Akatsuki dan Cerita Seram
Pair : Akatsuki
Humor
Kelas 9A memang kelas paling nyentrik bin
ajaib. Yah walaupun kelas ini sering dibilang
'Kelas Buangan' karena yang menempati kelas
ini hanya 10 orang murid yang aneh bentuk
dan spesiesnya serta seorang guru mesum
berambut silver yang suka memakai masker
hitam—udah bisa nebak 'kan siapa? Tapi
mereka ini sebenernya baik—cuman kalo lagi
kumat, bisa nggak pada tempatnya.
Baiklah, mari kita berkenalan dengan anggota
kelas nyentrik ini.
Pein Nagato—ketua kelas berambut oranye
yang demen banget bikin tindikan disana-sini.
Bahkan dia menindik pantatnya—alasannya
karena di wajahnya sudah tidak ada lapak lagi.
Sifat cool-nya tidak menutup kemungkinan
akan sifat nistanya, mengingat ia selalu molor
di kelas dan terbangun sembari berteriak,
"Tongseng tiga, bang!"
Konan—wakil ketua kelas yang sama bejatnya.
Rambutnya ungu dengan hiasan sebuah mawar
yang terbuat dari origami. Jago di bagian
sastra, tapi sangat merosot di bagian hitungan.
Pendiam, dan gak banyak bicara, tapi bisa
jejeritan gak karuan kalau liat kecoak
disekitarnya.
Itachi Uchiha—cowok kaya yang sekarang
sedang menggeluti dunia perbisnisan Uchiha
Corps—perusahaan saham terbesar di seluruh
Konoha. Maka tak heran dengan wajah yang
tampan—dengan mata berwarna merah
menyala serta sedikit kerutan di wajahnya yang
ia anggap—err seksi itu diincar oleh berjuta
wanita diseluruh pelosok Konoha, tak
ketinggalan seorang tukang jamu dari dimensi
lain yang sangat mengaguminya (baca: tergila-
gila padanya) yang rela datang jauh-jauh dari
pedalaman Papua demi cintanya pada Uchiha
sulung ini.
Akasuna no Sasori—cowok berambut merah
menyala ini tidak banyak bicara dan tak banyak
tingkah. Cool adalah penggambaran paling
tepat saat ini untuknya. Didukung wajah yang
tidak pernah senyum sedikitpun, serta sifat
playboy-nya yang sudah sungguh terlalu
membuatnya mempunyai banyak fans-girl
dimana-mana. Salah satunya seorang nenek
berambut putih yang dengan pedenya nyengir
padanya padahal giginya sudah hilang tertelan
zaman semua—membuat Sasori ingin muntah.
Deidara—cowok berambut pirang yang demen
banget ngerakit bom—maklumlah mantan
teroris yang harusnya udah mati gara-gara
bom bunuh diri JW Marriot kemaren—eh
maksudnya pas bom di Konoha, tapi karena dia
rada mirip kucing—dari mana—jadi punya
sembilan nyawa. Sebenernya rada ngelantur
dikit sih, dia masih SMA dan partner tetapnya
Sasori. Demen banget meletin lidah, gatau
ngefeknya apaan, yang jelas dia bilang itu
membuatnya tambah—agak seksi. Masa sih?
Zetsu—makhluk spesies jaman purba yang
nggak punah-punah dari jaman kuda gigit besi
sampai besi gigit kuda. Paling aneh dari segala
yang aneh. Hidup di dua alam, dan dua
dimensi. Paling suka ngerawat tanaman—mirip
emak emak emang, tapi dia lebih suka
nyemprotin bunga-bunga daripada rapat gaje
Akatsuki yang bisa bikin dia ngantuk.
Kakuzu—manusia paling matrealistis. Tugasnya
nagihin duit kas ke anak-anak kelas lainnya.
Padahal sendirinya nggak pernah bayar.
Sekalinya bayar pasti ngutang. Sinting sinting
normal, nggak jauh beda sama temen
sekelasnya. Kalo liat duit ditengah jalan,
dijamin matanya langsung ijo terus ada
lambang '$'-nya.
Hidan—partnernya Kakuzu. Sama-sama bejat,
tapi dia lumayan normal. Pengikut setia aliran
sesat pemuja Dewa Jashin. Punya selusin lebih
poster Dewa Jashin yang entah darimana dia
colong. Hobi bertapa ditempat aneh dengan
ritual aneh. Semuanya aneh—bonus mukanya
juga.
Kisame Hoshigaki—salah satu maniak ikan.
Mulai dari ikan salmon, ikan yang bisa ngelap
ingus sendiri, sampe sampe ikan yang bisa
ngupil dan upilnya ditaro dikolong meja.
Pokoknya hidupnya cuma buat ikan seorang!
Gak ada yang lain.
Tobi—autis. Cuma itu satu-satunya kata yang
menggambarkan bocah abstrak itu.
.
.
.
Suasana kelas 9A lagi ribut banget. Pasalnya
guru mesum—Kakashi lagi gak masuk gara-gara
gak enak hati—eh maksudnya—gak enak
badan. Jadilah manusia-manusia aneh penghuni
9A itu jejingkrakan gaje sambil ngerumpi nggak
jelas.
"Konan sayang, temenin ayang Pein yuk," mulai
dah tuh si Pein ngelancarin jurus rayuan
gombalnya.
"Emang mau kemana?" samber Kisame sambil
ngelus-ngelus ikan peliharaannya.
"Ke toilet," Pein nyengir. Seluruh anggota
akatsuki minus Pein jawdrop.
"Najis ih!" keluh Konan jijik.
"Emang kenapa sih? Nggak biasanya lu minta
ditemenin, jangan bilang lu mau apa-apain si
Konan." Ujar Kakuzu. Konan langsung nampolin
dia.
"Sembarangan lu!" double attack! Kakuzu
langsung benjol kepalanya sama Pein dan
Konan.
"Ya, terus kenapa un? Tumben amat leader
un," kali ini Deidara buka suara. Ditimpali
anggukan teman-temannya minus Pein.
Muka Pein langsung berubah pucat.
"Kemaren, gue denger cerita dari anak kelas
9B yang kelasnya sebelahan sama kamar mandi
sekolah," Pein memulai ceritanya. Anak
akatsuki yang lain duduk tegak, sambil pasang
kuping. "Kata mereka—" wajah Pein udah
horor duluan.
"Apaan sih?" Sasori mulai penasaran kala Pein
memberikan jeda. Pein mematikan lampu
dikelasnya.
"Kok dimatiin?" si Tobi kali ini bersuara.
"Biar lebih mencekam," suara Pein rendah.
Bikin semuanya merinding. Mereka langsung
merapat bikin lingkaran ngelilingin Pein yang
berada ditengah-tengah megang lilin yang
entah datang darimana.
"Cepetan!" Itachi mulai nggak sabaran. Dia
udah mulai ngerasa aneh di tengkuknya.
Merinding dikit gitu. Ternyata pas nengok si
Kisame dibelakang dia. Pantes aja tuh napasnya
bau naga.
"Apaan sih lu Kis," Itachi risih langsung nabok
Kisame yang langsung mengaduh kesakitan.
"Jadi dilanjut nggak nih ceritanya?" Pein mulai
kesel. Yang lain langsung ngangguk-ngangguk.
"Terus, anak kelas sebelah itu bilang—"
semuanya sibuk melotot kearah Pein. "Kalau
ada sesuatu dibalik pintu kamar mandi sekolah
kita," lanjut Pein.
"Palingan juga cowok-cowok genit yang suka
ngintipin cewek," sergah Konan santai. Akatsuki
minus Konan langsung mendelik.
"Bukan!" Pein geleng-geleng sambil masang
wajah horor.
"Terus apaan? Cepetan napa! Penasaran gue!"
desak Hidan yang mukanya udah pengen
ngegarot si Pein. Zetsu mengangguk setuju.
"Ada—" semua anggota akatsuki menajamkan
pendengaran sambil tetap fokus pada cerita
Pein.
"Seseorang dibelakang pintu itu, dan dia adalah
—" mereka langsung menahan napas.
Penasaran. Juga agak sedikit—merinding. Pein
ngeliatin anggotanya yang pasang tampang
madesu. Kasian juga ngeliatnya.
Lalu, dia lirik kanan lirik kiri dulu nggak jelas
mau ngapain baru ngelanjutin ceritanya.
"Dia itu adalah—"
Jeda.
1 detik.
2 detik.
3 detik.
Dan akhirnya—
—kuntilanak!" pekik Pein nyaring. Membuat
seluruh anggota akatsuki langsung reflek
meloncat kaget. Dan pada teriak-teriakkan gaje.
"KYAAA!" teriak Konan kaget.
"ASTAGA DEWA JASHIN! SELAMETIN GUEEEEE!"
Yang ini teriakan Hidan.
"Tuhan! Gue anak baik! Gue masih ingin hidup!
Gue belum dua puluh tahun! Gue belum kawin,
belum punya anak! Gue masih sayang nyawa,"
yang ini—si Kisame curhat.
"DUIIIIIIT," teriak Kakuzu lebay.
"Jadi takut un," Deidara masih sempet-
sempetnya meluk si Sasori.
"Apaan sih Dei!" Sasori mukanya udah pucet.
Dia takut, tapi gengsi mau bilang.
Zetsu diem aja. Dia tetep stay cool meski dia
udah gemeteran.
"Oh My Uchiha!" ini Itachi—teriak narsis
sambil ngibasin rambutnya.
Semuanya pada sweatdrop. Tiba-tiba Pein
ngelirik Tobi yang daritadi nggak ngeluarin
sepatah kata pun. Mendadak mereka semua
minus Tobi ngelirikin Tobi dengan penuh tanda
tanya. Biasanya si autis ini yang paling sering
bergaung, begitulah pikir mereka.
"Tob, lu nggak apa-apa 'kan?" tanya Pein—
berusaha menampilkan suara coolnya padahal
dia nahan kencing tuh.
Tobi masih nggak ngejawab.
Semua anggota akatsuki langsung pasang
tampang horor sambil ngeliatin Tobi yang
dengan antengnya duduk sila.
"Tob?" desis Sasori.
Tobi masih diem aja.
"Woy Tob!" Hidan udah kagak sabaran aje. Dia
nepok bahu si Tobi.
Tobi tetep nggak bergeming.
Pein udah nelen ludah. Zetsu makin gemeteran.
Konan gigit jari. Kesempatan—Kisame meluk
meluk Sasori yang langsung ditabok uke-nya—
Itachi.
"Senpai—" akhirnya Tobi bersuara. Semuanya
menghela napas lega. Tapi kemudian mereka
semua ngeliatin Tobi. Tuh anak suaranya kok
berat banget?
"Kuntilanak-nya pake baju apaan?" semuanya
jawdrop.
Deidara udah gemes pengen ngetekkin nih
bocah atu. Polosnya kelewatan, ampe bikin dia
bloon.
"Terus kuntilanak-nya napak nggak?" semuanya
langsung pingsan minus Tobi. "Kok Tobi
ditinggalin?" Tobi mulai ngerengek autis ngeliat
senpainya pada tepar.
Lilin pun redup. Sementara akatsuki yang lain
udah pada ke alam bawah sadar masing-
masing.
Poor , Tobi...
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar