dei singkat, padat, dan menyakitkan.
Endback
"Yang penting bukti udah di tangan gue," ujar Sasori puas sambil meletakkan tape recordernya di samping TV dan ngacir ke dapur yang letaknya teramat sangat jauh sekali dari ruang TV.
"Saso..? Saso?" teriak Kakuzu dan Zetsu dari ruang TV.
Tidak ada jawaban.
"Sasooo?" ulang Zetsu yang kali ini menggunakan toa.
Masih tidak ada jawaban.
"Oh My..! Kemana sih tu anak? Kupingnya budek ya?" tukas Zetsu sebal. "Gimana nih?" Zetsu minta tanggapan Kakuzu.
"Yaudah, kita sikat aja! Paling kan kita cuma pinjem bentar.." jawab Kakuzu.
Zetsu akhirnya mengangguk. Dengan rasa tanpa bersalah dia menyambar tape recorder yang tergeletak pasrah di meja dekat TV. "Kita pinjem tape recorder lo dulu ya, Sas..?" teriak Zetsu dan Kakuzu sebelum meninggalkan rumah Akatsukinya yang reot dan hampir punah itu. Ya terang saja, lha wong tadinya rumah mereka bekas sarang beruang kok. Yang pastinya kalian sendiri tentu dapat menebak sendiri bagaimana kondisinya.
Tap..
Tap..
Tap..
Sasori berlari ke arah ruang TV. "Kok tadi kayak ada suara manggil-manggil namaku ya?" tanyanya pada diri sendiri sambil menggaruk-garuk kepalanya dengan spatula yang dibawanya sejak memasak di dapur tadi. "Ah, paling cuma suara angin," sergahnya buru-buru sambil mengamati meja tempat ia meletakkan tape recordernya beberapa menit yang lalu.
"Oh My god! Tidak.. Tidak mungkin! Tadi aku jelas-jelas meletakkannya disini!" teriak Sasori histeris sambil menunjuk meja putih di sudut ruangan. "MALIIIING!" teriaknya panik membuat Tobi bangun dari tidur siangnya.
"Saso! Saso! Saso kenapa?" tanya Tobi yang langsung menghampiri tempat kejadian.
"Tape recorderku hilang..!"
"Hah? Memang tadi Saso meletakkannya dimana?" tanya Tobi was-was.
"Ini ni, disini!" tunjuk Sasori.
"Wah, ini tidak bisa dibiarkan. Cepat Saso lapor polisi!" teriak Tobi tak kalah histerisnya.
"Polisi?"
"Iya! Cepat Saso!" suruh Tobi.
"Okelah kalau begitu," jawab Saso pada akhirnya dan segera menyabar kunci angkotnya (?) menuju ke Kantor Polisi.
Sementara Saso pergi, Tobi memberitahukan kabar berita buruk ini pada rekan-rekannya yang lain seperti :
*Konan-Pein yang sedang bulan madu di Amerika, segera mengepak barang-barangnya dan menyewa becak untuk kembali ke rumah susunnya yang tak lekang oleh waktu.
*Hidan yang sedang mengikuti bimbel Jashin segera pulang sambil terus berdo'a komat-kamit saking terkejutnya ada maling.
*Itachi-Kisame yang sedang berlatih menangkap ikan segera menceburkan diri ke laut.
*Kakuzu-Hidan yang sedang mewawancarai artis dengan tape recorder milik Sasori segera pulang ke rumah.
*Deidara yang sedang di tempat gath meledakkan dirinya untuk meluncur ke rumah.
xXXxXXxXXx
Malam ini seluruh anggota Akatsuki kecuali Sasori yang masih mengurus masalah ini di Kantor Polisi berkumpul di ruang tengah untuk membahas kasus pencurian tadi siang. Rapat dipimpin oleh Pein.
"Okelah kalau begitu," buka Pein selaku sang ketua. Yang lain sweatdrop.
"Lalu bagimana?" sambung Konan.
"Hm.. intinya rumah ini, ralat. Gubuk ini sudah tidak aman," jelas Pein.
"Harusnya si maling itu minta izin sama pemilik rumahnya dulu kan?" tanya Tobi membuat semuanya menepuk jidat. "Iya kan? Itu masalahnya? Kalau asal ambil begitu kan nanti si maling bisa disangka pencuri?" sambung Tobi dengan muka ditekuk-tekuk.
"Bukan Tobi anakku sayang, manis, imut, lucu, nan goblok! Maling itu bukan nama orang.. tapi maling itu nama lain dari pencuri. Ngerti?" jelas Konan sukses membuat Tobi mengangguk dan terdiam.
"Kita lanjutkan rapatnya," ujar Pein.
"Pein!" Kakuzu mengangkat tangan kanannya. "Gue mau protes!"
"Lho, kok protesnya ke gue sih?" tukas Pein tidak terima.
"Kan lo ketuanya!"
"Kenapa gue jadi ketua?" Pein malah tanya balik.
"Ya mana gue tau!" timpal Kakuzu kesal.
"Sudah-sudah, sesama manusia beragama kita tidak boleh menghina satu sama lain. Di ajaran Jashin sesama saudara tidak boleh bertengkar!" ujar Hidan menengahi.
Kali ini Zetsu mengangkat tangannya pertanda mau bertanya. "Memangnya kita saudara?" katanya polos sukses membuat semuanya menggeleng. Hidan pundung. Kembali dengan ritual Jashinnya. Sepertinya ia mendapat murid baru, yaitu Tobi. Karena mereka sama-sama terbuang.
"Oke, sekarang kita masuk sesi pengusulan hukuman," kata Pein membuka sesi baru.
"Maksudnya, un?" tanya Deidara.
"Ya pemberian hukuman kalau malingnya tertangkap."
"Ledakkan saja un!"
"Jangan, kalau Dei yang meledakkan mau tidak mau kita juga akan ikut hancur!" tukas Itachi.
"Iya betul, lebih baik pakai pedang samehadaku saja!" usul Kisame.
"Tidak! Itu terlalu berbahaya. Lebih baik pakai kemampuanku kolaborasi dengan Dei?" timpal Konan.
"Setuju, un!" jawab Deidara penuh semangat.
"Tidak bisa begitu.."
"Harus pa.."
"Ta-?"
"Tidak setu-!"
"DIAMM!" teriak Pein dengan toa sekeras mungkin.
"Sudah-sudah.. Jashin tidak membolehkan kita menyakiti orang lain," tutur Hidan mencuri-curi kesempatan untuk ceramah, tetapi malah mendapatkan pelototan dari segala arah mata angin.
"Bagaimana,un?" tanya Deidara mengulang pertanyaannya yang sempat terputus.
"Hmm.. sepertinya memang harus diledakkan," respon Pein.
"Benarkah?"
BRAKK!
Seseorang mendobrak pintu markas. Itu Sasori. Dia tampak lemas tidak berdaya.
"Saso, bagaimana?" tanya Tobi begitu Sasori melangkahkan kakinya ke dalam.
Sasori menggeleng. "NIHIL," katanya lalu mendudukkan diri di samping Zetsu.
"Hei bro, memangnya barang apa sih yang lo cari? Sepertinya kulihat rumah kita ya tetap begini saja, tidak ada yang hilang." tanya Zetsu yang sekarang disambut anggukan anggota lainnya, sepertinya mereka juga baru menyadari bahwa rumahnya terlihat utuh, dan barang-barangnya tidak ada yang hilang.
"Ya emang.. gue kan nyari tape recorder gue yang ilang.." jawab Sasori.
"Hah? Tape recorder ya?" ulang zetsu merogoh kantong jubahnya. "Ini?" katanya sambil menyerahkan tape recorder warna merah pada Sasori.
"HUAAH~! Iya ini!" teriak Sasori mengangkat tape itu tinggi-tinggi. "Kenapa bisa di elo? Jangan-jangan emang lo yang ngambil?" tuduh Sasori pada Zetsu. Anggota lainnya pada cengo.
"Yee.. jangan salah! Tadi gue ama Kakuzu udah minta izin ke elo, tapi karna lo nggak keluar-keluar, yaudah kita pinjem aja.
"Huuh dasar! Gara-gara lo, gue sama polisi sampe debat berjam-jam, katanya mereka baru mau nyari setelah hilang 24 jam! Hiih..! Yaudah yang penting tape ini udah kembali.. my sweety, pretty, hunnyku!" teriak Sasori lebay sambil mencium-cium tape itu sampai bibirnya monyong.
Di pencetnya tombol ON pada baris kedua, dan terdengar bunyi :
"Yiaa iyalach, secharra saiyach artiz geetuh, schedule padat jadcti nggakh myungkin duonkk kalo becueck-becuekk di jalan pake highhellss.."
Klik. Sasori memencet tombol STOP.
Semoa anggota cengo saling berpandangan. Sasori menelan ludah. Dia tidak bisa berkata apa-apa.
"I-ini apa maksudnya? KENAPA REKAMAN GUE JADI BERANTAKAN KAYAK GINI?" semprot Sasori pada Zetsu dan Kakuzu.
"Em-em, sorry Sas, tadi kita berdua ngewawancarai cinta Laura," jelas Zetsu ketakutan.
"Trus rekaman gue mana?"
"Gue hapus.. sorry.." kali ini Kakuzu angkat bicara. Anggota Akatsuki yang lain tambah tidak mengerti dengan ini semua.
"HUWAA! Nggak mungkin! HIYAAAA~! BAKA ZETSU! BAKA KAKUZU! TIDAAAKK~!" teriak Sasori frustasi sambil berguling-guling di lantai. Kakinya menendang-nendang ngesot-ngesot menyaruk debu seperti alat pel. Hidan mengusap dada, Konan menuntun Tobi untuk masuk ke kamar karena menurutnya hal seperti ini tidak pantas ditonton olehnya. Sementara yang lain asik berjongkok mengikuti arah Sasori bergulung-guling dengan mata, kanan, kiri, kanan lagi, depan belakang.
Sampai..
GLUDAK!
Sasori terjatuh di lubang yang entah bagaimana bisa ada di dalam rumah.
"Ups, itu lubang yang bikin aku, un! Hehe.." kata Deidara.
"Amitaba.." Hidan mengelus dada.

Where Are You, Konan?

Beneran deh! Sekarang saya hobi menulis fic dan inilah salah satu fic tergaje saya. Fic gaje yang gak laku di ffn, wkwkwkwk…. Jadi saya publish di sini! Slamat membaca n.n
Disclaimer: Masashi Kimimoto
Summary: Konan pergi karena kesel banget ama Pein sehingga membuat yang lain ribut mencari dia
Warning: gaje, lebay, sangat OOC, abal-abal, garing, Don’t Like don’t Read, sedikit terselip kata-kata gak baek, de el el
Where Are You Konan?
Konan memisahkan dirinya menjadi berlembar-lembar kertas kemudian berubah menjadi origami kupu-kupu. Ia pergi karena kesal dengan Pein, partner yang baginya sangat menyebalkan. Makanya ia mencari hiburan dengan jalan-jalan di sekitar Konoha.
Namun ternyata Konan mengikuti seseorang. Owh… maksud saya beberapa orang. Ehem! Orang pertama, seorang gadis berambut pink pendek. Kedua, seorang pria berambut kuning yang mirip rambutnya mirip duren. Ketiga, seorang pria berambut biru tua yang rambutnya mirip buntut ayam. Tahu kan ketiga orang itu? So, saya tak perlu menyebutkannya.
Ternyata Konan mengikuti mereka karena gaya pakaian mereka itu aneh. Hah, gimana gak aneh. Sakura: Topi, kaus tanpa lengan, jaket putih, rok di atas lutut, stocking, dan sepatu putih *reader protes: masa pakaian kayak gitu dibilang aneh?*. Naruto: topi, kaos lengan pendek, jaket, celana jeans, dan sepatu olahraga *”Reader protes lagi: jiah, itu mah keren!*. Sasuke: Topi, kaos panjang, jelana panjang, sepatu *lagi-lagi reader protes: cool!*. Ckckck… saya pun bertanya-tanya kenapa Konan menganggap gaya pakaian mereka bertiga itu aneh?
Ok, gak perlu terlalu lama jelasin, SakuNaruSasu itu tidak aneh. Yang aneh adalah Konan. Yaiyalah, di markas Akatsuki mana ada yang berpakaian kayak gitu? Yang ada adalah jubah hitam corak awan merah. Keren sih keren tapi lama-lama bosan kalau setiap hari pakai baju seperti itu. Bukankah begitu? *”woi, cepet lanjutin” pada ngamuk*, kita balik lagi ke cerita tentang Konan.
Ckckck… Konan jadi bingung gara-gara Sakura, Naruto, dan Sasuke tertawa.
"Konan!"
Konan ge-er karena namanya disebut-sebut oleh ketiga anak itu. Konan jadi gaje dan salting *?*.
Konan melihat ada sebuah poster dirinya di sebuah tiang listrik. Konan jadi makin ge-er dan gaje. Merasa terkenal, ia nyanyi-nyanyi. Waduh, Konan si manusia normal aja jadi gaje gara-gara di poster ada wajahnya, apalagi yang lainnya? Ckckck….
Di markas Akatsuki…
"Konan! Konan! Konan!" Pein sibuk cari Konan yang ngilang entah ke mana. Pein jadi gaje gara-gara Konan ilang. Ckckck… Pein… Pein….
Akhirnya setelah berjam-jam sibuk cari Konan, ia mengumpulkan rekan-rekannya untuk mencari Konan. Sidang dimulai. Pain menceritakan tentang Konan yang hilang. Dan tak usah menunggu lima detik lagi, setelah satu detik Pein selesai bicara, semuanya langsung berteriak.
"Apa? Konan hilang? Ini pasti gara-gara leader!"
Pein manyun *gaje mode: ON*. Anggota akatsuki yang lainnya langsung sweatdrop. Ckckck… *gaje mode: OFF*.
"Kita harus cari Konan!" seru Sasori dan Kisame.
"Ok."
Mereka mulai bermusyawarah. Hingga akhirnya keputusan bersama telah tercapai dengan adanya kemufakatan.
Pein: mencari Konan di sebelah utara
Sasori: mencari Konan di sebelah selatan
Kisame: mencari Konan di sebelah timur
Zetsu: mencari Konan di sebelah barat
Tobi: mencari Konan di sebelah Timur Laut
Itachi: mencari Konan di sebelah Barat Laut
Deidara: mencari Konan di sebelah Tenggara
Kakuzu: mencari Konan di sebelah Barat Daya
Hidan: mencari Konan di segala arah
Namun gara-gara Hidan, kemufakatan dibatalkan. Dia berteriak, “Mati dah gue, leader gue merasa keberatan! Lebih baik gue mencari Konan di sebelah barat sedangkan Zetsu yang di segala arah. Leader seharusnya bijaksana dong!”
"Wahwihwuhwehwoh… Kamu berani mengatakan gue bloon?" Pein kesel.
"Gak kok, gue gak bilang elu bloon. Kan elu yang bilang kalo lo itu bloon!"
"Tapi maksud dari perkataan lo itu nyinggung gue!"
Dan bla bla bla…. *gaje mode: ON*.
Akhirnya keputusan tersebut diubah sesuai yang diinginkan Hidan. *gaje mode: OFF*. Mereka pun mulai mencari Konan.
Pencarian PEIN
Pein nangis-nangis gaje sambil tereak-tereak, “HUAAA! My Konan di mana?”
Banyak orang yang bingung dengan ke-gaje-an Pein. Ada yang bilang kalo Pein itu orgil, hewan liar, manusia setengah setan, dsb. Dan akibatnya adalah orang itu kena rinnegan. Pein ketawa puas setelah me-rinnegan orang yang ngatain dia, dasar gaje *di-rinnegan*!
Gara-gara Pein sering pake rinnegan poster-poster terbang. Dan salah satu poster bergambar Konan melekat di depan wajahnya. Pein langsung me-rinnegan, namun begitu ia melihat ada wajah Konan di poster itu, Pein nangis gaje lagi.
"HUAAA! Apa yang telah kulakukan pada My Konan? Aku telah membuang dia! Dia pasti marah padaku. Huhuhu… My Konan! Maaf, aku tak sengaja membuang dikau. Kuharap aku dimaafkan My Konan yang cantik."
Pencarian SASORI
"Huh! Konan bikin keribetan banget, sih!" keluh Sasori.
Sasori sudah mencari Konan di gedung bertingkat sepuluh, di kolam ikan, di selokan air, bahkan di tong sampah *?*! Ckckck… Sasori kelewat lebay mencari Konan. Gak bakal ketemu lah, dasar Sasori aneh *plak*!
Sasori mampir ke sebuah rumah makan. Ia nonton TV dengan asyik, maklum acaranya adalah pertunjukan boneka Barbie *?*. Acara seperti itu memang acara terfavorit Sasori. Ckckck….
Pencarian KISAME
Gara-gara gak tahu arah jalan, Kisame nyasar ke sebuah tempat penampungan ikan hiu. Kebetulan, ada seorang turis yang sedang berjalan, begitu melihat Kisame, ia jerit-jerit.
"HUAAA! ADA HIU LEPAAAS! TOLOOONG!"
Kisame cengo ngeliat turis itu. Si turis langsung kabur. Kemudian ada pengunjung lokal yang sedang melihat-lihat ikan hiu. Kemudian matanya melirik ke Kisame.
"Wah, ternyata di sini ada patung ikan hiu. Ckckck… Hebat banget yang bikin. Begitu sempurna dan seperti nyata. Saya jadi ingin membelinya, tapi murah apa enggak ya?"
Maklum, pengunjung itu orang kaya. Kisame merasa harga dirinya direndahkan, air matanya mulai jatuh secara deras.
"HIKS…HIKS…SAYA BUKAN PATUNG HIU!" teriak Kisame. "HIU JUGA MANUSIA! PUNYA RASA PUNYA HATI!" dan begitulah, Kisame nyanyi-nyanyi gaje dengan tangisan ALAY-nya.
Pengunjung yang bernama Maito Guy itu langsung merekam aksi Kisame dengan kamera. Ckckck… Ni orang gaje banget *di Konoha Senpu* sih.
Kisame langsung mengeluarkan Samehada-nya. Bukannya takut, Guy langsung berkata, “hebat! Seorang patung hiu bisa mengangkat sebuah pedang besar!” ckckck… gaje.
Kisame’s Pov disingkat, coz ceritanya hanya sampai di sini aja. Kalau terus dilanjutkan, akan membutuhkan banyak waktu *plak*.
Pencarian HIDAN
"Mencari-cari sesuatu yang sulit kudapatkan
Mencari-cari sesuatu yang tak kusuka
Mencari-cari sesuatu yang tak berguna…” Hidan nyanyi-nyanyi gaje *plak* sambil nari-nari dan joget-joget di tengah jalan raya.
Eh, tiba-tiba ada orang yang memberi Hidan uang recehan. Matanya sembap, mukanya merah, “Kasihan kamu Pak. Kamu gila karena tak dapat menemukan sesuatu yang kau cari. Terima kasih Pak telah mendamaikan hati saya dengan lagu yang bapak nyanyikan. Uang recehan ini adalah hadiah dari saya. Semoga bisa membantu bapak walaupun uang ini tak seberapa dengan derita yang bapak alami. Hiks… Hiks….” Wanita itu pergi. Rambut panjangnya berkibar tertiup angin saat ia berlari, air matanya terus mengalir. Hyuuga Hinata.
Hinata sukses membuat Hidan kesal sekali. Mana uang recehan yang dilempar kena kepala Hidan, kan sakit…*gaje mode: ON* hiks… hiks…. Loh kok Hidan jadi gaje sih *plak*?
Tapi Hidan tetap mengambil uang receh yang diberi Hinata. Waduh… Hidan sudah ketularan pelit dari Kakuzu *bugh* nih… ckckck…. Kata Hidan sih lumayan buat jajan es krim di warung *apa? Hidan makan es krim?*, kan lezat. Tapi Hidan terus mengejar Hinata yang telah sukses membuat kesal.
Pencarian TOBI
"MAMMMAAA! Mama di mana? Hiks… Hiks… Tobi kesepian tanpa Mama. Nanti siapa yang akan ngipasin Tobi saat Tobi kegerahan? Gak ada yang bisa meniru kemampuan Mama untuk ngipasin Tobi. Lalu siapa yang akan masakin Tobi makanan yang lezat? Gak ada yang bisa meniru kemampuan memasak Mama yang buat Tobi muntah-muntah *?*. Kemudian siapa yang akan beliin Tobi permen lollypop lagi selain Mama? Gak ada yang bisa meniru kemampuan Mama untuk membuat uang palsu *?* untuk jajan Tobi. Huhuhu…!" Tobi nangis-nangis gaje sambil jongkok, so dia akan terlihat seperti anak kecil karena badannya tertutup jubah.
Melihat itu, seorang anak berambut coklat kacang memberinya lollypop. Ia tersenyum dan berkata, “Ini lollypop buat adek. Semoga satu lolly ini bisa membuat adek terhibur. Nama adek siapa? Adek gak usah malu, topengnya dilepas dong.”
"Tobi, tapi Tobi maunya dipanggil Tobi Anak Baek. Gak ah, Tobi maunya pake topeng. Kalo nama kakak?"
"Moegi."
Akhirnya Tobi dan Moegi ngobrol-ngobrol. Sampai akhirnya Tobi bertanya pada Moegi, “Kakak Moegi mau nggak jadi Mama Tobi Anak Baek? Soalnya Tobi kesepian, Mama Konan pergi. Nanti Kak Moegi bisa ngipasin Tobi saat Tobi kegerahan, Tobi juga bisa naik di punggung Kakak saat Tobi kecapekan, dan nanti Tobi juga dibeliin lollypop sama Kakak setiap hari. Mau ya?” Tobi sangat memohon.
"WHAT? Jadi emak lo? Mending lo yang jadi pembantu gua!" Moegi marah lalu pergi, ia juga sukses menampar Tobi dengan tamparan mautnya. Tobi manyun dan air matanya banjir.
Pencarian ITACHI
Itachi berusaha mencari Konan dengan kemampuan sharingan-nya. Tapi yah… kalo Konan gak ada di sekitar situ ya… gitu deh. Gak ketemu.
"Huah…, gara-gara si Konan semuanya pada repot. Dasar! Padahal kan Ita harus bertemu dengan Sasu. Ckckck… Ita takut Sasu nangis. Hiks, hiks, hiks," Itachi nangis-nangis gaje gara-gara ketularan Tobi *plak* ya?
"Bodo ah! Selama anggota yang lain gak tahu, gak masalah kan?" Itachi tersenyum licik.
Itachi mulai berjalan, tapi tiba-tiba ia melihat poster bergambar dirinya.
Itachi langsung berubah jadi chibi *?*, “Horeee…! Itachi terkenal! Hore!”
Namun tak lama kemudian air matanya keluar dengan deras, “Huhuhu… Ita kelihatan jelek. Huhu… Ita jelek…” dan bla bla.
Pencarian DEIDARA
Beruntung, Deidara pergi ke tempat habitatnya *?* yaitu grup banci. Di sana, ia bertemu dengan para anggota Organisasi Perkumpulan Banci-Banci (OPB).
"KYAAAA! Dei-chan!" seluruh anggota itu langsung berteriak begitu melihat Deidara ada di depan mata mereka.
Deidara tersenyum getir. Bersiap-siap untuk mengambil langkah seribu. 1… 2… 3…! Dei langsung kabur. Para anggota OPB langsung ngejar-ngejar Deidara dengan gaya bences, so Deidara gak ketangkep. Parahnya lagi, Dei justru meledaki mereka dengan bom buatannya. Alhasil mereka semua langsung pingsan. Tapi Dei kesal dengan hal itu, ia berkata dalam hati, “Kenapa mereka gak mati langsung aja sih?”
Pencarian KAKUZU
Dengan malasnya, Kakuzu pergi mencari Konan.
"Konan kurang asem! Dia kayak ratu banget! Pergi seenaknya! Kan ujung-ujungnya gue yang mesti jadi korban! Gue udah setres gara-gara dompet gue ilang. Konan, elu mo buat gue gila ye? Pake acara ngilang-ngilang kagak jelas!"
"Pijat sehat! Alat pembebas setres! Dijamin 100% bebas setres!" teriak seorang tukang pijat bernama Ino.
"Saya mau! Saya mau!" seru Kakuzu dengan penuh semangat.
Ino menghampiri Kakuzu dan menuntunnya. Kakuzu diberi perawatan dan pemijatan. Ia pun terbebas dari setres. Sampai akhirnya…
"Maaf, pak! Anda harus membayar uang sejumlah 30’000’000," Ino tersenyum.
"30’000’000? Elu mau buat gue lebih dari gila, ye? Gue udah gila, ngapain lo nambahin kegilaan buat gue?" omel Kakuzu.
"Maaf, moto kami adalah: kami melayani anda, anda melayani kami," Ino tersenyum.
Kakuzu pingsan seketika.
Ino menjerit kaget, “KYAAA! Tolong! Ada orang pingsan!”
Ino berusaha membangunkan Kakuzu, “Ayo, Pak! Bangun, Pak! Kalau tidak siapa yang akan membayar pelayanan kami? Jidat elu apa?”
Ambulans dipanggil oleh pihak tempat kerja Ino. Ngangkat badannya Kakuzu susah ameeet, dah! Kurang lebih adalah sepuluh orang tuh yang ngangkat Kakuzu. Semua orang yang mengangkat Kakuzu langsung berpikir, “Busyet! Ni orang kebanyakan lemak apa kebanyakan dosa sih? Bujuk, ni orang beratnya dua ton ya?”
Nyahaha… Kakuzu, terima nasib ape adenye ye… *plak*.
Pencarian ZETSU
Zetsu bukannya cari Konan, eh… dia malah asik tidur di kolong jembatan (katanya kalo tidur di markas nanti ketahuan sama pein dan gak akan dikasih ampun). Memang sih hari ini saatnya Zetsu untuk istirahat. Zzzzz….
Di markas…
"Hello! I’m come back!" seru Konan tertawa riang sambil memasuki markas Akatsuki.
"Anak-anak, ternyata saya itu terkenal loh! Tahu gak sih, foto saya dipajang di sekitar kota…"
Konan berhenti. Ia melihat markas kosong.
"KYAAAAA! Awas aja kalo semua pada pulang! Gak akan gue kasih makan sesuap nasi pun!" ujar Konan saking keselnya.
Ok, buat semua para anggota akatsuki, selamat menahan lapar ya! Nyahahaha *ditimpuk*!
END

Snow White's Story


Gomen buat semuanya yah klo misalkan fanfic yg satu ini kaga lucunya sama sekali.
Tapi gua udah berusaha kok bikin selucu mungkin!
Title: Snow White's Story
Summary: Dahulu kala, hiduplah seorang Putri yang cantik, tetapi mempunyai Ibu tiri yang jahat. Bagaimanakah nasib Putri Deidara?
Disclaimer: Pengennya sih punya gua, tapi udah diambil duluan sama mas Kishimoto.. T.T
Author: Gua alias Aozora.. :D
-XoX-
Dahulu kala, hiduplah sosok Putri yang cantik nan banci bernama Deidara(dibom Deidara). Hidupnya sangatlah menderita karena ia hidup bersama ibu tirinya yang galak, kejam, ga tau diri, tua bangka, bau tanah, resek lagi! Nama ibu tirinya, Konan(digibeng Konan).Tetapi Deidata tetap tabah menjalani hidupnya yang menderita.
Suatu hari saat Deidara sedang mencuci baju di sumur(?) sambil menyanyi, datang Pangeran gagah bernama Sasori(kyaaa!). Sasori tertarik dengan suara Deidara yang khas. Ia mencari sumber suara tersebut. Dan bertemulah mereka!
"Siapa dikau?" tanya Deidara kebingungan sekalian terpesona melihat Sasori.
"Aku? Kau tidak kenal aku?" Sasori kebingungan, karena setiap orang pasti mengenalnya, yaitu Pangeran dari negri seberang.
"Ihh, situ sapa? Ga usah nganggep diri terkenal deh! Baru pertama kali kenal aja udah SKSD!" Deidara ngeremehin Sasori.
Kurang ajar juga nih banci, eh, cewe! batin Sasori. Sasori yang sabar berkata, "Aku Sasori, Pangeran dari Negri sebelah."
"Hah! Pangeran! Maafkan atas kelancangan hamba, baginda!" kata Deidara sopan.
"Tidak apa-apa. Siapa nama dikau?"
"Nama daku Deidara."
"Ohh. Wah, saya ada urusan negara nih sekarang. Maaf yah Deidara, saya harus pulang dulu, nanti Mami Temari marah sama saya."
"Oh, gapapa kok. Kapan-kapan kita bisa bertemu kembali kok!"
"Ya. Sampai jumpa.
"Iya."
Pertemuan tersebut membekas di hati kedua muda-mudi tersebut. Konan yang mengetahui pertemuan mereka berdua murka. Ia menyuruh pengawalnya, Neji untuk membuang Deidara di tengah hutan.
"Apa! Jangan Ratu-ku!" Neji memohon kepada Ratu untuk jangan membuang Deidara.
"Ahh! Masa bodo! Lu mau gaji lu gua kurangin, terus gua sebarin foto lu waktu pacaran sama tukang koki gua, Gaara!" Konan mengancam Neji. (Ratu ketahuan YaoiFanGirl-nya)
"Ampun Nyi Konan, janganlah membawa-bawa Gaara, saya lah yang salah." Neji mohon ampun.
"Enak aja lu panggil gua Nyi! Lu kira gua Nyi Roro Kidul! Udahlah! Cepet laksanain perintah gua!"
"Iy, iya Ratu!"
Neji pun membawa Deidara ke tengah hutan dan meninggalkannya begitu saja. Deidara yang sendirian di tengah hutan mulai menangis karena kelaparan dan ketakutan. Tiba-tiba terdengar nyanyian.
Kami tujuh orang kerdil yang senang bekerja dan giat berlatih. Siang makan nasi, malam minum susu, sehat sentosa!
"Siapa itu yang nyanyi? Kok, suaranya bikin perasaan gua kaga enak yah?" Deidara kebingungan.
"Eh, itu ada seorang banci di situ!" teriak salah satu diantara ketujuh orang itu yang banyak tindiknya sambil menunjuk Deidara.
"Eh, lu kira gua banci! Gua cewe tulen tau!" Deidara ngomel-ngomel sendiri.
"Maaf yah. Saudaraku yang satu ini memang matanya rada-rada. Padahal saya kira tadinya bencong lho!" salah satu diantara mereka yang banyak keriput dan berambut hitam menyela.
"Itu mah sama aja ngatain gua! Si kakek kurang ajar nih!" Deidara ngamuk sendiri.
"Hoi, jangan saling bertengkar! Dewa Jashin tidak suka akan pertengkaran!" sela cowo berambut emas(?) ato putih(?), tau ah gelap! (Author ga mo tanggung jawab).
"Siapa nama mu?" tanya yang memakai topeng.
"Namaku Deidara. Aku dibuang di sini oleh ibu tiri-ku." Deidara menangis termehek-mehek.
"Oh, janganlah menangis. Aku di sini bersamamu." makhluk setengah manusia setengah hiu sok puitis.
"Kyaa! Hiu ngomong!" Deidara berteriak.
"Astaghfirullah! Udah dihibur malah ngatain gua!" Kisame jadi ngomel sendiri.
"Emang udah kenyataan hidup kok. Kalo lu dikatain 'ganteng', Apa Kata Dunia!", kata makhluk setengah tanaman sambil niru iklan pajak.
"Kau kan sudah dibuang oleh Ibu tiri-mu, apakah kau mau tinggal bersama kami?" tanya Pein dengan lembut.
"Wah, Pein bokep nih! Jangan mau!" Itachi menyela.
"Eh, kalo kita tinggal di sini begitu aja, nanti dia malahan di makan sama singa hutan!" Pein protes.
"Kalo tinggal sama kita, nanti dimakan sama lu!", kata Hidan.
"Plus biaya bulanan jadi naek! Udah tau harga beras, cabe, pete, jengkol naek semua! Lu mau cariin duit tambahan!" omel orang kerdil yang ketujuh.
"Udah ah, jangan berantem terus! Ayo, kenalin diri sendiri satu-satu!" Zetsu jadi pertengahan mereka.
"Nama gua Pein..."
"BOKEP!" tereak semuanya, kecuali Deidara.
"Sialan lu pada! Gua belom aja selesain omongan gua! Nama gua Pein! Gua ketua di sini!" Pein perkenalkan diri dari ulang.
"Aku Tobi! Tobi anak baek, penurut sama ortu, ga durhaka, pekerja keras, dan mandiri!" Tobi dengan riang memperkenalkan namanya.
"Perkenalkan, namaku Uchiha Itachi" Itachi memperkenalkan dirinya dengan muka (sok) cool.
"Nama gua Kisame." Kisame memperkenalkan dirinya dengan singkat karena masih ngambek dikatain 'hiu bisa ngomong'.
"Nama gua Kakuzu, bendahara di sini."
Pantesan nih orang dari mukanya kelihatan pelitnya minta ampun, batin Deidara.
"Namaku Hidan, penganut agama Jashin yang setia." Hidan apa-apa pasti bawa Dewa Jashin terus.
"Nama gua Zetsu." Zetsu memperkenalkan dirinya dengan singkat.
"Tapi mas kok belang-belang yah?" tanya Deidara kebingungan.
"Emang udah dari lahirnya begitu kok!" sela Pein.
Sekarang Zetsu yang ngambek.
"Apakah benar tidak apa-apa aku tinggal bersama kalian?" tanya Deidara (sok) imoet.
"Tidak apa-apa. Apalagi kami merasa beruntung karena ada yang mau memasak makanan untuk kami." kata Itachi sambil membayangkan masakan buatan Tobi yang rasanya Waaahh sampe mereka semua ga nafsu makan lagi.
"Tapi, emangnya tante Deidara bisa masak?" tanya Tobi polos.
"Bisa kok. Aku bisa masak semur jengkol, kentang pete, pecel pete, pecel jengkol." kata Deidara.
Entah kenapa yang bisa Deidara masak semuanya berbau 'semerbak'.
"Tapi kalo biaya bulanan naek gimana? Kita kan mesti tambah kerja keras." protes Kakuzu sambil ngambil kalkulatornya.
"Alah! Lu tenang aja lha! Duit bisa nanti! Dalam agama Jashin, menolong orang merupakan tindakan yang paling mulia!" lagi-lagi Hidan berbicara tentang Dewa Jashin.
"Udah ah, sampe kapan lu pada mo di sini terus! Ayo kita pulang!" teriak Kisame yang udah sadar dari ambekannya. (Zetsu masih belom sadar)
"Ya udah, sambil nyanyi yuk semuanya!" teriak Pein.
"Lagu kebangsaan Tobi yah!" Tobi memohon.
"Ya udah, terserah lu lah!" ucap Hidan.
Aku ingin begini, aku ingin begitu
Ingin ini ingin itu banyak sekali..
Semua, semua, semua! Dapat.. (Author apal juga)
Semuanya menyanyi kecuali Deidara yang cengo sendiri.
Nih anak autis juga yah, masa lagu Dora**** di jadiin lagu kebangsaannya, batin Deidara.
Begitulah cara Putri Deidara bertemu ketujuh orang autis(ditimpuk sepatu sama Akatsuki)
Ulang!
Begitulah cara Putri Deidara bertemu ketujuh orang kerdil dan untuk sementara waktu, Deidara menginap di rumah ketujuh orang tersebut. Dapatkah Deidara bertemu dengan Pangerannya kembali!
-XoX-
Selesai chapter 1~
Sorry yah klo nih cerita jadi gaje begini.. :P
Mohon ampuni hamba.. ~.~
Hhe, kan udah cape nih, jadi minta review nya dong biar tambah semangat buat bikin chapter 2! ^^
Hhohohoho (tawa ala Nyi Konan). Yang berkesangkutan langsung bersin-bersin.
Makasih yah kalo udah mo baca fanfic (gaje) ini.. ^^
Daku terharu, ternyata ada juga yang respon fanfic ini.. T.~
Makasih yah yg udah mo baca dan review.. ^^
Akhir kata, met baca!
-XoX-
Sang Putri dan ketujuh orang kerdil berjalan menuju rumah tujuh orang kerdil tersebut.
"Itu dia rumah kita!" teriak Tobi.
"Hosh, hosh, hosh.." Deidara ngos-ngosan.
"Payah nih! Masa cuman jalan bentar aja udah kecapekan!" Kisame ngeledek Deidara.
"Bentar palelu peang! Gimana ga mo ngos-ngosan! Kita udah jalan 4 jam plus gua denger suara lu semua yang sumbang! Hampir aja dewa kematian jemput gua" Deidara ngomel.
"Masa suara daku yang indah ini dibilang sumbang!" protes Itachi.
"Emang kenyataan kok." sela Kakuzu.
"Masuk yuk semua!" kata Pein yang ga mau ikut campur perkelahian anak buahnya(?).
Deidara yang kecapekan duduk dan ketujuh orang kerdil sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.
Pein buka-buka buku porno.
Tobi nonton Dora and The Explore.
Itachi pake masker wajah pengurang keriput.
Kakuzu ngitung duit.
Hidan siapin upacara penyembahan Dewa jashin.
Kisame sibuk godain ikan mas betina.
Zetsu masih ngambek.
Sementara itu, Ratu Konan sedang melipat-lipat kertas origami di kerajaan-nya. Lama-lama, Ratu Konan merasa menjadi bosan dan memanggil salah satu pengawalnya.
"Kankuro!" teriak Ratu Konan sampe ludahnya muncrat 7 km dengan kecepatan 1,5 km/jam.
"Ada apa, Baginda Ratu?" tanya Kankuro.
"Cepat siapkan alat-alat meramalku. Aku sedang bosan." perintah Ratu Konan.
"Baik, Baginda Ratu." dengan segera, Kankuro hilang dari pandangan Konan.
"Semua sudah disiapkan Ratu-ku." lapor Kankuro.
"Bagus!" kata Konan sembari bangkit dari singgasananya.
"Ratu mau ditemenin ga?" tanya Kankuro centil.
"Ahhh, bisa aja nih mang Kankurou!" jawab Konan centil.
Ketahuan nih Ratu ada apa-apanya sama Kankuro, batin Neji yang melihat mereka berdua saling centil.
Ratu memasuki ruang ramal-nya(sendirian tanpa Kankuro) dan duduk di sebuah kursi.
Apa yah yang terjadi dengan Deidara? Apakah ia sudah mati? Atau masih hidup? batin Ratu yang penasaran akan keberadaan Deidara.
"Wahai Bola Ramal Ajaib Orochimaru, di manakah keberadaan Deidara?" ramal Konan.
"Boleh-boleh aja, tapi duit dulu dong!" ucap Orochimaru.
"Ahh, matre lo! Duit terus yang lu minta tiap hari! Nih!" jawab Konan sembari melempar segepok duit ($.$) ke sebuah kolam.
"Nah, gitu dong!" kata Orochimaru sambil memegang segepok duit tadi.
"Bola ramal aja matre! Emangnya tuh duit buat apa sih?" tanya Konan penasaran.
"Yah buat eike menicure, pedicure, creambath, gunting di salon lah! Siapa tau eike bisa jadi bintang iklan Sunsilk!" jawab Orochimaru dengan gaya 'khas' nya.
Konan yang melihat gayanya itu langsung ilfil.
"Terserah lu deh! Sekarang di mana Deidara?" tanya Ratu Konan.
"Oh, sekarang dia ada di dalam rumah tujuh orang kerdil yang autis(disambit Akatsuki)." jawab Orochimaru.
"Apaaa!" teriak Ratu Konan.
Jeng, jeng, jeng! (suara kaget khas sinetron)
"Lihat saja kau Deidara, aku tidak akan membiarkan kamu lolos!" kata Konan sambil niru orang jahat di sinetron gara-gara kebanyakan nonton sinetron.
"Bodo amet lu mo lolosin dia ato kaga. Udah ah, eike mo ke salon dulu! Yu, dadah, bye-bye!" kata Orochimaru.
Ratu Konan yang jahat, bau tanah, resek, sombong, jelek (Author dijadiin origami) memikirkan cara untuk menyingkirkan Deidara.
Cring! Ratu Konan mendapatkan ide. Ia menyiapkan bahan-bahan beracun seperti sianida, kaos kaki 5 tahun berturut-turut ga dicuci, bulu ketek Orochimaru, mata cicak, minyak nyong-nyong, dan benda-benda lain yang bisa bikin hoeeekk.
Saat Ratu Konan sedang memasak(?), apa yang terjadi dengan Sasori?

==^.^==
Sasori terus memikirkan sosok banci, eh, cewe tersebut setiap hari setiap waktu. Ia pun ingin sekali bertemu dengannya lagi. Akhirnya Sasori menunggang kudanya dan pergi ke tempat pertama kali mereka bertemu. Tetapi yang ia tidak melihat Deidara di mana-mana dan pulang dengan kecewa.
"Sasori sayang, kamu habis ke mana?" tanya Temari selaku mami-nya Sasori.
"Aku habis mencari cewe pujaan aku mi, tapi tadi aku engga ketemu dia." jawab Sasori sedih.
"Aduh, gimana nih anak kita pi? Papi hibur Sasori dong!" nasehat Temari ke suaminya.
"Yah, namanya juga anak muda. Hoam.. Ngantuk nih mi, tidur yuk!" jawab Shikamaru selaku papi-nya Sasori.
"Aduh, papi napsu amet hari ini!" kata Temari blushing.
Sasori langsung enek 7 turunan.
"Bukan itu mi, maksud papi tidur beneran! Ngantuk banget nih!" ucap Shikamaru asal-asalan.
"Yah, papi ga romantis nih! Lagian kan bentar lagi ada pertunjukan istana pesanan papi yang hari ini mo dateng." jawab Temari yang kecewa.
"Hah! Lagi! Pertunjukan Istana apa lagi? Perasaan tiap hari di istana banyak pertunjukan deh. Kemarin Kesenian Reog, kemarin lusa Tari Perut, kemarin kemarinnya lagi The Master, sekarang apa lagi?" tanya Sasori bingung.
"Hari ini topeng monyet, sayang." jawab Temari riang.
Susah punya orang tua rada-rada, batin Sasori yang menyesal telah dilahirkan dari rahim Temari hasil buahan Shikamaru 3 hari 3 malem.
Sasori yang sedih masuk ke dalam kamarnya. Sasori terus berpikir di manakah pujaan lambungnya berada?(kalo hati terus bosen!) Sasori menangis pelan karena ia takut ada orang yang mendengarnya. Semalam ia menangis terus-terusan merindukan Deidara. Pagi-paginya, Sasori dengan tampang acak-acakan keluar kamar. Papi dan mami-nya mengira Sasori itu Gaara sang tukang koki Ratu Konan yang nyasar karena mata Sasori terdapat lingkaran hitam habis menangis.
Sialan, napa sih banyak orang yang bilang gua mirip sama Gaara? Jangan-jangan.. dia kakak kandungku? Pantesan orang tua gua kaga ada mirip-miripnya sama gua, batin Sasori yang sudah makin ngaco karena kangen Deidara.
Sementara itu, apa yang sedang dilakukan Deidara dan ketujuh orang kerdil?
==^.^==
Pagi ini indah sekali, batin Deidara.
Deidara menarik nafas panjang dan menahannya.
"WOOOII! BANGUN LU SEMUA!" teriak Deidara yang mendapatkan tugas membangunkan ketujuh orang kerdil.
Kakuzu, Hidan, Zetsu, Pein, Itachi, Kisame bangun dan terkaget-kaget. Sedangkan Tobi masih ngigo.
"Tobi min..ta.. doongg.." Tobi ngigo.
Tiba-tiba Tobi merasakan hawa pembunuh yang kuat dari Deidara.
Tapi Tobi masih belom bangun. Karena hawa pembunuh Deidara, Tobi jadi mimpi seram.
"Am, ampun om Deidara!" Tobi ngigo tentang Deidara.
Dengan segera, Deidara nyambit Tobi pake DVD.
"Nooooo! DVD yang kubeli seharga 50.000!" teriak Kakuzu pilu.
Tobi bangun terkaget-kaget.
"Hwaaa, tante Deidara galak amat! Masa Tobi dipukul! Tobi kan anak baeekk!" protes Tobi.
"Berisik lu! Lagian gua bangunin daritadi kaga bangun-bangun, malah gua dikatain 'om' lagi!" balas Deidara.
"Maafin Tobi yah tante Deidara." jawab Tobi yang memasang tampang(sok) uke, tapi ketutupan topengnya.
"Pagi-pagi udah berisik." kata Itachi sambil nyatok rambutnya.
"Uchiha! Lu tau ga sih berapa duit yang mesti gua keluarin buat bayar biaya listrik lu tiap hari! Duit jajan lu gua kurangin!" teriak Kakuzu.
Itachi nangis tersendet-sendet. Oh otouto, kenapa aniki-mu ini harus tinggal dengan rentenir? batin Itachi.
Sasuke yang lagi pacaran sama Naruto langsung bersin-bersin.
Pasti baka-aniki gua lagi sirik sama kegantengan gua, batin Sasuke.
"Kakuzu, janganlah serakah! Dewa Jashin tidak suka dengan orang serakah dan koruptor!" Ustad Hidan menasehati.
"Temen gua napa kaga ada yang beres yah?" tanya Zetsu kebingungan.
"Sama kaya lu! Lu juga kaga beres! Liet aja badan lu yang kaya tanaman ngerambat!" protes Kisame.
Zetsu ngambek lagi.
"Sudah lah saudara-saudaraku, jangan bertengkar! Mari kita sambut pagi ini dengan ceria!" Pein sok jadi penengah.
"Ogah kalo ketuanya elu! Ketua bokep aja mo nasehatin anak buahnya!" protes Kisame lagi.
"Ah, kebanyakan protes aja lu, hiu bisa ngomong!" omel Deidara.
Lagi-lagi Kisame ngambek.
"Ayo sarapan, aku sudah membuatkan sop jengkol untuk kalian semua!" kata Deidara ramah.
Akatsuki minus Deidara, Konan, dan Sasori berebutan makanan. Selesai makan, mereka semua bersiap-siap untuk bekerja lagi.
"Deidara, apapun yang terjadi, janganlah dikau keluar rumah. Nanti jika Ratu mengetahui dirimu itu masih hidup, bisa-bisa kau dikulitin sama Ratu itu." petuah kakek Itachi.
"Baik, kakek Itachi. Saya pasti akan mendengarkan nasehat kakek." jawab Deidara sopan.
"Anjrit! Kok gua di katain kakek terus sih sama lu dari kemaren!" Itachi ngamuk.
"Kenyataan itu memang pahit, Uchiha." kata Pein sambil menepuk pundak Itachi.
"Maksud lu kenyataannya gua beneran mirip kakek-kakek!" teriak Itachi.
"Ya iyalah! Masa ya iya dong! Cuapek duehh!" Pein mulai kumat.
Itachi menangis lagi dan bersender ke Tobi.
"Hwaaa! Itachi-senpai! Lepasin! Tobi ga mau yaoi!" teriak Tobi histeris.
"Itachi! Jangan kau begitu! Dewa Jashin tidak suka yaoi!" Ustad Hidan lagi-lagi menasehati.
"Jadi kalo misalkan Dewa Jashin suka yaoi, lu juga bakalan yaoi?" tanya Zetsu asal-asalan.
"Yah, itu termasuk salah satu kewajiban pengikut agama Jashin." jawab Hidan.
"Astaghfirullah! Tobat, Dan! Tobat! Kiamat udah dateng!" sekarang yang jadi ustad si Kisame.
"Hah! Kiamat udah dateng! Mana? Tobi engga liet siapa-siapa tuh selain kita!" Tobi kumat lagi.
Semuanya (minus Tobi dan Hidan) jadi ilfil sama Hidan gara-gara mau yaoi dan Tobi yang lagi kumat.
"Lu semua mo sampe kapan berantem terus? Ayo kita berangkat cari duit yang banyak!" perintah Kakuzu.
"Sip Boss!" teriak semuanya kecuali Deidara.
Mereka semua kecuali Deidara pergi dengan bernyanyi.
Mba, sms siapa ini Mba?
Mba pesannya pake sayang-sayang..
Lagi-lagi ketujuh orang kerdil tersebut menyanyi lagu yang membuat perasaan Deidara ga enak.
Kesempatan nih, batin Deidara.
Ternyata Deidara berencana untuk mandi sepuas-puasnya, mumpung Kakuzu lagi pergi dan Pein bokep lagi pergi. (Author di rinnegan)
Ah, sambil nyanyi ah biar maknyoss! batin Deidara sambil meniru gaya Tukul.
Ayo goyang! Duyu~ Bebaskanlah hatimu
Ayo goyang! Duyu~..
Deidara menyanyi sambil ngedangdut dan goyang gergaji khas Dewi Persik.
Kelakuan si kucing garong!
Ora kena ndeleng sing mlesnong!
Sekarang Deidara udah bergaya hip-hop dan nari ala Michael Jackson.
Entah kenapa, semua makhluk di sekitar Deidara radius 15 km tumbang semua. Beruntung ketujuh orang kerdil sudah jauh sekali.
Selagi Deidara goyang, apa yang dilakukan enyak tiri-nya si Deidara?
==^.^==
"Siip! udah selesai deh ramuan racun gua!" Konan kesenengan.
"Naruto! Sasuke!" teriak Ratu Konan memanggil sepasang kekasih tersebut.
"Haduh, Ratu ganggu aja nih! Orang lagi pacaran jangan diganggu, nanti dapet karma lho!" protes Sasuke.
Enaknya masa muda, batin Konan iri.
"Hah! Gua tau kalo lu sirik kan, Ratu?" Sasuke nyindir Konan sambil memeluk Naruto di sampingnya.
"Sas, Sasuke! Jangan kurang ajar sama Ratu Konan!" Naruto protes dan melepaskan dirinya dari Sasuke.
"Enak aja lo! Masa gua iri sama orang kaya lu!" Konan membantah.
"Pelayan aja sombong! Gua punya tugas buat lu berdua!" Konan jadi bad mood.
"Tugas apa, Ratu?" tanya Naruto sopan.
"Kalian berdua kuutus pergi ke hutan untuk mencari Deidara dan tujuh orang kerdil. Setelah kalian menemukan mereka, paksa mereka makan ke-delapan apel beracun ini!" Konan tersenyum jahat.
"Aye, aye sir!" jawab Naruto dan Sasuke serempak.
Apakah yang akan terjadi dengan Deidara dan ketujuh orang kerdil tersebut?
Apakah mereka akan mati di tangan nyak tiri-nya Deidara yang jahat, kejam, sombong, iri hati, bau tanah, dan (Author ditimpuk sama Konan lagi sebelum Author ngomong kelanjutannya. Author dendam sama Konan)...
Kita lihat setelah pariwaya berikut ini.
-XoX-
Kayanya nih fic makin lama makin gaje.. -o-"
Maafin Ao-chan deh yah kalo misalkan ga lucu dan gaje.. .
Minta review duunnkk.. :D (Author kaga tau malu)
Lalalala~
Selesai chapter 3!
Makasih ya yang udah mo review.. ^^
Met baca! XD
-XoX-
"Tuh nenek kejam amet suruh kita jalan ke hutan belantara gini buat nyari Deidara." keluh Sasuke.
"Namanya juga pekerjaan. Kalo kita udah di bayar dan ga ngelaksanain pekerjaan kita, namanya bukan kerja!" jawab cowo berambut pirang bermuka manis adem ayem.
"Iya sih, tapi kenapa mesti waktu kita lagi -biip- (Author sensor!)! Nanti pulang kita lanjut yah!" kata Sasuke.
"Engga! Dasar, teme hentai!" muka Naruto memerah.
"Hhe, ga boleh yah?" tanya Sasuke mantap.
"Ehm.. Iya deh." muka Naruto semerah strawberry.
Yess! batin Sasuke.
"Nanti gimana caranya biar mereka mau kasih masuk ke rumah mereka?" tanya Naruto kebingungan.
"Ehhmm.." Sasuke berpikir dengan otaknya.
"Nanti kamu pura-pura sakit aja sayang, biar mereka kasih kita masuk." senyum licik Sasuke muncul.
"Wah, ide bagus tuh! Manjur juga otak lu, teme!" jawab Naruto.
"Teme bilang dobe." Sasuke balas katain Naruto.
==^.^==
"Kami pulang!" teriak ketujuh orang kerdil.
"Wah, udah balik yah?" tanya Deidara.
"Iya dong! Masa belum balik udah sesore begini." senyum Itachi.
"Aku sudah siapkan masakan untuk kalian semua lho!" Deidara membuka tudung saji di atas meja.
Ketujuh orang kerdil langsung berebutan makanan.
Tok, tok, tok..
"Ketua, lu aja yang buka pintu!" kata Kakuzu.
"Enak aja lo! Nanti makanan gua di ambil sama lu pada!" omel Pein.
"Lu pada ribut aja, gua aja deh yang bukain tuh pintu." jawab Itachi (sok) cool.
"Tumben kita kedatengan tamu yah.." kata Tobi.
"Tak tau deh.." jawab Zetsu dan Hidan kompak.
Itachi membuka pintu masuk dan di depannya berdiri Sasuke.
"Otouto." Itachi bengong melihat adiknya.
"Aniki." Sasuke juga bengong melihat kakaknya.
"Sejak kapan lu ganti profesi jadi orang kerdil?" tanya Sasuke.
Itachi yang nyadar dirinya udah ganti profesi dari pesuruh kerajaan jadi orang kerdil mukanya memerah.
"Bukan urusan lu! Baka otouto!" marah Itachi.
"Yeehh, napa lu jadi sewot sendiri?" omel Sasuke.
"Napa nih ribut-ribut?" tanya Hidan.
Semuanya keluar rumah untuk melihat siapa yang datang.
"Ga papa. Kenalin nih, otouto gua." jawab Itachi.
"Otouto lu! Masa sih! Kok perbedaan muka lu berdua kaya surga dan neraka yah?" tanya Kisame.
"Kalo lu neraka-nya dan otouto lu surga-nya." sambung Kakuzu.
Itachi menangis meraung-raung lagi.
"Baytewey, eniway, baswey, ngapain lu dateng ke sini?" tanya Pein belagu.
"Begini, pacar-ku, Naruto kakinya terkilir. Aku cuman mau minta sedikit perban untuk membalut kakinya." jawab Sasuke.
Semuanya menengok ke belakang Sasuke dan melihat sosok cowo manis nan cantik bertampang uke sedang memegang kakinya dan meringis kesakitan.
Ketujuh orang kerdil langsung belomba-lomba menghampirinya.
"Gue duluan yang obatin dia!"
"Engga! Gue!"
"Enak aja! Gue tau!"
Ketujuh orang kerdil berebutan mengobati Naruto karena terpana akan kecantikan Naruto.
"Weeehh! Uke gua tuh! Lu pada mo apain!" teriak Sasuke panik.
BLETAK!
Deidara menyambit ketujuh orang kerdil.
"Lu pada yah! Kok dia direbutin sih sedangkan gua napa engga!" omel Deidara.
"Tanya kepada orang tuamu kenapa dirimu itu dilahirkan dengan muka seperti itu." kata Zetsu.
Zetsu disambit pake sendal lagi oleh Deidara.
"Udah lu semua masuk, sebelum gua sambit pake batu!" omel Deidara.
Ketujuh orang kerdil berlomba-lomba masuk kembali ke dalam rumah.
"Kamu ga apa-apa?" tanya Deidara ke Naruto.
"Iy, iya." jawab Naruto yang rada-rada trauma gara-gara "penyerbuan" tadi.
"Ayo masuk!" kata Deidara ramah.
"Iya." kata Sasuke sembari menggendong Naruto masuk ke dalam rumah ketujuh orang kerdil.
"Ayo makan dulu! Kalian pasti lapar." kata Deidara. Angel mode: ON.
"Makasih, om." kata Sasuke dan Naruto kompak.
"Siapa yang lu bilang om! Gua cewe!" teriak Deidara. Evil mode: ON.
"Ampun!" kata Sasuke dan Naruto kompak lagi.
"Nah, gitu dong. Ayo, anggap aja rumah sendiri." kata Deidara ramah.
Nih orang gampang amet berubah moodnya, batin Naruto.
"Err, kalo boleh tau, nama tante siapa yah?" tanya Naruto.
"Nama ku Deidara. Salam kenal." jawab Deidara.
Bingo! Target ditemukan! batin Sasuke dan Naruto.
"Kalo aku Tobi!" kata Tobi riang.
"Aku bendahara di sini, Kakuzu."
"Aku Uchiha Itachi, saudara Uchiha Sasuke. Perkenalkan, nona cantik." kata Itachi sembari mencium tangan Naruto.
Tiba-tiba ada aura pembunuh dari Sasuke.
"Aniki, beraninya dirimu mencium tangan Naruto.." kata Sasuke melotot.
"Chidoriii!" kata Sasuke sambil men-chidori Itachi.
"Gyaaaaa!" Itachi lari tersukur-sukur, eh, tersungkur-sungkur.
"Lagian aku cowo kok, bukan cewe." kata Naruto.
Lanjjuutt!
"Aku Pein, ketua di sini."
"Aku Zetsu."
"Ehm, sorry mas, saya kira daritadi mas itu tanaman lho!" kata Naruto polos.
Zetsu ngambek lagi. Yang lainnya cuman bisa geleng-geleng kepala.
"Aku Hidan. Penganut DJ." kata Hidan.
"Oh! DJ yang sering muter-muter piring item di club malem yah?" tanya Sasuke.
"Bukan, o'on! DJ yang gua maksud itu Dewa Jashin. Ya ampun Dewa Jashin, ampunilah kesalahannya!" omel Hidan.
"Kok kalian bisa ada di sini sih?" sela Deidara.
"Begini, kami sedang ingin ke negri seberang dengan melewati hutan ini dan kami tersesat. Terus aku terjatuh dan kakiku terkilir. Beruntung kami menemukan kalian." cerita Naruto dengan mata berkaca-kaca. Semuanya blushing ngeliet muka Naruto, kecuali Deidara(Ya iyalah, klo dia blushing, berarti lesbi dong! *Author dibom lagi*)
"Memangnya kalian mau ngapain ke negri seberang?" tanya Kisame.
"Kami ingin menjual kedelapan apel ini!" kata Sasuke sembari mengeluarkan delapan apel.
"Hah! Ke negri seberang cuman buat jual delapan apel! Ga salah alamat lu!" tanya Pein.
"Kaga kali mas! Situnya aja yang ga tau kalo ini apel ajaib!" kata Naruto.
"Hah! Ajaib?" kata semuanya minus Sasuke dan Naruto.
"Yo-i!" kata Sasuke mantep.
"Kalo makan buah yang pertama ini, orang tersebut bakalan dapet banyak cewe sexy. Kalo makan buah yang kedua ini, orang tersebut bakalan banyak duit. Kalo makan buah yang ketiga ini, orang tersebut mukanya bakalan awet muda. Kalo makan buah yang keempat ini, orang tersebut badannya bakalan normal kaya manusia. Kalo makan buah yang kelima ini, orang tersebut bakalan langsung ketemu DJ. Kalo makan buah yang keenam ini, orang tersebut mukanya bakalan ganteng dan normal. Kalo makan buah yang ketujuh ini, orang tersebut bakalan hidup dikelilingi permen. Kalo makan buah yang kedelapan ini, orang tersebut bakalan bertemu lagi dengan pujaan hatinya." kata Sasuke tanpa bernafas sampe Sasuke ngos-ngosan kaya suara uke.
"Wah, ajaib banget tuh buah! Gua beli deh buah yang keempat! Berapa harganya?" tanya Zetsu.
"Harganya 200 rebu!" kata Sasuke.
"Weks! Mahal amet sih bos! Turunin dikit lah!" tawar menawar pun di mulai.
"Ga bisa! Harga udah tetep, ga bisa diganggu gugat! Lu mau ato kaga neh?" ancem Sasuke.
"Yah terpaksa deh." kata Zetsu.
"Kakuzu, pinjemin gua 200 rebu dong!" kata Zetsu.
"Gua juga!" kata semuanya minus Kakuzu, Sasuke, Naruto, dan Zetsu.
"Ga bisa! Lu pada pake duit lu sendiri aja!" kata Kakuzu pelit.
"Eh dudul, kalo lu beli tuh buah nomor 2, lu bakalan cepet kaya dan duit kita kan bisa keganti sama kekayaan lu!" kata Hidan.
"Iya juga! Tumben lu pinter, Dan! Nih, gua bayar semuanya 1,6 juta di bayar tunai!" kata Kakuzu.
"Hhe, gitu dong bos! Nih, semua apelnya!" kata Sasuke.
"Ya udah, nih duitnya." kata Kakuzu dengan muka rela-ga-rela sambil kasih duit-duitnya.
Sasuke tersenyum licik, sedangkan Naruto tetap dengan muka manis adem ayemnya.
"Nyok kita makan sama-sama." nyanyi Tobi. Sebenernya tuh lagu "Ondel-Ondel", tapi Tobi yang anak baek rubah liriknya.
"Nyok, Nyok!" jawab semuanya minus Sasuke dan Naruto.
Kini di hati Sasuke dan Naruto hanya ada satu kata: autis..
Krauk..
Mereka menggigit apel tersebut secara bersamaan. Tiba-tiba mereka semua terjatuh dan tidak bergerak sama sekali.
"Whahahahaha.. Kini tugas kita sudah selesai! Ayo kita pulang, sayang." kata Sasuke mesra.
"Ah, sayang bisa aja." kata Naruto malu.
Sasuke dan Naruto pun pulang ke istana.
==^.^==
Sasori yang makin kangen dengan Deidara semakin linglung. Ia berjalan asal-asalan dan saat sadar, ia sudah ada di hutan belantara.
Wah, mati gua! Di mana nih! batin Sasori panik.
"Papi! Mami! Ada di manakan kalian!" teriak Sasori.
Kayanya percuma deh manggil dia pada, batin Sasori lagi. Tiba-tiba Sasori melihat sebuah rumah dengan pintu terbuka.
Ya Aulloh! Gue selamat! Makasih DJ! batin Sasori sambil berlari ke rumah tersebut.
Tetapi yang ia dapat 8 orang berserakan di lantai.
"Wat de pak!" teriak Sasori lebay.
Astaghfirullah! Siapa neh yang membuat perbuatan sekejam ini! Kabur ah! Nanti gua lagi yang disangka buat kejahatan ini! Kabur coy! batin Sasori.
Eh, itu kan Deidara! Ya ampun! My sweet honey napa bisa di sini! batin Sasori panik.
Sasori langsung menghampiri yayang-nya.
"Darling(dadar guling)! Bangun! I'm here for you!" kata Sasori yang sok Inggris. Tapi Deidara tetap tidak terbangun.
Ehm, dalam dongeng, pangeran sih biasanya cium kekasihnya biar kekasihnya bangun, tapi kalo cium delapan orang, bisa jontor bibir gua kaya si Tukul! batin Sasori.
Bagaimana tindakan Sasori selanjutnya?
Tunggu tanggal mainnya..
-XoX-
Hho, betapa tidak jelasnya dan tidak lucunya dan gajenya fanfic ini.. ~.~
Maaf banget yah kalo chapter kali ini kurang keberasa!
Makasih buat yang mo baca!
Hhe, review.. :D (Dasar Author ga tau malu neh!)
Kisah konyol ini dimulai lagi!
SasoDei! SasoDei! SasoDei!
Coba aja Sasori ga mo sama Deidara, Ao-chan rebut deh jadi: SasoAo.(disambit Deidara)
Thanks yang udah mo sempet-sempetnya kasih review ke cerita ini!
Hhoho, met baca!
-XoX-
Gimana yah? batin Sasori kebingungan.
Apa gua telpon hp-nya mak erot aja yah? Ato gua telpon hp-nya Dedi KokBusyet?Ato gua telpon hp-nya dokter kandungan? Bingung nih ane, batin Sasori lagi.
Apa gua cium Deidara abis itu gua tinggalin yang lainnya? otak mesum dan licik Sasori mulai jalan. (Author dikejar Sasori FC)
Jangan ah, dosa! DJ bisa marah sama gua, batin Sasori yang ketularan Hidan.
Perasaan gua bawa minyak nyong-nyong deh, nih dia! Sasori mengeluarkan sebuah botol kecil dari dalam bajunya.
Hehe, gua pakein aja satu-satu ke semuanya biar bangun. Siapa tau manjur! Mahal neh 1 botol! 500 ribu! Sasori mengoleskan minyak nyong-nyong tersebut ke jidat mereka satu persatu. Tetapi mereka tidak bergeming. Yang ada hanya suara jangkrik jantan berderik-derik godain Sasori: Cowo! Cowo! (Ketahuan deh tuh jangkrik yaoi)
Sasori makin lama makin bingung. Ia mulai putus asa.
Sasori, Sasori!
"Weks, kayanya ada yang manggil gua neh!" kata Sasori kaget.
Sasori, janganlah dikau bingung! Aku, Dewa Jashin akan memberimu penerangan.
"Ya Aulloh, Dewa Jashin! DJ, ane lagi bingung neh! Ane mesti gimana yah?" tanya Sasori.
Jegeerr!

"DJ, kok ane di samber petir sama dikau sih!" protes Sasori.
Lu sopan dikit kek sama gua! Udah tau judulnya "Dewa", pake bahasa sopan gitu! Jangan pake bahasa betawi!
"Maafkan hamba, Dewa Jashin. Hamba tidak akan mengulanginya lagi." kata Sasori sopan.
Ya sudah, kali ini aku memaafkan kesalahanmu. Aku akan memberitahumu cara membangunkan mereka semua.
"Beneran DJ! Wah, makasih banget yah, DJ!"
Jegeerr!
Lu udah gua bilangin kata 'sopan', masih aja kurang ajar!
"Ampun Dewa Jashin." Sasori nangis.
Iya, iya. Sekali lagi lu kurang ajar sama gua, gua datengin tsunami lo!
"Baik, Dewa Jashin." Sasori nurut aja. Nyesel gua masuk ajaran DJ, batin Sasori.
Nah, cara mengobati mereka adalah kamu mencium mereka satu persatu.
Seperti yang sudah ku duga, batin Sasori.
"Tapi Dewa Jashin, apakah tidak ada cara lain? Bibir hamba bisa jontor seperti Tukul kalau hamba mencium mereka semua." jawab Sasori.
Hmm, cara lain yah. Ada! Caranya, kamu harus nari ala Inul Daratista sambil melempar kelopak 8 bunga mawar.
"Wat de pak! Nari ala Inul Daratista! Dewa Jashin, apakah tidak ada yang lebih gentle seperti melawan naga gitu?" Sasori masih keberatan.
Lu mau kaga? Kalo kaga mau yah ga usah.
"Eh! Ya udah deh, hamba akan melakukannya." kata Sasori terpaksa. Meninganlah daripada cium 8 orang berturut-turut, batin Sasori.
Sasori mulai mengumpulkan 8 bunga mawar. Sebenarnya sama sekali tidak susah mencari 8 bunga mawar, tetapi yang susah adalah nari ala Inul Daratista-nya.
"Dewa Jashin, hamba sudah menemukan 8 bunga mawar! Sekarang hamba langsung goyang aja nih?" tanya Sasori.
Jangan, menarilah di atas meja sambil lempar kelopak bunga tersebut ke lantai.
"Sip!" jawab Sasori.
Sasori mulai naik ke atas meja dan menari ala Inul Daratista. Sedangkan Dewa Jashin sedang menahan ketawa melihat Sasori, sayangnya Sasori tidak tahu kalo Dewa Jashin sedang mecoba menahan tawanya melihat Sasori.
Asoy, bo! batin Dewa Jashin.
Dewa Jashin pun pergi berlalu.
Tiba-tiba Deidara terbangun.
"Lho! Sasori, ngapain kau nari di atas meja sambil nyebarin bunga!" tanya Deidara kaget.
Yang lainnya ikut terbangun.
"Wahahahahahahahahahaahahahah!" tawa semuanya, kecuali Sasori.
"Heh! Gua udah bantuin lu pada biar bangun dari tidur lu pada, lu semua malah ketawain gua!" protes Sasori sambil turun dari meja.
"Whahaha! Haram deh tuh meja diinjek banci!" teriak Hidan sambil tertawa.
"Wahahahahaha!" yang lainnya makin tertawa kencang.
Bletak!
Sasori yang ngamuk memukul kepala mereka semua dengan nampan tempat ia menaruh bunganya tadi. Bahkan Deidara pun di pukul oleh Sasori.
"Aduh, yayang, pelanan dikit kek kalo mukul! Napsu amet mukulnya!" protes Deidara.
"Arggh! Berisik lu! Lagian gua kan udah bantuin lu pada, lu pada malah ketawain gua!" Sasori ngambek.
"Iya deh, kita semua minta maaf. Tobi kan anak baek, jadi maapin Tobi yah." kata Tobi.
"Ngemeng-ngemeng, siapa lu?" tanya Kisame.
"Aku Sasori, putra Kerajaan negri sebelah." kata Sasori penuh wibawa.
"Kok bisa nyasar ke sini?" tanya Kakuzu.
"Dari kemaren gua uring-uringan gara-gara ga ketemuan sama Deidara berhari-hari. Jadi gua nyasar deh ke sini." kata Sasori sembari mendelik ke arah Deidara.
Muka Deidara memerah.
"Eh, nanti aja mesra-mesranya deh!" sela Zetsu.
"Ok, ok! Sekarang gua mau nanya, kenapa lu semua bisa pingsan bebarengan!" tanya Sasori penasaran.
"Begini, tadi kita kan lagi makan malam." kata Pein.
"Trus tiba-tiba ada yang gedor-gedor pintu." sambung Kisame.
"Ternyata itu otouto gua yang minta bantuan." kata Itachi.
"Dia minta sedikit perban buat kaki cowonya yang terluka." Zetsu menyela.
"Gila! Muantep tuh cowo! Cakep banget!" kata Hidan.
"Terus kita persilahkan masuk deh dan mereka menjual apel ajaib ke kita." kata Deidara.
"Terus kita makan sama-sama apel itu." sambung Tobi.
"Dan kita langsung pingsan deh." kata Kakuzu.
"Kalo boleh tau, siapa yah nama tuh cowo cakep?" kata Sasori ileran. Sasori langsung disambit Deidara.
"Namanya Naruto, tapi dia udah punya pacar lho! Namanya Sasuke." kata Zetsu.
"Hah! Sasuke dan Naruto! Aku tau mereka! Mereka adalah pesuruh Ratu Konan." kata Sasori.
"Apa! Pantesan mereka memberikan kami apel beracun itu!" kata Pein.
"Langsung tancep aja yuk ke istana buat demo!" kata Hidan.
"Ayo!" kata semuanya.
"Tunggu!" kata Pein sambil pasang muka serius.
"Napa?" tanya Itachi dan Kisame penasaran.
"Gua mau ganti baju terbaik gua dulu buat ketemu Ratu, siapa tau tuh Ratu cakep!" kata Pein mesum.
Semuanya langsung melempari Pein dengan sendal.
"Tunggu!" kata Tobi dengan suara yang menggelegar dan serius juga.
Mereka semua langsung menelan ludah dan bertanya bebarengan. "Napa?"
"Tobi mau ambil mainan Tobi dulu buat main di perjalanan." kata Tobi.
Lagi-lagi mereka semua melempari Tobi dengan sendal.
"Semuanya udah siap?" teriak Sasori.
"Sudah!" teriak mereka semua.
"Ayo kita berangkat!" teriak Sasori lagi.
Mendaki gunung, lewati lembah, sungai mengalir indah ke samudra. Bersama teman bertualang! (Author jadi nyanyi sendiri)
Akhirnya mereka sampai ke dalam istana.
Bagaimana dengan prajurit yang menjaga gerbang istana? Mereka semua pingsan karena melihat muka Kisame yang setengah hiu setengah manusia. Lagi-lagi Kisame ngambek.
Pein yang pertama kali melihat Ratu langsung jatuh cinta.
"Will you marry me?" tanya Pein ke Ratu Konan ga tau malu.
"Ah, bisa aja nih! Mau-mau aja deh." kata Ratu Konan malu-malu ayam.
Gagal naek pangkat deh! tangis Kankuro dalam hatinya.
"Tapi kalo lu selingkuh, gua cincang-cincang lu jadi 9 bagian terus gua kasih lu ke buaya gua!" ancem Konan.
Pein langsung mikir-mikir lagi buat kawin sama Konan.
"Ngapain kalian datang kemari!" tanya Konan menggelegar.
"Nyak! Kok lu jahat amet sih sama gua! Gua dibuang gitu aja ke hutan, sekarang malah di kasih makan apel beracun." protes Deidara.
"Tau nih! Kita-kita juga kan yang kena getahnya!" protes Kakuzu.
"Alah, nih buat lu pada! Puas sekarang!" kata Ratu Konan sembari melempar sekarung uang.
"Puas dong!" kata Kakuzu sambil mengambil karung uang tersebut.
"Ya udah, sono pulang!" kata Ratu Konan.
"Ga mau! Rumahku kan di istana ini. Kenapa sih bunda begitu jahatnya sama aku! Apa sebenarnya salahku! Apakah aku membuat bunda begitu tersiksa sampai aku dibuang ke tengah hutan?" tangis Deidara meledak(buum!). Sasori langsung memeluk Deidara.
Ratu Konan tergerak hatinya.
"Ratu jahat! Kan tante Deidara ga salah apa-apa!" teriak Tobi.
Konan makin tambah merasa bersalah.
"Tau nih! Bisanya cuman bikin masalah aja!" teriak Kisame yang sudah sadar dari ambekannya.
Konan jadi minder.
"Ada apa ini berisik-berisik begini?" tiba-tiba Sasuke dan Naruto muncul.
"Otouto!" Itachi kaget.
"Aniki!" Sasuke juga kaget.
"Lho, kalian saling kenal?" Ratu Konan kebingungan.
"Tentu saja! Mereka berdua kan kakak beradik." kata Zetsu dan Hidan berbarengan.
"Tapi kenapa muka kalian berbeda jauh? Kok Sasuke lebih cakep yah? Sedangkan kakaknya mukanya keriput-keriput begitu?" Konan keheranan.
Sasuke langsung menyanyi lagu "Life is So Cool" by "SweetBox", sedangkan Itachi langsung mencari tali buat gantung diri.
Lanjutt!
"Ratu, kenapa kau kejam dengan Deidara! Walaupun dia anak angkatmu, dia tetaplah anakmu!" kata Sasori dan kata-katanya langsung menggugah Ratu Konan.
Ratu Konan kini tambah merasa bersalah. Ratu Konan pun menangis dan memeluk Deidara.
"Maafin bunda yah, nak. Bunda khilaf. Bunda bersalah sekali sama kamu. Apa yang harus bunda lakukan buat menebus semua kesalahan bunda?" tangis Ratu Konan.
"Gimana kalau biarkan mereka semua tinggal di istana ini dan biarkan Deidara menikah dengan Sasori?" tiba-tiba muncul Neji dan Gaara sambil bergandengan tangan dengan mesra. (Author langsung teriak ala YaoiFanGirl)
"Baiklah, aku akan membiarkan kalian semua tinggal di sini dan kau Sasori." kata Konan sembari memandang ke arah Sasori.
"Ya, baginda ratu?" tanya Sasori.
"Kau harus membahagiakan Deidara. Jika ia tersiksa denganmu, maka.." Konan langsung menunjukkan otot-ototnya yang luar biasa dan Sasori yang melihatnya langsung menelan ludah.
"Baiklah baginda ratu, hamba berjanji akan membahagiakan Deidara untuk selamanya." kata Sasori sambil tersenyum hangat.
"Nah, itu dia calon menantu gua!" kata Konan bangga. Konan langsung berbalik arah ke Pein.
"Jadi nikah ga nih, mas?" tanya Konan.
"Err, mikir-mikir dulu deh yah, Ratu." kata Pein.
Pein langsung ditimpuk sama apel oleh Ratu.
Akhirnya, Sasori menikah dengan Deidara. Tidak lupa, Naruto menikah dengan Sasuke dan Neji menikah dengan Gaara.
Mereka pun hidup bahagia di istana tersebut.
-THE END-
Yosh! Udah tamat deh! ^^
Hho, makasih berat yang udah mau review selama ini dan bilang fanfic bikinan Ao-chan lucu.. . (padahal Ao-chan bilang ga lucu sama sekali lho)
Sekarang, kita ada sedikit interview sama tokoh-tokoh Snow White's Story:
Deidara: "Lagi-lagi gua dijadiin cewe! Ao-chan, kayanya lu seneng banget yah liet gua jadi cewe!"
Ao-chan: "Kaga ah, biasa aja. Sebenernya sih, gua juga kurang suka kalo Deidara jadi cewe, tapi mo gimana lagi! Namanya juga tuntutan peran."
*semuanya nganggukin kepala*
Sasori: "Tapi kamu tetep manis kok jadi cewe!" *alah! gombal!* (Author lari dari serbuan Sasori FC lg!)

Deidara: "Ah, mas Sasori bisa aja!"
Sasuke: "Woy! Woy! Mesraan di kamar! Jangan di depan umum begini! Hai, perkenalkan semuanya, aku makhluk terganteng di dunia ini!"
Konan: "Pede banget sih lo! Pelayan gua aja!"
Sasuke: *duduk sendirian di pojok ruangan*
Konan: "Btw, Pein, kita jadi nikah ga neh?"
Pein: "Jadi dong say! Mana mungkin aku menolak nikah sama makhluk tercantik sejagad ini!"
*Semuanya ambil ember buat siap-siap muntah*
Neji: "Enak aja lo! Makhluk tercantik itu Gaara!"
Gaara: *blushing* "Neji, jangan bikin malu ah!"
Kakuzu: "Dari situnya aja ga ada kemaluan, gimana mo malu!" *sambil ngitung duit*
*Neji langsung kejar Kakuzu*
Sasuke: "Bukan kale! Makhluk tercantik itu Naruto!"
Naruto: "Teme! Malu-maluin aja lu sama kaya Neji!"
Tobi: "Emang yah lu semua tuh pada ga tau malu!" Uchiha Madara mood: ON
*Semuanya langsung kejar Tobi*
Hidan: "Ngapain sih lu pada kejar Tobi? Meningan mari kita doa ke Dewa Jashin!"
Sasori: "Kaga mau! Dendam gua sama si Dewa Jashin!"
Jegeerr!
*Sasori disamber petir lagi*
Temari: "Nak, kamu ga apa-apa?"
Shikamaru: "Biarinin ajalah mi, pasti gak apa-apa, namanya juga anak laki-laki. Hoaamm.."
Deidara: "My sweet honey! Are you ok?"
Kisame: "Alah, sok Inggris dikau!"
Zetsu: "Betul! Bahasa Inggris pas-pasan aja dipamerin!"
*Deidara nyambit Kisame dan Zetsu*
Itachi: "Otouto, kau sudah besar yah sekarang."
Sasuke: "Urusan apa gua sama lu! Mo gua kecil, mo gua gede, terserah gua dong!"
Itachi: "Teganya-teganya-teganya dirimu.." *Itachi nangis termehek-mehek.
Kankuro: "Ratu-ku, teganya dirimu meninggalkan diriku! Padahal aku belum ngomong kata putus!" *Kankuro nangis*
Konan: "Emang nya kita pernah jadian?" *Konan niru iklan ******
*Kankro nangis meraung-raung*
Orochimaru: "Aku tak mau, di madu olehmu!" *Orochimaru nyanyi dengan tenaga 150 watt.
*Semuanya langsung muntah-muntah*

Ao-chan: "Udah ah! Ancur fic gua gara-gara lu pada!"

Semuanya: "Ya udah, kita berhenti!"
Ao-chan: "Wah! Jangan dong! Kalo lu pada pergi, siapa yang bakalan main di fanfic gua selanjutnya?"
Konan: "Btw, abis ini lu mo bikin fanfic tentang siapa?"
Ao-chan: "Tentang SasuNaru!"
Sasuke: *Nari kesenengan* "Yessss!"
Yup, fanfic selanjutnya Ao-chan tentang SasuNaru!
Tapi Ao-chan masih rada-rada bingung juga, apalagi tanggal 27-3 Juni Ao-chan ada ulangan umum!
Siapa sih yang adain ulangan umum! Biar Ao-chan rasengan deh!
Huhuhu, meningan buat 5 fic sekaligus daripada ulangan umum!
Ngantuk nih, udah jam 3.07 pagi. (Besok Author bangun siang deh, mumpung lagi libur!)
Ao-chan kalo bikin fic ga bisa siang, soalnya ga muncul selera humornya siang-siang begitu. Jadi pas ngantuk, baru bisa bikin fanfic humor. (Betapa anehnya diriku ini)
Makasih yah yang udah setia menunggui fic ini! Ao-chan terharu.. :'(
Ao-chan, Deidara, Sasori, Konan, Pein, Tobi, Itachi, Kisame, Zetsu, Hidan, Kakuzu, Sasuke, Naruto, Neji, Gaara, Temari, Shikamaru, Orochimaru, Kankuro, Dewa Jashin: "Arigatou gozaimasu, minna-san!"

Anggota Akatsuki yang Baru

Disclaimer: punya abang Kishimoto... jangan balang saya pake pipa #shot
Warnings: OC, OOC, typo, gaje abis, dan lain-lain (gatau lagi mau nulis apa)
No Like? No read please!
.
Short Explanation tentang OC
Nama: Hibari Kagamine
Umur: sekitar 17-an
Penampilan biasa aja, tomboy, rambutnya hitam, tebal, suka diiket ponytail pake pita warna putih.

.
.
My Dearest Angel
.
.
Beberapa hari yang lalu, Akatsuki kedatangan anggota baru, seorang perempuan yang... lumayan cantik lah. Namanya Hibari Kagamine. Hibari langsung diangkat jadi partnernya Deidara oleh sang ketua, om Pein –diguyur-, dengan alasan yang nggak jelas sama sekali. Anggota Akatsuki yang lain sih seneng-seneng aja, kecuali Deidara yang masih misuh-misuh gaje karena dikasih partner perempuan.
"Enak aja, un! Masa partnerku perempuan, un!" ujarnya kesal.
"Yee, yang ada juga kamu bersyukur, Dei. Dikasih partner perempuan, cantik pula. Takut kesaingin yah?" goda Itachi.
"Itachi kalo ngomong jangan sembarangan, un! Perempuan itu lemah, un! Di Akatsuki ga bakal ada perempuan yang lebih kuat daripada Konan, un!"
"Hush! Deidara! Kamu ngga boleh gitu! Hargain dikit dong anggota baru kita! Mungkin dia ngga sekuat Konan, tapi bisa aja lebih kuat daripada kamu." Lerai Kisame, ceritanya sih sok dewasa –dibalang-.
"Pokoknya aku ngga mau tau, un! Kalo dia nyusahin aku, aku mau ngajuin protes, un!" Deidara langsung nutup (baca: banting) dan ngunci pintu kamarnya, anggota yang lain geleng-geleng kepala.
"Dia tidak diberkati Dewa Jashin... sabar ya, Deidara..." ujar Hidan sambil komat-kamit.
"Dia kenapa sih?" tanya Hibari yang daritadi diem aja.
"Oh, biasa... palingan juga lagi PMS..." jawab Itachi ngasal. Tiba-tiba Deidara ngebuka (baca: ngebanting lagi) pintu kamarnya cuma untuk teriak...
"AKU BUKAN CEWEK, UN! AKU NGGA LAGI PMS!"
...dan menutup kembali pintu kamarnya yang kondisinya sudah naas itu.
"Partner aku orang gila yah?" tanya Hibari, heran.
"Bukan, bukan gila... dia cuma sedikit sinting." Jawab Itachi ngasal, lagi. Memberi penekanan pada kata sinting.
"Ngomong-ngomong, barang-barang aku disimpen dimana nih?" tanya Hibari, masih setengah syok sama 'Insiden Partner Gila' tadi.
"Uh.. di... di kamar mana ya?" Pein kebingungan. Maklum, kamar buat anggota Akatsuki cuma segitu-gitu aja, selain karena kalo dapet anggota baru cuma buat gantiin anggota lama yang udah mati atau ngundurin diri, Kakuzu itu pelitnya... minta ampun! –dibunuh-
Semua anggota bingung, sampai akhirnya...
"Gimana kalo dia sekamar ama si Deidara?" usul Kisame.
"Bener juga tuh! Itung-itung kenalan, biar si Dei akur ama Hibari." Timpal Itachi.
"Yah, bagus juga... yang penting anggaran bulan ini ngga nambah." Ujar Kakuzu yang [lagi-lagi] nyangkut masalah uang.
"Oke, Hibari-chan, nggak apa-apa kamu sekamar sama partnermu?" tanya Pein.
"Nggak kok, tou-san... aku bakalan baik-baik aja..." kata Hibari. Pein udah nyembah-nyembah gaje ke tembok, gara-gara dipanggil tou-san.
"Nah, Hibari-chan, baik-baik sama Senpai-mu yah!" kata Konan sambil ngajak (baca: nyeret) Pein masuk kamar. Kamar siapa? Ya kamarnya Pein lah! Masa kamarnya Tobi? Emang dia yaoi-an ama Tobi? –disiram-
"Oke, deh, kaa-san!" Hibari langung lari ke arah kamar Dei. Waktu Hibari tau pintunya dikunci, dia langsung nendang pintunya sampe engsel pintunya ancur. Anggota yang lain geleng-geleng.
"Kasian banget pintunya..." kata Tobi, yang lain ikutan ngangguk.
.
-Chirp Chirp-
.
"Hola~ Senpai... sekarang aku sekamar sama Senpai! Baik-baik sama aku ya!" ujar Hibari polos, seakan-akan ngga nyadar dia udah ngancurin pintu dan engsel-engselnya.
Deidara cengo. Sebegitu sulitnyakah mencerna perkataan simpel yang meluncur keluar dari mulut Hibari? (Dei: jah, Author, bahasanya... Author: diem lo, Dei!)
"Se-se-se..." Deidara tiba-tiba jadi Azis Gagap #dhuar.
"Kenapa, Senpai?" Hibari senyum polos. Yandere-nya kumat...
"SEKAMAR? asdfghjkl#$%&(^^%!^&%^!" Deidara mulai nyumpah dengan bahasa yang sangat berwarna-warni jadi harus Author sensor dengan sepenuh hati (woo, kata-katanya berima! –dililit kabel-).
"Yaa... abisnya kata Kakuzu-senpai kan lumayan biar anggaran bulan ini ngga nambah lagi..." ujar Hibari sambil senyum polos ala Russia. (Itachi: woy, ini fandom Naruto, bukan Hetalia...)
Deidara ber-facepalm ria. Apa sih yang dipikirin ama temen-temen sejawatnya itu? Sekamar ama perempuan? Cih, ntar malah jadi bencong dia, walaupun sebenernya dia udah bencong dari sononya. (Dei: Author, mau gue ledakin?)
Emang sih, kamarnya udah ada dua tempat tidur, yang satu lagi bekas tempat tidurnya Sasori. Tapi, kan ga lucu kali dia sekamar sama perempuan? Halo~ dia itu cowok, cowok! –histeris-
"Nah, kalo gitu aku disini aja ya~" kata Hibari sambil unpacking barang-barangnya.
"Heh, siapa bilang kamu boleh sekamar ama aku, un?" Deidara nyolot.
"Aku yang bilang. Orang Senpai-Senpai lain aja udah setuju, ya jadi suka-suka aja~ kalo Senpai ga setuju, yang ada juga Senpai kalah suara." Jawab Hibari sekenanya.
"AAAAGH! IYA DEH! Yang penting inget satu hal! Jangan coba macem-macem di dalem kamar ini, un! Dasar Tori, un!" Deidara mulai frustasi.
"Iya, Senpai mercon kuning..." canda Hibari. Kuping Deidara cenat-cenut #dibom.
"Apa kau bilang, un?"
"Senpai MERCON KUNING. Perlu diulang?"
"Diem lo, Tori sialan, un!" sembur Deidara panas.
"Yee, dasar mercon kuning! Udah dibaikin malah ngga mau! Mau nyari ribut?" semprot Hibari ngga kalah panas.
"Jangan nyolot dong, un! Kamu tuh Kohai disini! Hargain kek Senpai-nya, un!"
"Yaudah, mau Hibari hargain berapa hah? 20.000 Ryo?"
Tanpa disadari, suara berantem mereka kedengeran sampe luar. Anggota yang lain cuma bisa ber-sighing ria.
"Baru ditinggal bentar udah berantem..." tutur Hidan.
"Takdirnya mereka kali, berantem melulu..." sosor Itachi. Keren banget Itachi bisa nyosor kaya bebek! –dibakar Amaterasu-
-sementara itu, the fighting couple...
"Mercon Kuning! Tampang cewek kaya Kunoichi minta dibanting!"
"Chiisai no Tori! Burung kecil yang minta dipanggang di kali!"
Kali ini keduanya diem. Capek kali ya, lempar-lemparan ejekan. Deidara yang pertama kali angkat bicara.
"Pokoknya, inget aja! Aku ga akan kalah, un!" Deidara langsung pergi ke luar kamar.
"Mo kemana?" tanya Hibari.
"Benerin pintu." Jawab Deidara, masih kesel. Hibari langsung ngerapiin bajunya di lemari bekas Sasori, Deidara masih benerin pintu pake clay-nya.
.
-Skip time, skip time-
.
Malam hari di markas Akatsuki.
Sunyi? Tidak, kata siapa? Orang ribut banget juga. Apalagi sekarang makanannya Deidara tumpah gara-gara nabrak Hibari, chaos ensues...
"Oi! Kalo jalan pake mata, dong, un!"
"Eh, Senpai bego! Mana ada jalan pake mata! Dimana-mana jalan tuh pake kaki! Ngga pernah belajar yah?"
"Eh, Kohai, un! Jangan nyolot dong! Aku ini Senpai, un!"
"Senpai ngga usah maksa! Udah tau Senpai yang nabrak aku! Harusnya Senpai yang minta maaf ke aku!"
Kali ini, mereka ngga cuma teriak-teriak ngeledek aja, mereka sambil lempar-lempar barang. Dari mulai krim anti-kerutnya Itachi, uang maenannya Kakuzu, sabitnya (?) Hidan, aquariumnya (?) Kisame, dan dompet Author. EH? Dei! Balikin dompet gue! Minta diembat, hah? –ikutan nyolot-
"Jangan asal marah-marah, un!"
"Senpai duluan yang marah-marah tau!"
Deidara udah siap-siap lempar DVD player kesayangan Itachi, tapi tangannya keburu ditahan sama death grip-nya si pemuda Uchiha yang keriputan –disayat-.
"Hush, jangan lempar-lempar barang! Itu DVD player cuma satu-satunya di markas ini! Bekas nyolong dari kediaman Uchiha, mahal tau!" lerai Itachi sambil curhat. Baru tau Itachi jago nyolong... –dicabik-
"Hiih... mimpi apa aku semalem, diejek ama si mercon kuning seharian..."
"Cih... dasar Kohai gatau terima kasih, un!" Deidara langsung ngunci diri sendiri di dalem kamar. Hibari nenangin diri bareng Itachi yang lagi baca-baca brosur krim anti-kerutan terbaru.
.
-Chirp Chirp-
.
Hari-hari berlalu, duo Deidara-Hibari tetep aja belum akur. Walaupun setiap ada misi, dua orang ini mampu jadi partner yang baik dan mampu kerjasama dengan baik. Setiap hari, ada aja yang diributin. Dari mulai clay-nya Deidara yang keinjek, permen apel kesukaannya Hibari yang ilang, Hosni Mubarak yang kemaren lengser, sampe Saddam Hussein yang kabarnya meninggal. Saya juga tau kok, dua yang terakhir itu sama sekali ngga nyambung.
Tapi, lama-lama Deidara ngerasa ada sesuatu yang berubah. Cara pandangnya ke Hibari, cara dia memperlakukan Hibari, sikapnya dia sama Hibari... ah, pokoknya semuanya beda! Waktu dia cerita sama Itachi, dia cuma bilang...
"Itu artinya kamu jatuh cinta, Dei. Inget apa yang otouto-ku tercinta bilang, garis batas cinta dan benci itu tipis. Jadi hati-hati kalau kamu benci sama orang, nanti kamu malah jadi cinta. Tuh liat sekarang otouto-ku jadian ama Naruto yang tadinya dia benci." Kata Itachi sambil curhat panjang-lebar. Deidara cuma bisa facepalm ngedenger apa yang temannya ini bilang.
Tapi, kata-kata Itachi barusan ada benernya juga. Mungkin dia suka sama Hibari. Tapi tentu, ngga mungkin seorang Deidara ngaku gitu aja. Dia kan punya harga diri yang tinggi. Berbanggalah kamu, Dei... –diledakin-
Tetapi, para pembaca sekalian... iman (?) Deidara akhirnya goyah waktu liat Hibari lagi belanja di toko clay langganannya #bah. Pertamanya, dia kira itu buat mainan Hibari aja, tapi pas pulang ke markas, Hibari langsung ngasihin clay yang tadi dia beli ke Deidara.
"Gantiin clay Senpai yang waktu itu ngga sengaja aku injek." Kata Hibari.
Oh Mein Jashin... –ditabok- segitu pedulinyakah Hibari? Padahal Senpainya ini suka nyolot dan tukang adu mulut sama dia #dhuar.
"Udah ya, aku mau keluar lagi, aku mau beli permen." Kata Hibari sambil berjalan pergi.
Sayup-sayup, terdengar lagu mengalun...
Aku lagi sibuk sayang~ aku lagi kerja sayang~
Untuk membeli beras, dan sebongkah berlian~
Deidara nengok ke belakang, dia liat Hidan lagi joget-joget sendiri di depan tape-nya. Ngerasa diliatin, Hidan ngeliat balik.
"Sori, lagi ritual nih..." jawab Hidan sambil terus joget.
Deidara sweatdrop. Sejak kapan ritualnya Hidan pake lagu-lagu pop-semi-dangdut?
Deidara ngelanjutin acara cengo ngeliatin clay yang tadi dikasih Hibari. Mukanya mulai panas.
"Kenapa hatiku cenat-cenut kepada kamu? Selalu peluh pun menetes tiap dekat kamu. Kenapa salah tingkah tiap kau tatap aku? Selalu diriku malu tiap kau puji aku..."
Deidara ngelirik ke samping. Nge-spot Itachi yang lagi dengerin walkman sambil nyanyi gaje. Deipun kembali ber-facepalm ria. Mereka murni nyanyi apa cuma mau godain dia aja sih?
Yah, sebenernya, dari mulai pertama ketemu, Dei suka sama Hibari. Sosoknya dewasa, walaupun suka berantem kaya anak kecil. Tapi, Dei ngga jatuh cinta pada pandangan pertama. Ia cuma suka. CUMA.
"Tahukah kamu saat kita pertama jumpa? Hatiku berkata padamu ada yang berbeda. Tahukah sejak kita sering jalan bersama? Tiap jam menit detikku hanya ingin berdua..." Itachi masih kekeuh nyanyi.
"Diem lo, Uchiha keriputan, un." Dei langsung ngurung diri di kamar. Itachi cuma bisa pundung dibilang keriputan.
.
-Skip time, skip time-
.
Sore hari, Hibari akhirnya pulang dari tugas sucinya, yaitu beli permen apel kesukaannya. Ia langsung masuk kamar dan duduk di kasurnya. Tiba-tiba...
"Hibari, un..."
Hibari kaget, "apa, Senpai?"
"Uh... euh... ini, un..." Deidara mulai ketularan virus Azis Gagap #bletak.
"Apaan sih, Senpai?"
"A-aku... aku, un..."
"Ya...? Senpai kenapa?"
"Janji jangan marah, un?"
"Ngga akan! Apaan sih?"
"Aku... un..."
"Hmm...?" Hibari mulai ngga sabar.
"Aku suka kamu, un!" Deidara langsung meluk Hibari, Hibari langsung blushing.
"Se-Senpai! A-apa...!" tiba-tiba sebuah lagu mengalun pelan...
"Girl... you know me so well... Girl, I need you... Girl, I love you... Girl, I heart you... I know you so well... Girl, I need you... Girl, I love you... Girl, I heart you..."
...dari mulut seorang pemuda Uchiha yang keriputan #dibalang.
Hibari tersenyum kecil, ia balik memeluk Senpai-nya tersayang itu.
"Aku juga suka Senpai..."
.
-Chirp Chirp-
.
Beberapa hari kemudian, semua hal berjalan seperti biasa. Tentu saja, duo Dei-Hibari masih tetap adu mulut seperti biasa.
"Oi, Kohai sinting! Balikin clay-nya sini, un!"
"Yang nyuri bukan aku, Senpai bego!"
Yang beda adalah, kalau dulu mereka ledek-ledekannya beneran marah-marah, tapi sekarang mereka sama-sama bercanda.
"Aduh!" tiba-tiba Hibari nabrak seseorang.
"Hayo, mau lari kemana lagi, un?" tanya Deidara sambil ngasih senyum ala Russia. Dei langsung meluk Hibari.
"Ngga bisa kemana-mana... Senpai, Hibari ngga bisa napas..." Hibari berusaha keluar dari pelukannya Deidara. Anggota yang lain ketawa-ketawa.
"Akhirnya akur juga kalian..." ujar Itachi.
"Itachi-senpai... tolongin aku... Dei-senpai, lepasin..." Hibari meronta.
"Wah, wah... keren banget, pasangan paling ribut se-Akatsuki bisa jadi akur gini... Dewa Jashin memberkati kalian..." Hidan komat-kamit lagi.
"Awas ya, jangan lupa bayarannya! Jangan nunggak!" Kakuzu ngomel.
"Aku ngga bisa bayar kalo ngga dilepasin! Dei-senpai, lepasin ga? Atau aku ancurin semua clay di dalem kamar? Pilih mana?" Hibari ngancem, Deidara langsung ngelepasin pelukannya.
"I-iya, un..." Deidara kaget. Hibari langsung lari ke dapur, ngambil air seember.
"Lah, itu buat apa, Hibari-chan?" tanya Tobi yang entah kenapa ada di dapur.
"Ini? Tobi mau tau? Sini aku bisikin..." Hibari mulai kumat psycho-nya.
"Ooh... jadi gitu... ufufufu... aku ikut." Tobi mulai masuk Madara mode-nya.
-kembali lagi ke tempat dimana Deidara dan anggota lain kumpul...
"Tobi, ayo! Satu... dua..." Hibari ngangkat ember bareng Tobi.
"TIGA!" seru mereka berdua, sambil ngeguyur Deidara pake air seember yang tadi diambil. Deidara misuh-misuh gaje.
"Yay! 1-0 untuk Hibari ft. Tobi! 0-1 untuk Deidara-senpai!" Tobi high-five sama Hibari.
"HIBARI! TOBI! KATSU!" Deidara langsung ngeledakin clay-nya. Tapi, Tobi sama Hibari langsung ngehindar jadi ngga kena.
Kayanya hari-hari di Akatsuki bakal tambah rame dengan adanya unlikely pair Dei-Hiba...
.
Fin!
.
-sementara itu Kakuzu...
"Woy, jangan buang-buang air! Air itu MAHAL! Hemat!"
Kayaknya bentar lagi Kakuzu bakal jadi bintang iklan axis yang baru deh...
.
Real fin!
.
.
.
Kisa-chan: hahahaha! Ini sudah di press biar jadi complete one-shot! Ngga percaya masih bisa ngelanjutin fic abal ini (-_-;;) semoga aja hasilnya ngga se-abal yang kukira...
Kyouya: di akhirnya promosi tuh...
Kisa-chan: biarin ah, promosi dikit...
Kyouya: yak, Flames are accepted! Kecuali Flame pair, atau flame karena ngga suka sama Author-nya.
Kisa-chan: flame yang kaya gitu mending buat bakar sate padang!
Kyouya: akhir kata, RnR and CnC please!
Kisa+Kyouya: Kisa and Kyouya, off!
.
.
Salam damai dari Siberia,
.
.
Kirarin Ayasaki aka Kisa-chan
Kyouya Ayasaki aka Kyouya