Naruto POV
'Sekarang adalah pembagian kelompok, kira-kira
aku sekelompok dengan siapa ya!' kataku dalam
batin. Sebenarnya aku tidak peduli dengan siapa
pun aku berkelompok. Selama ini yang mereka
lihat dariku hanyalah Naruto yang bodoh yang
tidak bisa apa-apa, tentu saja bila dibandingkan
dengan Sasuke bagaikan bumi dan langit. Tapi itu
hanyalah kepribadian palsu yang selama ini
mereka lihat.
". . . Baiklah, sekarang yang masuk ke dalam
anggota tim 7 adalah Uzumaki Naruto"
Aku kaget ketika guru Iruka menyebut namaku
"Haruno Sakura"
Aku berpura-pura gembira saat aku tahu bahwa
aku sekelompok dengan Sakura. Ya, itu hanya
untuk menutupi kepribadianku yang sebenarnya
" dan Uchiha Sasuke . . ." kata guru Iruka.
'Rupanya dengan si Uchiha itu' entah mengapa
aku tidak suka dengan Uchiha bungsu itu, ya
mungkin itu karena sifatnya yang terlalu dingin.
Skip Time pembagian kelompok
Sekarang adalah waktunya bertemu dengan guru
pembimbing, aku tidak sabar sebenarnya siapa
yang akan menjadi guru pembimbing kami. Lalu
tiba-tiba muncullah kepulan asap dan dibalik
kepulan asap itu terlihat seorang shinobi dengan
menggunakan hitai ate yang menutup mata
kirinya dan juga menggunakan masker yang
menutupi setengah dari wajahnya sehingga yang
terlihat hanya mata kanannya yang berwarna
hitam.
"Oh rupanya kalian yang akan menjadi murid
didikku, baiklah sekarang perkenalkan diri kalian
mulai dari nama, hal yang kalian sukai, hal yang
tidak kalian sukai, dan juga apa motivasi kalian ?"
kata orang itu yang ternyata bernama Kakashi
('orang bodoh juga sudah tahu dasar author
tolol' teriak para readers). "Contohnya seperti ini.
Namaku Hatake Kakashi, hal yang kusukai adalah
hal yang tidak kusukai dan hal yang tidak kusukai
adalah hal yang kusukai, motivasi itu rahasia.
Baiklah mulai dari kau" menunjuk ke arah Sakura
"Namaku Haruno Sakura, hal yang kusukai
adalah 'sambil malu-malu' Sasuke, dan hal yang
tidak kusukai adalah 'melirik ke arah Naruto' dia,
dan aku ingin menjadi seorang kunoichi yang
hebat" ujar Sakura, "Sekarang giliranku" ujarku,
kemudian setelah itu guru Kakashi menatapku
dengan tatapan yang intens, aku yang merasa
diperhatikan seperti itu segera melanjutkan
ucapanku " Namaku Uzumaki Naruto, hal yang
paling kusukai adalah ramen, hal yang paling
tidak kusukai adalah si Teme itu 'sambil
menunjuk ke arah Teme', dan cita-citaku adalah
menjadi seorang Hokage", walaupun aku sudah
menyelesaikan perkataanku tapi dia masih tetap
saja menatapku dengan intens, lalu sedetik
kemudian padangannya beralih kesebelahku "Aku
Uchiha Sasule, hal yang kusukai tidak ada, dan
hal yang tidak kusukai tidak ada, tujuanku adalah
untuk 'membunuhnya' ".
'yang satu fans girl, yang satu manusia stoick,
dan yang satu lagi . . .'batin Kakashi sambil
melihat ke arahku. "Baiklah untuk sekarang cukup
sampai disini saja dan untuk besok kalian kumpul
di tempat yang sama pukul 6 pagi, kalau begitu
sampai jumpa " ucap Kakashi kemudian
menghilang dalam kepulan asap.
Saat perjalanan pulang
Aku sedang berjalan pulang menuju rumah,
sebenarnya bukan rumah karena jika dilihat lebih
mirip seperti gubuk, tapi apa boleh buat karena
aku tidak punya tempat tinggal lagi. Dan tiba-tiba
muncullah Kakahi didepanku dan seperti biasa
menggunakan sunshin no jutsu "Kau tidak perlu
berpura-pura bersikap bodoh didepanku, saat
pertama kali melihat matamu tadi yang aku lihat
adalah tatapan kebencian dan dendam yang
bahkan jauh lebih pekat dari Sasuke" ucap
Kakashi
"Rupanya saya tidak perlu berpura-pura bodoh
didepan anda Kakashi sensei, bahkan tanpa
menggunakan sharingan pun anda bisa
mengetahui penyamaran sikap yang saya
lakukan. Ternyata tidak salah bila anda dijuluki
'Copy Ninja' dan merupakan salah satu shinobi
yang ditakuti bersama dengan Hokage ke empat
di Perang Besar Shinobi ke 3" ucapku sambil
mengeluarkan evil smile yang tidak pernah
kutunjukkan pada siapapun
"Darimana kau tahu mengenai semua itu"
ucapnya sedikit shock mendengar pernyataan
dariku, "bahkan saya juga tahu bahwa sharingan
yang anda dapatkan di mata kiri anda itu adalah
milik Obito Uchiha"
"Sebenarnya siapa kau dan kenapa kau bisa
mengetahui itu semua?" ucapnya sambil
mengeluarkan deathglare, namun aku juga
mengeluarkan deathglare yang sama pekat
dengannya.
"Kenapa anda berkata seperti itu, anda juga pasti
tahu bahwa saya adalah putra Hokage ke empat
dan kenapa saya bisa mengetahui itu semua
adalah karena saya memiliki kemampuan untuk
melakukannya dan anda tahu, keberhasilan
seorang shinobi itu ditentukan bukan oleh
seberapa banyak dan sehebat apapun jutsu yang
digunakan tapi sekeras apa ia berfikir dan
berusaha untuk mencapai keberhasilan tersebut"
ujarku
"Tapi dibutuhkan juga kemampuan untuk dapat
merealisasikan apa yang kita pikirkan" ucapnya
"Ya anda benar, dibutuhkan pemikiran dan
kemampuan yang seimbang untuk mewujudkan
suatu keberhasilan" ujarku
"Saya cukup senang berdebat dengan anda
Kakashi sensei, tapi saya yakin anda menemui
saya tidak hanya ingin berdebat bukan? Tapi
tenang saja, saya bukanlah orang yang
berpikiran pendek seperti si Teme itu" ujarku
kemudian. Lalu setelah itu kukeluarkan deathglare
terbaikku dengan aura pekat biru keputihan yang
menguar "Dan jika anda ingin tahu siapa saya
yang sebenarnya, inilah kepribadianku yang
sebenarnya"
"Ya baiklah, walau bagaimanapun kau sekarang
adalah murid didikku dan kuharap kau bisa
bekerjasama dengan baik bersama kedua
rekanmu" ucapnya padaku.
"tentu saja" ucapku dengan ceria seperti biasa.
"Ya, kurasa mungkin hanya itu yang ingin
kubisarakan denganmu. Jadi sampai bertemu
besok. Jaa" balasnya kemudian menghilang
seperti biasa.
Aku kembali berjalan menuju apartemenku.
Kemudian setelah sampai kurebahkan sejenak
tubuhku di atas tempat tidur yang sudah usang,
lalu setelah selesai beristirahat aku kumpulkan
beberapa gulungan yang didalamnya adalah hasil
latihanku selama ini dan hasilnya adalah aku
sudah menguasai dua perubahan jenis chakra
yaitu perubahan jenis chakra elemen air dan
elemen angin. Selain itu aku juga sudah
menguasai rasengan dan tambahan sebuah
katana dengan gagang dan mata pisau berwarna
hitam terpajang di dinding apartemenku serta
sebuah pisau sihir yang tersimpan dengan rapi di
laci meja yang merupakan pemberian dari
Kyuunee, 'Sudah lama juga aku tidak
menegurnya'.
Kemudian kubereskan gulungan-gulungan yang
tadi kubuka lalu aku duduk bersila diatas tempat
tidur, menutup dan berkonsentrasi. Setelah
kubuka mataku aku langsung berada didepan
sebuah gerbang raksasa yang didalamnya tentu
saja ada Kyuu nee, tapi ada yang berbeda
dengan gerbang itu jika sebelumnya gerbang itu
disegel sekarang segelnya sudah tidak ada. Dan
walau pun begitu Kyuunee tetap saja berada
disana padahal jika ia mau ia bisa saja keluar dari
tubuhku, justru karena Kyuunee berada disini aku
jadi tidak merasa kesepian lagi.
Aku berjalan kedalam gerbang itu dan disana
terlihat seorang gadis cantik yang seumuran
denganku memakai kimono warna putih dan
corak api merah dibagian bawahnya serta
rambut merah panjangnya yang diikat ke
belakang dengan menggunakan pita hitam,
kecantikannya semakin sempurna dengan mata
merah cerah dan juga senyuman lembut
terpancar dari bibirnya.
"Hai Kyuunee" kataku sambil mengeluarkan
senyuman khasku
"Sudah kubilang jangan memanggilku seperti itu!
Lagipula kita terlihat seumuran. Oh ya,
bagaimana kalau kita pindah tempat saja agar
lebih nyaman " katanya.
Kemudian Kyuunee menjentikkan jarinya dan
dalam sekejap kami berdua langsung berada
ditempat yang serba putih dan didepan kami ada
dua buah kursi dan ditengahnya ada sebuah
meja kecil yang diatasnya sudah tersedia dua
buah teh untuk kami berdua, lalu kami pun
duduk di kursi tersebut.
"Bagaimana, apa kau sudah menguasai teknik
pedang hitam?" tanyanya.
"emm, belum tinggal sedikit lagi aku bisa
menguasainya dan sekarang aku sudah bisa
melakukan Teleportation no jutsu (maaf ya
author ga tau bahasa jepangnya) dengan pisau
sihir yang Kyuunee berikan padaku" kataku
'BLETAKK . . .'
"AWW, SAKIIIT"
"Kenapa kau memukul kepalaku" kataku sambil
memegang kepalaku yang baru dijitaknya.
"Sudah kubilang berapa kali jangan panggil aku
Kyuunee panggil aku Kyuu saja" katanya
"Baiklah Kyuu chan" kataku
Tiba-tiba muncullah semburat merah di kedua
pipi Kyuubi atau Tamamo dan ia langsung
memalingkan wajahnya ke arah lain agar aku
tidak melihat wajahnya yang memerah. Dan
setelah itu ekspresi muka Kyuubi tiba-tiba
berubah menjadi serius
"Baiklah aku tahu besok kau akan melakukan tes
yang akan diberikan Kakashi padamu dan teman
kelompokmu itu, pesanku jangan keluarkan
kemampuanmu sampai 100% karena sejak awal
Kakashi sudah mencurigaimu"
"Ya aku mengerti"
Ya, sampai disini dulu! Maaf kalo ceritanya kurang
memuaskan dan tidak menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar karena maklum
juga masih sama-sama belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar