Total Tayangan Halaman
Selasa, 26 November 2013
Fanfic Akatsuki Gaje!
Disclaimer: Masashi Kishimoto sensei
Warning: OOC, AU, gaje, aneh, typo bertebaran, humor garing dan gagal. Don't like, please don't read. No bashing chara, this is just a humor (?) fanfiction.
14 Februari, mungkin sebagian besar orang sangat tidak asing dengan tanggal ini. Bukan hanya kalangan anak muda, orang dewasa, lanjut usia, bahkan anak kecil pun mungkin sudah tahu hari apa ini. ya, Valentine yang dikatakan hari kasih sayang. Tapi mungkinkah ada kalangan yang tidak tahu apa itu Valentine?
Sejak jauh-jauh hari kebanyakan orang sudah mempersiapkan segala hal untuk Valentine, namun kenapa kumpulan orang-orang ini tidak mempersiapkan apa-apa? Mereka yang berkumpul di bawah sebuah goa, masih sibuk dengan urusan masing-masing, namun tak ada hubungannya dengan hari kasih sayang.
Ini dia, Akatsuki
#
AKATSUKI AND VALENTINE
#
Seorang cowok rambut pirang panjang sibuk ngunyah tanah liat warna putih pake kedua tangannya (?). Habisnya di kedua tangannya ada mulut untuk mangsa tanah liat sih.
"Sasori no danna, bagus kan boneka buatan gue?" tanyanya ke cowok rambut merah marun yang sibuk mainin operet boneka yang judulnya 'Snow White and the Kyuubi" (?) yang mengisahkan tentang seorang putri cantik yang meninggalkan salah satu sepatu kacanya di istana dan ditemukan oleh Kyuubi. #salahcerita.
"Ya, ya bagus, Dei," jawab Sasori asal, "Tuan putri, ini sepatumu," Sasori fokus lagi ke operet boneka talinya.
"Setahu gue cerita snow white gak kayak gitu deh. Jangan-jangan buku dongeng yang dulu gue baca itu salah ya?" Deidara kebingungan.
"Hahahahaa." Lalu terdengar suara tawa yang menggelengar, yang kayaknya berasal dari cowok rambut putih yang lagi telanjang dada dengan noda darah mengotori seluruh tubuhnya yang emang udah kotor, "Akan kubunuh kau! Setan kecil!," teriaknya pada musuh tak berdaya di hadapannya.
Pedangnya nusuk dadanya sendiri sampai nembus jantungnya. Cowok bernama ilmiah Hidan itu tertawa waktu liat musuhnya tergeletak nggak berdaya di depannya.
"Satu lagi sudah teratasi," ucap Hidan seram. Hawa setan merebak di sekelilingnya.
Nah, cowok yang sejak tadi nonton pertunjukan pembunuhan itu cuma bisa menyipitkan matanya karena jengkel, "Ya hebat,".
"Gue emang hebat," kata Hidan bangga, kakinya berjalan mendekati mangsanya, lalu mengambil seekor tikus liar yang sudah mati itu, "Dasar tikus."
"Tapi untuk ngalahin tikus, menurut gue gak perlu mengeluarin jurus lo yang mematikan itu, Hidan oon," kata Kakuzu, sang rentenir di organisasi bulan merah atau sering disebut 'Akatsuki' itu. Organisasi suram, yang nggak tau kenapa kok bisa ditakutin seantero lima desa besar.
Hidan ngelirik Kakuzu sambil ngeluarin senyuman mautnya, "Lo ngiri ya? Bilang aja, gak usah malu."
Kakuzu memajukan bibir bawahnya untuk ngasi kesan imut-imut, tapi sayang sama sekali gak ada kesan imut-imut di wajahnya. Yang ada malah kesan amit-amit, "Bayar dulu uang kas. Lo udah nunggak dua tahun lebih tau! Setelah lo bayar lunas, baru gue ngiri sama lo."
"Hubungannya?" Hidan cengo.
"Ya gak ada! Dasar lo oon!"
"Gyahaha~" Hidan ketawa keras, "SUDAH KUDUGA!"
'plook'
Hidan tewas dengan damai di lantai waktu kepala boneka yang keras mendarat indah di kepalanya.
"Berisik! Mereka udah mau ciuman tau!" pekik Sasori marah.
"Hah? Siapa?" pekik Tobi penasaran, "Pein-sama dan Konan-sama. Atau Deidara-senpai dan Sasori-san?"
"Katsu!"
'duaarr!'
Ledakan yang cukup besar pun diterima dengan damai oleh Tobi sebagai hasil dari ucapannya. Pengirim bom tersebut, ya tentu saja salah satu orang yang tersinggung dengan pertanyaan Tobi.
"Gue gak mau ciuman sama orang masa kecil kurang bahagia kayak dia. Najis tralala~" Deidara membentak Tobi, tapi tangannya nunjuk Sasori dengan kejamnya.
"Daripada lo, gak pernah bahagia sama sekali," jawab Sasori sewot.
"Kalian ngerasa sesuatu yang aneh gak?" tanya kakek tua yang tiba-tiba bangkit dari kubur.
Seluruh anggota Akatsuki ikut mengamati markas mereka yang suram dan gelap penuh lumut itu. Tapi siapa sangka sekarang malah jadi penuh dengan hiasan kertas warna-warni bentuk hati.
"Apa ini? Jurus musuh?" tanya Pein gawat, "Siaga satu! Siaga satu!"
Anggota lainnya langsung lari kesana-kemari, panik, dan menyelamatkan apapun yang mungkin bisa mereka selamatkan.
Deidara menyelamatkan peralatan make up-nya, Sasori menyelamatkan snow white-nya yang cantik, boneka Kyuubi-nya dibiarin gitu aja. Itachi ngambil foto ototou-nya yang unyu, Sasuke. Kakuzu, ya tentu aja anak-anaknya yang hijau bersinar. Kisame mindahin ikan-ikan di aquarium-nya ke dalam kantong plastik. Hidan membawa kabur tikus percobaannya. Zetsu menyelamatkan seluruh percobaan tanaman lidah buaya yang dikawinkan dengan kantung semar. Pein membawa seluruh pierching koleksinya. Sedangkan Tobi? Dia sibuk ngupil di pojok markas.
"Konan! Konan sayang! Kamu dimana, sayang? Ayo kabur, ada musuh nih!" Pein panik nyari ceweknya.
"Musuh?" Konan keluar dari kamarnya, di tangannya ada banyak banget kertas bentuk hati yang sama persis sama kertas yang bertebaran di markas mereka.
"Oh noooooo!" Pein gawat setengah mati, "Konan udah kena jurus musuh. Kenapa? Hiks, kenapa?" Dan ketua Akatsuki itu pun nangis sesenggukan dengan sangat lebay di tanah.
"Jurus musuh? Apa sih maksud lo?" Konan cengo.
Itachi yang meluk erat-erat foto ototou-nya, angkat bicara, "Itu yang di tangan lo. Sama yang di atas noh."
"Yaoloooh," Konan histeris, "Itu kan kertas gue. Gue yang hias markas biar seni."
"Seni?" nah, ada dua orang yang tersinggung. Sebut saja Deidara dan Sasori.
"Besok kan Valentine, jadi ya gue hias markas. Gue mau rayain Velentine."
"VELENTINE?" seluruh anggota Akatsuki kecuali Konan berkaget ria.
"Itu loh hari kasih sayang," jawab Konan.
"HARI KASIH SAYANG?" Mereka berkaget ria lagi.
"Jadi kalian gak tau?" tanya Konan.
"GAK TAU?"
Konan sweatdrop. Coba aja kalo Konoha atau Suna tau gimana kedodolan Akatsuki, pasti gak ada yang takut lagi deh sama mereka.
"VALENTINE!" tiba-tiba Hidan heboh sendiri. Dia langsung buka kamus setebel wajahnya (?), "Oh Valentine itu adalah hari membunuh sedunia."
"Hah? Kamus apaan tuh?" Konan sewot dan langsung merebut kamus yang dibawa Hidan, "Hah? Jashin Dictionary?"
Hidan ngangguk, "Yoi. Itu kamusnya dewa Jashin."
"Oo, pantesan," desis anggota lain sewot.
"DEIDARA SENPAAAAAI."
Glek, "Gue merinding," kata Deidara yang tiba-tiba namanya dipanggil oleh suara yang dari tadi gak kedengeran.
"Cuma Tobi kok," kata Kisame sambil nunjuk Tobi yang jalan ke arah mereka.
"Oh ya, kok daritadi lo gak ngomong?" tanya Zetsu.
"Tobi anak baek kan sibuk menggali emas (?)," kata Tobi sambil joget-joget gak jelas.
"EMAS?" mata Kakuzu langsung berbinar, "Mana? DIMANA?"
"Nih," dengan polosnya Tobi nunjuk hidungnya. Dan saat itupun Kakuzu pingsan dalam damai.
"Ah, gue kira lo mati gara-gara gue ledakin tadi," kata Deidara putus asa. Dia bakalan jadi orang yang paling girang kalo Tobi mati, apalagi karena ledakannya.
"DEIDARA SENPAI!" Tobi teriak lagi. Anggota lain tiarab dan tutup telinga.
"Kenapa nama gue terus? Tolong aku, Fernando" Deidara nangis sesenggukan ala Telenovela. Keseringan nonton Telenovela sih, bahkan sampe nangis setiap nonton Telenovela karena terlalu menghayati.
"Deidara senpai jadi gak ciuman sama Sasori-san?" pertanyaan Tobi sukses bikin anggota lain selain Deidara, Sasori dan Tobi, ngakak gak karuan.
"Mending gue nyium snow white," kata Sasori sambil cium bonekanya. Lalu terdengarlah desahan kecewa. Hm, sepertinya berasal dari para SasoDei fans yang gak sengaja baca ini.
"Bantuin gue buat hias markas," kata Konan.
"Jelasin dulu apa itu Valentine," kata Pain.
"Oke, ayo duduk anak-anak," Konan akan segera berdongeng. Semua anggota Akatsuki duduk dengan manis di depannya, dan dengan mata belo-belo, mereka siap dengerin Konan.
"Begini cerita, dahulu kala hiduplah sepasang kekasih yang_"
"Lo mau jelasin Valentine atau mau dongeng?" tanya Sasori sewot. Pasalnya dia nggak mau pekerjaannya sebagai pendongeng direbut sama Konan.
"Oke, oke," Konan nyerah, "Bagi anak SMA..."
"Sekolah Membuat Anak?" tanya Pein. Dia kebayang sekolahnya itu, err, sesuai dengan pikirannya. Ah, dasar Pein otak mesum.
"Sekolah Mainan Anak-anak?" Sasori kebayang sekolah penuh mainan.
"Sekolah Membuat Art?" Deidara kebayang sekolah penuh benda seni.
"Sekolah Membuat Aib?" Zetsu kebayang yang sama kayak Pein. Dasar mesum.
"Sekolah Menghapus Aib?" Kisame untuk pertama kalinya mendapat percerahan jiwa.
"Sedekah Meringankan Aku?" Kakuzu membayangkan orang-orang ngasi dia sedekah.
"Saatnya Mencari Ayam?" Itachi teringat Sasuke.
"Saatnya Membunuh Ayam?" Hidan juga teringat Sasuke (?). langsung dapet deathglare dari Itachi.
"Tobi Anak Baik." kata Tobi polos.
Sesaat keadaan markas hening karena ucapan Tobi.
1 detik, masih hening.
1 menit, masih diam.
5 menit...
"GAK NYAMBUNG, DODOL!" dan semuanya pun membentak Tobi. Yang dibentak cuma nyengir.
"WOY! Kalian semua salah! SMA itu Sekolah Menengah Atas!" Konan naik darah, wajar lah ya, dia kan satu-satunya anggota waras di Akatsuki, "Atau Saatnya Mencium Aku," Kata Konan. Ah, ternyata gak juga.
GUBRAK!
Ucapan Konan sukses bikin anggota lain kehilangan nyawa mereka masing-masing, yah, kecuali Tobi yang masih duduk manis.
Konan cengo, "Lo gak ikut, Tob?"
"Oh?" Tobi ngeliat sekelilingnya. Semua senpainya bergubrak-ria di lantai, "Ikut deh."
Gubrak!
Dan Tobi pun akhirnya ikut bergubrak-ria.
Konan sweatdrop. "Gue juga ikut ah."
Gubrak!
.
.
.
Hari ini Valentine, tepat tanggal 14 Februari. Tapi Akatsuki tetep aja harus bertugas demi nusa dan bangsa kejahatan (?).
Deidara & Tobi.
"Oke gue udah sering dapat tugas gaje, tapi kali ini tergaje dari semuanya. Masa' kita disuruh ngintip orang? Mending ya partner gue Sasori, lah ini si lolipop jeruk mandarin," Deidara suntuk sendiri. Gimana gak suntuk? Baru bangun langsung disuruh baris oleh Konan. Semua anggota Akatsuki kecuali Konan harus ngintip orang yang ngerayain Valentine, katanya sih biar anggota Akatsuki tau apa yang dimaksud dengan hari Valentine. Trus dia malah diem di markas, alasannya sih jagain markas biar markasnya gak dicuri orang.
"Tobi baru tau rambutnya senpai warna kuning. Kayak sesuatu yang sering Tobi liat di sungai," kata Tobi untuk memeriahkan (?) keadaan.
Deidara udah bosen ledakin Tobi pake tanah liatnya, tuh anak gak pernah kapok. Malah tanah liatnya Deidara yang habis. Yah, jadinya sekarang dia cuma bisa sweatdrop aja.
"Eeeeeh! Liat itu senpai! Anak ayam belang-belang (?)" Tobi histeris sendiri waktu liat Sasuke berdiri gak jauh dari mereka.
Deidara langsung sembunyi di balik pohon. Serem juga liat Sasuke. Soalnya dulu Deidara pernah mimpi bertarung sama Sasuke, trus meledakkan diri di pertarungan itu. Sekarang setiap liat Sasuke, Deidara jadi parno sendiri.
"Sasuke-kun!"
Sekarang kedua orang itu melihat cewek serba pink yang lari-lari ke arah Sasuke.
"Sakura, akhirnya kau datang," Sasuke sok drama, atau sok telenovela?
"YA, Sasuke-kun," jawab Sakura dengan mata berbinar.
"Happy Valentine," kata Sasuke sambil ngasi sebuah kotak warna pink yang ukurannya kira-kira limabelas kali duapuluh centimeter.
"Happy Valentine's day, Sasuke-kun," kali ini Sakura malu-malu ngasi kotak warna putih ke Sasuke.
"JANGAN DIBUKAAAA!" Deidara histeris lebay dan langsung keluar dan tempat persembunyiannya.
"Kyaaaa~" Sasuke teriak ala cewek dan langsung sembunyi di punggungnya Sakura, "Akika takut, nek."
Sakura sweatdrop. Deidara dan Tobi mematung.
"Senpai," panggil Tobi.
"Apa, un?" tanya Deidara.
"Ini bener adiknya Itachi-san ya? Kok kayak gini?"
Deidara geleng-geleng, "Gak tau, gue un."
Sasuke baru sadar kalo sekarang mulai muncul aura setan di sekitar Sakura. Karena takut kena bogem mentah, Sasuke kembali ke imej-nya semula, cool, dingin dan sebagainya itu.
"Ngapain lo kesini, banci kuning sama Lolipop autis?" tanya Sasuke sok cool.
"Uapaaah, BANCI KUNING?" Deidara gak terima.
"Ya deh, Banci pirang kalo gitu," ralat Sasuke.
"Nah, gitu kan lebih bagus," Deidara kibas poni.
"Jadi lo mau ngapain, banci pirang?" tanya Sasuke.
"Oh ya," Deidara garuk-garuk kepala, trus noleh ke arah Tobi, "Tadi gue mau ngapain ya Tob?"
"Meneketehek," Dan segera Tobi nyanyi India disana plus tariannya.
"Hadiahnya aku buka dulu ya!" Kata Sakura penuh semangat.
Deidara baru inget tujuannya menampakan diri, "JANGAN DIBUKAAA!"
"Kenapa?" Sakura gak ngerti.
"KASI GUE KABUR DULU!" Deidara heboh dan langsung narik tangan Tobi, lari dari kemungkinan untuk mati atau luka. Parno banget.
"Deeeeh~" Sasuke lambai-lambai tangan ala banci.
Setelah cukup lama lari, akhirnya Tobi pun penasaran kenapa senpainya lari gak jelas kayak gini.
"Apa isi kotaknya, senpai?" tanya Tobi penasaran.
Deidara berubah serius, "Itu pasti jebakan! Mereka sama-sama mau ngebunuh satu sama lain. kotak itu pasti isi ledakan atau jurus maut!"
"Senpai! Senpai! Tebak isinya apa!" rengek Tobi.
"Kalo yang dikasi Sasuke itu kayaknya pedang yang kalo kotaknya dibuka, bisa langsung keluar trus nusuk. Kalo yang dikasi cewek rambut pink itu kayaknya bogem mentah," tebak Deidara. Pikirannya udah membayangkan yang aneh-aneh. Sakura yang tiba-tiba jidatnya ditusuk pedang, atau Sasuke yang tiba-tiba kena bogem sampe terbang ke luar angkasa.
"Kalo menurut Tobi sih isinya boneka sama baju baru," kata Tobi.
"Hahaha. Lo bego apa dodol sih? Gak mungkin lah!"
Mari kita lihat apa isi dari masing-masing kotak.
Pertama, waktu Sakura buka, dia seneng banget begitu liat boneka beruang warna pink kecil yang imut banget. Kedua, Sasuke yang buka, dia juga seneng dapet baju baru dari Sakura.
.
.
Hidan & Kakuzu
Keadaannya sama juga dengan Hidan dan Kakuzu. Pasangan serem ini juga sibuk ngintip cowok rambut nanas dan cewek rambut pirang yang ketemuan di hutan.
"Itu kalo gak salah namanya Shikamaru ya?" tanya Hidan yang nungging (?) dengan indahnya di balik batu.
Kakuzu masang tampang serius, "Iya, trus hubungannya sama duit apa?"
"Ya gak ada lah, odong-odong lu," jawab Hidan sewot. Ya iyalah sewot, bicarain orang malah mau disambung-sambungin ke duit sama Kakuzu.
Beberapa menit kemudian mereka berdua dalam keadaan hening.
"Zu."
"Apa?"
"Kok mereka diem gitu? Klimaks-nya mana nih?" tanya Hidan gak sabaran, "Menurut lo, mereka bakalan ngapain, zu?"
"Mau ngasi gue duit," Jawab Kakuzu ngasal.
Shimakamaru dan Temari emang daritadi cuma berdiri doang disana, gak ngomong apa-apa malah.
Lima menit...
Dua puluh menit...
"WOY! LO MAU NGAPAIN SIH SEBENERNYA? UDAH BOSEN NIH GUE NUNGGING." Hidan tiba-tiba berdiri dan langsung naik darah.
Shikamaru nyengir, "Oke, santai dong bang. Gue gugup nih."
"Gitu aja gugup. Langsung bunuh aja repot banget sih lo," kata Hidan yang mengembalikan posisinya jadi nungging kembali.
"Bunuh?" Shikamaru cengo.
Temari narik telinga Shikamaru dengan kejamnya untuk berbisik, "Mungkin maksudnya bunuh rasa gugupmu, Shika-kun."
"Ooo." Shikamaru manggut-manggut, lalu noleh ke Hidan yang bersembunyi di balik batu, "Sabar bang, masih proses nih. Jaman sekarang tuh yang instan udah gak laku."
"Lo mau promosi atau ngapain?" Hidan makin sewot.
"Atau mau ngasi gue duit?" tanya Kakuzu. Tiga orang di deketnya pun sweatdrop.
"Temari-chan," panggil Shikamaru.
"Ya."
"Temari-chan, aku.."
"Ya, kenapa?"
"Temari-chan, aku_"
"WOY! CEPET DIKIT!" bentak Hidan lagi.
'Plook'
Dengan tanpa dosa Shikamaru lempar sandal ke wajahnya Hidan, "BISA DIEM GAK LO?"
"Ya deh gue diem," Hidan mengalah. Sedangkan tangan Kakuzu bergerak untuk merebut sendal Shikamaru yang tergeletak di sebelah Hidan.
"Lumayan nih kalo dijual."
Kembali ke Shikamaru.
"Di hari Valentine ini, aku mau..."
"Mau bunuh!" teriak Hidan semangat.
"Mau bayar utang!" Kakuzu ikut-ikutan.
Shikamaru jadi geram sendiri. Kapan dia bisa ngomong kalo dua tikus pengganggu itu masih diem disana, "PERGI GAK LO BERDUA?" bentaknya sambil ngelepas sendalnya yang satu lagi, siap ngelempar.
"Lempar dulu sendal lo!" Kakuzu semangat.
"NEH~!" Shikamaru ngelempar sendalnya.
'plook'
Lalu mendarat damai di kepala Hidan dan Hidan pun langsung pingsan dalam posisi yang indah.
"Oke! Makasi!" kata Kakuzu. Dia langsung ngambil sendal Shikamaru trus nyeret Hidan pergi dari tempat itu.
Setelah dua tikus pengganggu itu pergi, Shikamaru melanjutkan aksinya.
"Temari-chan, ntar malem dinner yuk?"
"Sipp!"
.
.
Itachi & Kisame.
"Cup cup, jangan nangis anakku. Papa akan mengadopsi kalian berdua," kata Kisame pada dua ikan kecil yang lagi pacaran di sungai. Dan dengan seenaknya aja Kisame masukin dua ikan itu ke dalam mulutnya, sama kayak induk ikan yang ingin melindungi anaknya.
"Lama-lama, gue jadi pingin ikan bakar," kata Itachi ngiler. Kemana-mana pergi sama jejadian ikan, jadinya pingin ikan bakar. Gak salah kan ya?
"Emmph! Emm Emmphh~ (translate: eh! Liat tuh!)" Kisame nunjuk ke depannya. Karena di dalam mulutnya ada dua ikan yang entah gimana nasibnya sekarang, jadi Kisame gak boleh buka mulut.
Itachi noleh. Dia ber-oh-ria waktu liat Ino dan Sai yang lagi duduk di bawah pohon, "Akhirnya kita menemukan orang yang merayakan Valentine."
Kisame cuma bisa ngangguk.
"Ino, aku punya sesuatu buat kamu," Sai ngasi sebuah gumpalan kain putih.
"Apa nih?" tanya Ino penasaran.
Itachi meneliti dengan seksama, "Hmm, jadi gitu. Sai ngasi kain putih buat kematian Ino. Nanti dia bakalan bunuh Ino, pasti gitu."
"Hmmmmmph hm? (translate: Oooooooh ya?"
"Mending lo diem aja, gak ngerti gue," Itachi sewot.
"Eeeeeh! Ada kakek!" seru Sai girang.
Itachi noleh ke segala arah, gak ada kakek-kakek tuh. Jadi yang dimaksud 'kakek' oleh Sai itu siapa?
"Mana kakek lo?" tanya Itachi bingung.
"Ciee, kakek Itachi udah mulai pikun nih."
"Uapaaah! Gue?" Itachi nunjuk dirinya sendiri.
"Hmhmhm (translate: Hahaha)" Kisame ketawa.
"Hey ganteng," Ino nyapa dengan centilnya.
Itachi nyengir, "Haha, gue emang ganteng," katanya bangga.
"Bukan lo, tapi yang berdiri di sebelah lo!" Ino sewot.
Itachi boleh ke kiri kanannya. Gak ada siapa-siapa disana, Cuma ada Kisame doang di sebelahnya Itachi.
"Gak mungkin Kisame! Apa jangan-jangan di sebelah gue ada setannya?" Itachi jadi parno sendiri.
Ino senyum dengan centilnya, "Emang Kisame kok yang ganteng."
GUBRAK.
Itachi tewas seketika.
"hmhmhm hmmph hmmmhm hmpph (translate: hahaha, emang gue ganteng.)" Kisame angkat jempol ke arah Ino.
Melihat partner-nya tewas, Kisame panik dan segera bawa Itachi pergi dari sana.
"Coba buka apa isinya," kata Sai.
Waktu Ino buka gumpalan kain itu, ada kotak kecil disana. Dan saat kotak itu dibuka, ada cincin permata di dalamnya.
"Uaaah, co cuiiiit!"
.
.
Pein, Sasori & Zetsu.
"Kita seperti dibuang," keluh sang leader, Pein.
"Kita? Lo aja kali, gue enggak!" kata Sasori cuek.
Zetsu? Dia muncul dari satu pohon, hilang lagi. Lalu muncul lagi di pohon lain, anggap aja dia nggak ada.
"Kita kayak grup yang dibuang. Pasti dapet liat pasangan yang paling jelek juga," keluh Pein lagi.
"Kita? Lo aja kali, gue enggak!" kata Sasori lagi.
Pein sweatdrop.
"Bisa bilang yang lain?" Pein mulai sewot.
"Kita? Lo aja kali, gue enggak!"
"Gue gak ada bilang 'kita'!"
"Nah, tuh ada!" jawab Sasori dengan tampang baby face-nya yang tanpa dosa itu.
Tiba-tiba muncul Zetsu dari pohon durian (?), "Kita udah sampe nih!"
Pein dan Sasori mendapat shock terapi waktu liat pasangan yang akan mereka intip.
"Tuh kan bener dugaan gue," kata Pein pasrah.
Naruto dan Hinata lagi berdiri di depan desa Konoha.
"Ceweknya sih gak masalah lah ya, tapi Naruto-nya itu lo, sial banget kita dapet yang ini," kata Pein lagi.
"Kita? Lo aj_" mulut Sasori langsung dibekep saam Pein.
"Woy! Om Pein!" seru Naruto semangat.
"OM?" Pein, Sasori dan Zetsu sama-sama kaget.
Sedetik kemudian...
"Gyahahahahahahaaaa." Ngakaknya Zetsu sama Sasori langsung jebol. Sedangkan Pein wajahnya merah kayak tomat rebus karena malu.
"Ngapain om kesini?" tanya Naruto.
"Woy! Sejak kapan gue nikah sama tante lo?" Pein naik darah.
"Konan kan tante gue," jawab Naruto asal.
"Oh," Pein Cuma ber-oh-ria lalu tersipu-sipu. Dasar aneh.
"Kalian lagi ngapain?" tanya Zetsu sok ramah.
"Nih," Naruto nunjukin kotak warna pink, "Di hari Valentine, gue mau ngasi sesuatu yang tak terduga ke cewek gue."
"Sesuatu yang tak terduga?" tanya pein.
Naruto nyengir, "Sesuatu yang mengagetkan! Surprise gitu."
Pein ngangguk ngerti, "Oke! Thanks Naruto! Kau inspirasiku!"
"Sama-sama om, titip salam buat tante Konan ya, om."
.
.
.
Setibanya mereka di markas Akatsuki, mereka melaporkan hasil mengamatan masing-masing dan mengambil kesimpulan secara masing-masing pula.
"Jadi menurut kalian, Valentine itu apa?" tanya Konan.
"Hari untuk membunuh secara mengejutkan!" jawab Deidara.
"Hari untuk mengupil secara mengejutkan!" kata Tobi.
"Hmmph Hmm hmm! (translate:Hari menyelamatkan ikan!)" kata Kisame.
"Hari mengubur korban pembunuhan!" Itachi.
"Hari mendapatkan duit dari hasil jual sendal bekas!" Kakuzu.
"Hari membunuh lah pokoknya." Hidan
"Hari mengucapkan 'Kita? Lo aja kali, gue enggak!'" Sasori.
"Gak tau gue," Zetsu.
Konan sweatdrop sama jawaban semua anggota Akatsuki itu.
"Hari memberikan hadiah untukmu," kata Pein dengan suara yang dibuat bernada seromantis mungkin. Pein ngasi sebuah kotak ke Konan, "Happy Valentine's day."
"Kayaknya cuma Pein nih yang ngerti," kata Konan sambil nerima pemberian Pein.
"JANGAN DIBUKA! ISINYA BOM!" seru semuanya kecuali Pein dan Konan pastinya.
"Parno lo!" Konan sewot.
Kotak itu pun dibuka..
'duaaaar!'
Ledakan besar terjadi saat kotak dibuka.
"Gue bilang juga apa," desis para anggota Akatsuki.
THE END
Akatsuki Nista
Author: Chiho Nanoyuki PM
kumpulan Lagu-lagu plesetan, dan hal-hal gaje lainnya. banyak kata tidak baik! dont like dont read!
Follow/FavoriteRated: Fiction T - Indonesian - Humor/Friendship - Akatsuki - Words: 1,596 - Reviews: 15 - Favs: 10 - Published: 07-04-10 - Status: Complete - id: 6109521
A+ A-
Ga Lagi ga ada inspirasi buat romance, jadinya nyasar ke Humor buat Akatsuki. Kali ini fict nya kayak SongFict. Cuma lagu-lagunya di plesetin. Dan ada juga lagu yang GA BOLEH DI DENGAR! Plesetan lagu yang ada disini dibuat oleh teman-teman Chiho, yaitu 6B. atau nama kerenannya 6B OKE . hehehe! Gomen kalo Jayus! Cekidot n capcups dul bro!
Disclaimer: Masashi Kishimoto! Siapa lagi ha? Chiho Nanoyuki? Wah boleh juga tuh *BLETAK!*
Warning: AU, OOC, JAYUS, ADA LAGU YANG GA BOLEH DI DENGARKAN! DAN JUGA BANYAK KATA-KATA TAK BAIK! GA SUKA? CLOSE DAN NIH TAB! MASIH NEKAT? Wong sarap namanya
Rated: T
Petunjuk:
Italic: syair lagu yang di plesetin
#
"Tobi mau dango!"
"Bacot lu, un!"
"Wih.. nih ceweeeek body nyaa YAHUT!"
"Pohon cabe nya udh berbuah, nanti di ulek aja kali ya? Mantep kali ya, put?"
"Bener tuh, tem!"
"Hmmm ponds ada yang baru? Nih yang baru bisa ngilangin keriput gue ga ya?"
"Pein… tadi kau bergumam apa?"
"Heh! Semua! Bayar KAS!"
"Dewa jashin! Apaan sih, ku? UANG MULU! UANG MULU!"
"Hih! Uang mulu! Dasar rentenir kampret ku, zu! Iya kan, neng arwini?"
"Berbi rapunzel gue, abis gue keramasin, kok rambutnya malah rontok sih? Hueee! Samponya jelek!"
Begitulah guman-guman di markas nista Akatsuki. Udah pada tau kan itu siapa?
"Eh zu, pinjem duit dong! Gua mau beli ponds yang baru nih!" kata Itachi
"KAGAK! Apaan lu? Utang lu udah seceng tau ga? SECENG!" balas Kakuzu sewot
"Wat de pak in de hel, lu zu! SECENG DOANG! Ebuset dah! Emak lu dulu ngidam apa sih, zu? Ampe lu pelitnye kayak ketek tau ga?" balas Itachi ga kalah sewot
Kakuzu diam
"Itachii~~ aku bikin lagu buat kamu!" teriak Kisame
"Aiiihhh kisame… apa apa? Mau dengerr…."
"Nih denger ya!" kata Kisame sambil berdiri dan mulai berjoget-joget sekseh
I I I ipet..
I I I ipet..
I I I ipet..
YOU GET THE BAD FACE!
(lirik asli: Rah-rah-ah-ah-ah-ah! Roma-roma-mamaa! Ga-ga-ooh-la-la! Want your bad romance)
"Tunggu, ipet apaan?" Tanya Itachi
"BAH? GA NGARTI LU? IPET TUH ITACHI NGEPET!" kata Kisame
"Anjrit lu kis! Apaan tuh! Kampret lu! Ketek berbulu! Gua bales lu!" jawab Itachi kesal
Lalu ia mulai bergoyang tak kalah sekseh dari Kisame
Ki ki ki kipet
Ki ki ki kipet
Ki ki ki kipet
KISAME NGEPET
Seluruh Akatsuki sweatdrop, Itachi terkekeh
"Kekekeke, lebih nyambung dan lebih seksi kan?" Tanya nya
"Au ah!" balas Kisame
Lalu tak jauh dari pertempuran Kisame-Itachi, ada Kakuzu lagi ngitung-ngitung cepean, disebelahnya Hidan lagi bergumam "Jashin seksi, jashin bohay, jashin yahuuudd!". Tak lama Hidan menatap ukenya yang kayak monyet itu *di gampar Kakuzu*
"Kakuzu beibiiihh…" sapanya sok manis. Bukannya manis malah bikin orang muntaber
"Jangan panggil gue beibi kalo lu ga bayar utang!" jawab Kakuzu
"Ha? Emang utang gue apa lagi?" Tanya Hidan
"Nih, ada, cepe."
"Astajem! Demi kolor dewa jashin! CEPE DOANG ZU! MASYA ALLAH!"
Kakuzu berdiri dan mulai ngebor kayak Inul dan berdangdut, "Ada uang, Hidan sayang… ga ada uang Hidan ku gampar!"
(Lirik asli: Ada uang abang sayang.. ga ada uang abang ku tendang.")
"Apaan tuh? Heh gua juga punya! Kakuzu busuk… kakuzu busuk… rentenir babi!" Jawab Hidan sewot
(lirik asli: umar bakrie.. umar bakrie… pegawai negri)
Kakuzu sewot di katain babi. Dan perang dimulai
Berlari dari Kakuzu-Hidan yang sedang adu mulut, kita beralih ke …
"Tob, gue punya lagu buat eluh." Kata Sasori
"Apa senpai?" Tanya Tobi
"Ehm, Ini cerita tentang temen gua Tobi, orang lucu kayak alien planet bumi!"
(lirik asli: Ini cerita tentang temen gua Rudi. Orangnya lucu kayak alien planet bumi. P.S:Untuk lagu ini di harapkan para readers jangan mencarinya di google, karna ini lagi tidak baik)
"Ih! Senpai jahat! Aku juga punya buat Senpai! Ini cerita tentang temen Tobi, Sasori. muka rada tolol punya tampang kayak babi!"
(lirik asli: ini cerita tentang temen gue embi. Muka rada tolol punya tampang kayak babi. P.S: Sama seperti sebelumnya, lagu ini lagu yang tidak baik.)
"Idih! Lagunya lebih parah nih!" jawab Sasori tak terima di katain babi.
Tiba-tiba Deidara datang
"Eh, un, lagi apa, un?" Tanya nya
"Lagi adu lagu. Gue punya lagu buat lu, dei!" kata Sasori
"Aiiihhh Sasori-danna! Manis deeeh coba aku mau denger!"
"Ehm, dia adalah dei-dara, seorang banci dan juga uke! Dia sangat manis tapi sayang nya, rambutnya nyentrik bikin orang jijik! Lalalala lalalla~~"
(Lirik asli: Aku adalah anak gembala selalu riang dan juga gembira lalalala~~)
"Idih, un! Jahat lu, un! Udah, un! Aku main sama Tobi aja, un! Ayo tob , un!" ajak Deidara
"Aciiiiiik main sama dei-senpai! Ayo senpai!" jawab Tobi
"Deidara~~~ tunggu~~~" teriak Sasori
Deidara berbalik dan bernyanyi, "Sasori~ engkau sangat jahat. Ngatain aku, uke dan bancii! Aku takkan memaafkan mu aku sudah sangat, benci padamu~~"
(Lirik asli: Suara.. dengarkanlah aku.. apakah benar~ pujaan hatiku.. aku.. masih menunggunya masih berharap~ didalam hatinya~~)
Lalu Sasori mengejar-ngejar Deidara bagaikan film Indiahe
Daripada kita liat Yaoi terus mending kita ke straight.
"Pein!" teriak Konan
"Apa, nan?" Tanya Pein tak mengalihkan pandangan dari majalah Playboy yang di tutupin pake majalah otomotif.
"Aku kalah seksi apa dari cewek-cewek yang ada di majalahmu itu?" Tanya Konan
Pein menutup majalahnya dan memandang Konan.
"He? Iya. Kamu kurang bohai." Jawab Pein kelewat jujur
"APA? KAMU BILANG APA PEIN? AKU KURANG BOHAI? OH GITU YA! EMANG DASAR LU, PEIN! PLAYBOY KAMPRET? KETEK LU! AWAS LU! KAGAK DAPAT JATAH MAKAN ELU!" teriak Konan shock
"Yah.. yayang konan jangan gitu dong? Nih ada lagu buat yayang, ehm Kamu… terlihat paling cantiiik… dengan kertas origami yang menawan, dengan gaya asik jaman sekarangg"
(lirik asli: kamu.. terlihat paling cantik.. dengan sekuter matik yang menawan.. dengan gaya asik jaman sekarang..)
"Aiiihh yayang Pein bisa aja… baikkan yuukkk..!" ajak Konan
Dalam hati Pein hanya terkekeh, "Iya yayang…"
Kita lihat ke bagian taman Akatsuki yang luas nya 3 X 4 CM yang berisi berbagai pohon cabe busuk kadarluasa yang di mestik palingan Cuma cepe-an. Udah tamannya parah gitu ada yang nyanyi lagi! Manusia black and white. Sebenernya mukanya tadinya Cuma 1 warna. Cokelat. Tapi pas liat lagu micheal Jackson yang "Black or White" dia jadi terobsesi gitu. Akhirnya dia ngecet mukanya jadi setengah item dan putih. Dan anehnya lagi! Di muka bagian item dan putihnya ada jiwanya masing-masing! Keren banget kan? Langka nih! Ok, yang lagi nyanyi si item
"Keti women.. nana nana niii keti womeeen!" dengdang si item
"Wait deh tem, coba ulang," pintah putih
"Lo suka ye sama suara gue put? Ok ok Keti women.. nana nana niii keti womeeen" dengdang si item lagi
"Perasaan gue tau dah nih lagu tem," ujar si putih
"Iyalah! Terkenal kali! Itu loh, sontreknya pilem luar negri. Tentang cowok cakep, gagah yang suka sama cewek. Nah si cewek ini kayak bitch gitu deecchh.." ucap item menjelaskan
"EH BEGO! ITU PRETTY WOMEN TOLOL! PRETTY! BUKAN KETI! GUBRAK! ITEM ITEM! TOBAT DEH GUA!" teriak putih
"HAH? Zetsu, engkau mau tobat? Alhamdullilah! Dewa jashin! Ada yang mau tobat! Sujud sukur gua zet! Makasih lu udah mau tobat!" teriak Hidan histeris
"Idih, siapa juga yang mau tobat sama dukun gadungan gitu? Amit-amit jabang pohon cabe deeeh.." kata ZePut dan ZeTem barengan
"TUMBEN KOMPAK!" sahut Hidan
"Eh tunggu! Lu berdua bilang dewa jashin dukun gadungan? Enak aja lo! Dia tuh tuhan tau! Tuhan kita yang paling agung!" Hidan darah tinggi
"Tem, tem, kabur tem!" ajak ZePut
"Iye put! Ayo!"
Lalu Zetsu pun kabur dengan tangan kiri di depan dada dan tangan kanan lurus kedepan.
"Heh! Sini lo! Kampret lo! Berani-beraninya lo ngatain dewa gua! Sini lo! Dasar kembar sinting!" cicit Hidan
Akhrinya setelah hari melelahkan itu mereka nonton bola,
Tiba-tiba Pein bernyanyi
"Give me freedom.. Give me sempak.. Give me BH.. Give me kolor.."
(lirik asli: Give me freedom, give me fire DST)
"Idih, najis lu Pein!" teriak Hidan
"Apa sih lu, cot." Bales Pein sewot
"Ehm dengerin gua, guys!" teriak Kakuzu
"What?" tanya Sasori
"Sasori: 50 perak Dei:100 perak Tobi:100 perak Itachi: 2000 Hidan: Goceng Pein: Ceban Konan: 7000 Zetsu: 2599 Kisame: 500 perak." Teriak Kakuzu panjang lebar
Sunyi. Hening.
"Oohhh.." jawab ke-9 anak yang dipanggil ber-o ria
"Njrit! Apaan tuh?" teriak Kakuzu
"Gapapa." Jawab mereka semua kompak
"Hei, gua, Sasori, sama Tobi punya drama!" teriak Dei
"Coba-coba liat!"
Begini dramanya:
Ga kencing 7 bulan
Sasori: Kakak
Deidara: Ibu
Tobi: Adek
"Sasori~~ akhirnya kamu pulang nak!" teriak Dei acting
"Iya bundo~~ bagaimana kabar adik?" tanya Sasori
"Addikmu.. hiks… adikmu.. UDAH GA KENCING 7 BULAN!" teriak Dei histeris
GUBRAK
"APA? BAGAIMANA BISA? ADIKKU OH ADIKKU!" teriak Sasori histeris lebay
Tiba-tiba Tobi binti madara binti ketek binti kampret binti lollipop binti autis muncul
"Kakak, kakak~! Aku udah ga kencing 7 bulan!" teriak Tobi
"Adikku! Kamu udah autis, gila, sarap, aneh, tolol, bego, muka kayak monyet kecebur got dilemparin bangke, kenak oenyakit GA KENCING!"
"Iya Sasori,, bundo sungguh sedih!" teriak Dei masih sok nangis
"Bundoo…" bisik Tobi dan Sasori bersama
Lalu mereka bertiga pelukkan
The End
Ke-7 Akatsuki memandang dengan sweatdrop
"Wat de pak in de hel, apaan coba?" tanya Itachi
"Drama sedih gitu. Keren ga?" tanya Dei
Dengan santai Kisame ngejawab
"Kagak."
Sigh….
"Oh," jawab SasoDeiTobi
Selesai
Hantu Kecebur
Hantu kelima adalah...
Drakula adalah hantu yang sangat terkenal dunia. Mereka adalah setan pemakan darah.
Apa yang terjadi bila Drakula berada di markas Akatsuki?
"Drakula?" tanya Sasori heran.
"Iya! Katanya sih, mereka minum darah, kulit mereka pucat, udah gitu mereka juga punya taring!" tambah Kisame semangat.
'Minum darah? Kulit pucat? Bertaring?' pikir Sasori tambah heran sambil memasang pose berpikir. 'Kok gue jadi inget Hidan, Orochimaru, sama Si Jinchuuriki Kyuubi itu ya?'
"Gimana?" tanya Kisame. "Pingin liat nggak, ne?"
"Nggak. Gue udah bisa bayangin." jawab Sasori. Yang dibayangkan Sasori adalah seorang dengan kulit pucat, rambutnya panjang berwarna perak, mulutnya belepotan darah, mempunyai 3 pasang kumis, dan bertaring.
Sasori pun berjalan keluar meninggalkan Kisame dengan gemetar. Bukan karena ketakutan, tapi karena nahan tawa. 'Gue bakal sakit perut nih...'
"Hah? Tuh anak kenapa sih?" gumam Kisame heran.
.
"Sasori!" panggil Itachi.
"Apa, Ita—!" Sasori menoleh ke Itachi dan langsung pucat seketika. "Gyaa! Ada hantu Michael Jackson!" Sasori menunjuk-nunjuk makhluk tersebut.
"Sasori bego..." sahutnya. "Ini gue, Itachi!" makhluk tersebut melepas wig-nya.
"Huff..." Sasori mengelus-elus dadanya. "Hari ini ada apa sih?" tanyanya jengkel. "Tadi gue ketemu Hidan jadi setan pencabut nyawa, Dei jadi Rapunzel—yang kemungkinan besar didandanin Konan, Tobi jadi pahlawan bertopeng, Leader-sama dan Konan-san jadi Si Jinchuuriki Kyuubi dan cewek Hyuuga itu, Zetsu-san jadi bunga bangkai, trus lu jadi Jacko!" gerundelnya. "Berikutnya apa! Kakuzu jadi Hatake Kakashi!"
"Hah..." Itachi menghela nafas. "Lu beneran bego ya?" tanyanya bermaksud mengejek Sasori. "Ini 'kan Halloween!"
"Heh?" Sasori cengo sesaat, lalu langsung melihat kalender, tanggal 31 Oktober. Dan tanggal itu pun dihiasi dengan gambar Jack'o Lantern, hantu-hantu, de es be. "Hoh..." Sasori manggut-manggut.
"Ngapain lu masih di sini?" tanya Itachi sambil menunjuk Sasori.
"Berdiri." jawab Sasori singkat. "Lu sendiri juga liat 'kan kalo gue lagi berdiri?" Sasori bergaya dengan sok-nya di depan Itachi. "Apa lu rabun?"
BLETAK!
Itachi menjitak Sasori karena sebal. "Sembarangan lu!" serunya. "Maksud gue, lu nggak ikutan apa? Ganti kostum 'kek, dekorasi markas 'kek, Mati 'kek, terserah lu deh!" tambahnya kesal.
"Osh!" respon Sasori semangat. "Gue bakal ikutan!" Sasori pun lari meninggalkan Itachi dengan kecepatan cahaya.
"..." Itachi swt.
.
Kamar SasoDei –Author dikugutsu- Err... Kamar Sasori, Tobi, dan Deidara...
Tampak Sasori yang sedang sibuk mengacak-acak lemari bajunya. Padahal isi bajunya sama semua; beberapa stel jubah Akatsuki. Entah apa yang dicarinya...
"Ketemu!" seru Sasori senang saat menemukan kostum yang dicarinya. Sasori pun mengeluarkan kostum tersebut dari dalam lemari bajunya dengan mendramatisir mode. (BGM: We Are The Champion)
CRAT!
"..." mata Sasori langsung membulat saat melihat kostumnya—yang terkena noda tanah liat.
"Katsu!"
DHUAAR!
"Uwaaa!" Sasori langsung melepaskan kostum tersebut dari tangannya dan buru-buru mundur 100 langkah.
"Yes! Kena—eh?" Dei yang tadinya teriak seneng langsung cengo melihat lemparan kibaku nendo-nya salah sasaran. "Cih! Kirain Tobi kena, un!"
"Dei... dara..." ujar Sasori pelan, tapi nadanya mematikan. Seakan dia ingin membunuh partnernya.
"Un?" Dei dengan wajah pucat dan bercucuran keringat dingin menoleh ke Sasori pelan-pelan. Senyumnya pun dibuat agar tetap terlihat wajar. "O-oh... Da-Danna, un... A-apa k-ka-kabar, un?" tanya Dei terbata-bata.
"Wahahahaha! Tobi menang!" seru Tobi—yang tiba-tiba muncul dari balik jendela, norak sembari tertawa dan bergaya ala Pahlawan Bertopeng. "Lihat 'kan? Pahlawan Tobi Bertopeng menang dari Setan Rapunzel Gadungan!" Tobi menunjuk Dei dengan nistanya.
Pik!
Beberapa aksen marah nongol di kepala Deidara. Dan tentu saja Dei langsung lupa sama Sasori.
"Tobiiii! Gue bunuh lu!" Dei langsung mengejar Tobi yang sudah berlari ketakutan.
"Ugyaaa! Gomen, Senpaaai!"
"Cih! Liat aja lu, Dei!" gerundel Sasori sebal sambil memandangi kostum kelinci paskah-nya yang hancur. "Kalo lu balik nanti, gue bunuh lu!" sumpahnya.
BRAK!
"Astajim kodok!" Sasori latah. Dia pun menoleh ke belakang untuk melihat siapa pelakunya. "Hidan!"
"Dei-chaaan!" panggil Hidan nepsong tanpa mempedulikan Sasori. Di tangan kanannya terdapat sebuah kamera—yang sepertinya ingin dipakai untuk memotret Dei dengan gaun Rapunzel-nya. "Dei-chan! Di mana dikau!" tanyanya sembari meloncat keluar jendela. Nggak bahaya kok, wong itu di lantai 1.
"..." Sasori swt. Dia pun segera menggeleng-gelengkan kepalanya untuk kembali ke alam sadar. 'Gue nggak boleh bengong terus! Gue harus mikir; kira-kira kostum apa lagi yang gue punya!' batinnnya panik sembari melihat-lihat ke sekelilingnya. Tiba-tiba, sebuah lampu bohlam muncul di atas kepala Sasori, tapi sinarnya redup—pertanda bahwa idenya ngelantur.
.
Pesta pun dimulai. Dan beberapa anggota Akatsuki sudah tampak di ruang pesta. Ada yang sibuk kejar-kejaran, mencomot makanan diam-diam, berbincang-bincang, de es be.
"Sasori no Danna mana, un?" tanya Dei.
"Tau, udah mati kali," jawab Hidan asal sembari meneguk minumannya.
"Jangan bilang kalo Sasori no Danna mati, un!" seru Dei sembari menjambak rambut Hidan.
"Wadauw! Sakit tau!" jerit Hidan.
"Makanya jangan bilang gitu, un!" balas Dei.
BRAK!
"Yosh! 'Met malem, minna!" sapa Sasori yang baru saja mendobrak pintu masuk.
"Pintunya!" tangis Kakuzu dramatis saat melihat pintu masuknya rusak dan jebol.
"Ehehe... Sori deh..." Sasori senyum (sok) inosen. "Baidewei, sori gue telat."
"Sa... sori-kun?" Konan menunjuk kostum Sasori dengan heran.
"Hn? Apa?"
"Itu—Kostum lu... Kalajengking?" Konan mulai swt.
"Bukan, menangjengking." jawab Sasori.
"Ha?" Konan makin swt.
"Danna, un!" Dei melambai-lambaikan tangannya.
"Siapa yang ngundang Barbie ke sini?" tanya Sasori seraya menunjuk Dei.
"Danna! Ini gue, Deidara, un!" tegas Dei kesal karena dibilang Barbie.
"Deidara yang gue kenal itu Deidara-Hermafrodit, bukan Deidara-Cewek-Tulen." Sasori membuang mukanya dari hadapan Dei.
JLEB!
Dei langsung pundung di pojokan.
"Danna jahat, un... Danna ngeselin, un... Gue benci Danna, un..." gerundelnya.
"Cup cup cup... Senpai jangan nangis dong... Nanti Tobi beliin lolipop deh..." hibur Tobi sambil menepuk-nepuk pundak Dei.
"Oya, ada yang liat Kisame, nggak?" tanya Pein sambil melihat-lihat ke kiri-kanan dengan teropong yang dipakai terbalik.
"Bener juga ya..." Itachi manggut-manggut. "Dari tadi dia nggak keliatan..."
"Kecebur ke got kali..." jawab Zetsu hitam. "Hush! Jangan sembarangan ngomong!" omel Zetsu.
"Mungkin gantung diri, gara-gara nggak bisa lunasin hutangnya," timpal Kakuzu yang berkostum seperti Hatake Kakashi.
"Kalian ini... Jangan sumpahin teman sendiri dong..." Konan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Sasori!" Pein memanggil Sasori yang baru saja hendak mencomot sepotong kue.
"Kenapa, Leader-sama?" tanya Sasori kesal karena gagal mencomot kue.
"Cariin Si Kisame gih!" perintah Pein seenak jidat. "Jangan-jangan tuh anak nyasar lagi. Udah sono, cariin! Hush hush!" Pein mengusir Sasori layaknya mengusir anak anjing. Tentu saja Sasori kesal, dia pingin protes. Tapi nggak berani, bisa-bisa dia dijadikan tubuh baru Si Leader ber-piercings tersebut deh...
BLAM!
Sasori membanting pintu dan meninggalkan ruangan pesta nan terang tersebut.
"Sasori! Jangan banting pintunya!" omel Kakuzu.
.
"..." Sasori berjalan menyusuri lorong-lorong nan gelap. Dalam hatinya, dia menyesal, 'Kenapa tadi gue nggak minta Dei nemenin gue! Aduh, Sasori bego!'
Sasori yang biasanya cuek bebek tanpa emosi, kali ini malah ketakutan. Wah, bisa masuk rekor nih...
Ya iyalah Sasori ketakutan! Bayangin aja, orang mana yang nggak takut jalan di lorong gelap saat malam Halloween, tanpa senter, tanpa cahaya sedikit pun, dan tidak ada yang menemaninya? Oke, Tobi Si Anak Autis tidak masuk hitungan. Ditambah lagi, markas Akatsuki butut dan tadi siang Sasori mendengar cerita hantu dari Kisame. Kalau saja Sasori bukan boneka, pasti saat ini dia sudah pingsan di tempat.
"Kok feeling gue nggak enak ya?" gumam Sasori heran. Benar saja, saat itu entah kenapa Sasori merinding sendiri. Padahal semua jendela dan pintu sudah ditutup.
"Oi."
Sebuah suara serak-cempreng memanggil Sasori. Sasori yang merasa mengenal suara itu pun menoleh ke belakangnya. "Oh, Kisa—! Huwaa! Drakula!" teriak Sasori histeris. Dia segera merogoh kantong celananya. "Makan nih!" Sasori menyumpalkan sesuatu yang tadi diambilnya ke mulut Drakula tersebut. Sasori pun segera berlari meninggalkan drakula tersebut.
'Untung gue selalu bawa bawang putih!'
"Loh?" Sasori—yang masih berlari, merasa heran ketika merogoh kantongnya yang satu lagi. "Bawang putihnya kok... di sini?" tanya Sasori heran. "Gawat! Jangan-jangan yang tadi gue sumpelin itu bawang bombay!"
"Sasori..." panggil Si Drakula yang tiba-tiba ada di depannya.
"Huwaaa!" teriak Sasori syok. 'Se-sejak kapan.. Dia ada di depan gue!' pikirnya.
"Jangan hisap darah gue!" pinta Sasori seraya bersujud di kaki bau Si Drakula. "Gue bakal lakuin apa aja, asal jangan hisap darah gue!"
"Woi, Bonsai!" Drakula berkulit biru tersebut menendang kepala Sasori.
"Aduh!" jerit Sasori. "Apa'an sih! Drakula sialan!"
"Heh, Bego. Denger ya, ini gue, Hoshigaki Kisame!" ujar Drakula (yang ternyata Kisame) kesal. "Lagian, lu 'kan boneka! Jadi mana mungkin ada Drakula yang bisa hisap darah lu, Tolol!"
"Ha? Kisame?" Sasori merasa malu karena udah teriak-teriak GaJe. 'Bener juga ya... Gue 'kan boneka... Mana ada drakula yang bisa hisap darah gue?'pikirnya sambil memiringkan kepalanya sebentar. "Ah, bener juga ya! Hahaha..." Sasori tertawa garing.
"..." Kisame swt.
"Eh, tunggu dulu deh!" Sasori teringat sesuatu.
"Apa?"
"Kalo lu di depan gue, yang di belakang gue tadi siapa dong?" tanya Sasori heran.
"Hah? Mana gue tau..." jawab Kisame.
"..." mereka terdiam sebentar, berpikir. Saat itu juga, terdengar suara langkah kaki yang mendekati mereka.
Tap tap tap...
BRAK!
Tiba-tiba saja, sebuah jendela terbuka akibat tiupan kencang Sang Angin. Udara dingin pun masuk dan menusuk tulang. Saat itu juga, mereka mendengar suara lolongan serigala.
Tap tap tap...
"... Jangan-jangan..." Sasori dan Kisame merinding. Mereka pun menoleh ke belakang mereka pelan-pelan.
"Baaa!" teriak si pemilik suara langkah kaki tadi—Sang Drakula asli. Sesuai dengan cerita Kisame, drakula tersebut berkulit pucat, mulutnya belepotan darah, dan bertaring.
"Gyaaa!"
GUBRAK!
Sasori dan Kisame langsung tepar.
Keesokan harinya di Konoha News, ada sebuah berita tentang ditemukannya dua orang makhluk aneh bin ajaib di sebuah gua butut; yang satu berkulit pucat seperti hiu, tapi memakai kostum drakula. Dan yang satunya lagi berambut merah dan memakai kostum kalajengking.
End
Drakula adalah hantu yang sangat terkenal dunia. Mereka adalah setan pemakan darah.
Apa yang terjadi bila Drakula berada di markas Akatsuki?
"Drakula?" tanya Sasori heran.
"Iya! Katanya sih, mereka minum darah, kulit mereka pucat, udah gitu mereka juga punya taring!" tambah Kisame semangat.
'Minum darah? Kulit pucat? Bertaring?' pikir Sasori tambah heran sambil memasang pose berpikir. 'Kok gue jadi inget Hidan, Orochimaru, sama Si Jinchuuriki Kyuubi itu ya?'
"Gimana?" tanya Kisame. "Pingin liat nggak, ne?"
"Nggak. Gue udah bisa bayangin." jawab Sasori. Yang dibayangkan Sasori adalah seorang dengan kulit pucat, rambutnya panjang berwarna perak, mulutnya belepotan darah, mempunyai 3 pasang kumis, dan bertaring.
Sasori pun berjalan keluar meninggalkan Kisame dengan gemetar. Bukan karena ketakutan, tapi karena nahan tawa. 'Gue bakal sakit perut nih...'
"Hah? Tuh anak kenapa sih?" gumam Kisame heran.
.
"Sasori!" panggil Itachi.
"Apa, Ita—!" Sasori menoleh ke Itachi dan langsung pucat seketika. "Gyaa! Ada hantu Michael Jackson!" Sasori menunjuk-nunjuk makhluk tersebut.
"Sasori bego..." sahutnya. "Ini gue, Itachi!" makhluk tersebut melepas wig-nya.
"Huff..." Sasori mengelus-elus dadanya. "Hari ini ada apa sih?" tanyanya jengkel. "Tadi gue ketemu Hidan jadi setan pencabut nyawa, Dei jadi Rapunzel—yang kemungkinan besar didandanin Konan, Tobi jadi pahlawan bertopeng, Leader-sama dan Konan-san jadi Si Jinchuuriki Kyuubi dan cewek Hyuuga itu, Zetsu-san jadi bunga bangkai, trus lu jadi Jacko!" gerundelnya. "Berikutnya apa! Kakuzu jadi Hatake Kakashi!"
"Hah..." Itachi menghela nafas. "Lu beneran bego ya?" tanyanya bermaksud mengejek Sasori. "Ini 'kan Halloween!"
"Heh?" Sasori cengo sesaat, lalu langsung melihat kalender, tanggal 31 Oktober. Dan tanggal itu pun dihiasi dengan gambar Jack'o Lantern, hantu-hantu, de es be. "Hoh..." Sasori manggut-manggut.
"Ngapain lu masih di sini?" tanya Itachi sambil menunjuk Sasori.
"Berdiri." jawab Sasori singkat. "Lu sendiri juga liat 'kan kalo gue lagi berdiri?" Sasori bergaya dengan sok-nya di depan Itachi. "Apa lu rabun?"
BLETAK!
Itachi menjitak Sasori karena sebal. "Sembarangan lu!" serunya. "Maksud gue, lu nggak ikutan apa? Ganti kostum 'kek, dekorasi markas 'kek, Mati 'kek, terserah lu deh!" tambahnya kesal.
"Osh!" respon Sasori semangat. "Gue bakal ikutan!" Sasori pun lari meninggalkan Itachi dengan kecepatan cahaya.
"..." Itachi swt.
.
Kamar SasoDei –Author dikugutsu- Err... Kamar Sasori, Tobi, dan Deidara...
Tampak Sasori yang sedang sibuk mengacak-acak lemari bajunya. Padahal isi bajunya sama semua; beberapa stel jubah Akatsuki. Entah apa yang dicarinya...
"Ketemu!" seru Sasori senang saat menemukan kostum yang dicarinya. Sasori pun mengeluarkan kostum tersebut dari dalam lemari bajunya dengan mendramatisir mode. (BGM: We Are The Champion)
CRAT!
"..." mata Sasori langsung membulat saat melihat kostumnya—yang terkena noda tanah liat.
"Katsu!"
DHUAAR!
"Uwaaa!" Sasori langsung melepaskan kostum tersebut dari tangannya dan buru-buru mundur 100 langkah.
"Yes! Kena—eh?" Dei yang tadinya teriak seneng langsung cengo melihat lemparan kibaku nendo-nya salah sasaran. "Cih! Kirain Tobi kena, un!"
"Dei... dara..." ujar Sasori pelan, tapi nadanya mematikan. Seakan dia ingin membunuh partnernya.
"Un?" Dei dengan wajah pucat dan bercucuran keringat dingin menoleh ke Sasori pelan-pelan. Senyumnya pun dibuat agar tetap terlihat wajar. "O-oh... Da-Danna, un... A-apa k-ka-kabar, un?" tanya Dei terbata-bata.
"Wahahahaha! Tobi menang!" seru Tobi—yang tiba-tiba muncul dari balik jendela, norak sembari tertawa dan bergaya ala Pahlawan Bertopeng. "Lihat 'kan? Pahlawan Tobi Bertopeng menang dari Setan Rapunzel Gadungan!" Tobi menunjuk Dei dengan nistanya.
Pik!
Beberapa aksen marah nongol di kepala Deidara. Dan tentu saja Dei langsung lupa sama Sasori.
"Tobiiii! Gue bunuh lu!" Dei langsung mengejar Tobi yang sudah berlari ketakutan.
"Ugyaaa! Gomen, Senpaaai!"
"Cih! Liat aja lu, Dei!" gerundel Sasori sebal sambil memandangi kostum kelinci paskah-nya yang hancur. "Kalo lu balik nanti, gue bunuh lu!" sumpahnya.
BRAK!
"Astajim kodok!" Sasori latah. Dia pun menoleh ke belakang untuk melihat siapa pelakunya. "Hidan!"
"Dei-chaaan!" panggil Hidan nepsong tanpa mempedulikan Sasori. Di tangan kanannya terdapat sebuah kamera—yang sepertinya ingin dipakai untuk memotret Dei dengan gaun Rapunzel-nya. "Dei-chan! Di mana dikau!" tanyanya sembari meloncat keluar jendela. Nggak bahaya kok, wong itu di lantai 1.
"..." Sasori swt. Dia pun segera menggeleng-gelengkan kepalanya untuk kembali ke alam sadar. 'Gue nggak boleh bengong terus! Gue harus mikir; kira-kira kostum apa lagi yang gue punya!' batinnnya panik sembari melihat-lihat ke sekelilingnya. Tiba-tiba, sebuah lampu bohlam muncul di atas kepala Sasori, tapi sinarnya redup—pertanda bahwa idenya ngelantur.
.
Pesta pun dimulai. Dan beberapa anggota Akatsuki sudah tampak di ruang pesta. Ada yang sibuk kejar-kejaran, mencomot makanan diam-diam, berbincang-bincang, de es be.
"Sasori no Danna mana, un?" tanya Dei.
"Tau, udah mati kali," jawab Hidan asal sembari meneguk minumannya.
"Jangan bilang kalo Sasori no Danna mati, un!" seru Dei sembari menjambak rambut Hidan.
"Wadauw! Sakit tau!" jerit Hidan.
"Makanya jangan bilang gitu, un!" balas Dei.
BRAK!
"Yosh! 'Met malem, minna!" sapa Sasori yang baru saja mendobrak pintu masuk.
"Pintunya!" tangis Kakuzu dramatis saat melihat pintu masuknya rusak dan jebol.
"Ehehe... Sori deh..." Sasori senyum (sok) inosen. "Baidewei, sori gue telat."
"Sa... sori-kun?" Konan menunjuk kostum Sasori dengan heran.
"Hn? Apa?"
"Itu—Kostum lu... Kalajengking?" Konan mulai swt.
"Bukan, menangjengking." jawab Sasori.
"Ha?" Konan makin swt.
"Danna, un!" Dei melambai-lambaikan tangannya.
"Siapa yang ngundang Barbie ke sini?" tanya Sasori seraya menunjuk Dei.
"Danna! Ini gue, Deidara, un!" tegas Dei kesal karena dibilang Barbie.
"Deidara yang gue kenal itu Deidara-Hermafrodit, bukan Deidara-Cewek-Tulen." Sasori membuang mukanya dari hadapan Dei.
JLEB!
Dei langsung pundung di pojokan.
"Danna jahat, un... Danna ngeselin, un... Gue benci Danna, un..." gerundelnya.
"Cup cup cup... Senpai jangan nangis dong... Nanti Tobi beliin lolipop deh..." hibur Tobi sambil menepuk-nepuk pundak Dei.
"Oya, ada yang liat Kisame, nggak?" tanya Pein sambil melihat-lihat ke kiri-kanan dengan teropong yang dipakai terbalik.
"Bener juga ya..." Itachi manggut-manggut. "Dari tadi dia nggak keliatan..."
"Kecebur ke got kali..." jawab Zetsu hitam. "Hush! Jangan sembarangan ngomong!" omel Zetsu.
"Mungkin gantung diri, gara-gara nggak bisa lunasin hutangnya," timpal Kakuzu yang berkostum seperti Hatake Kakashi.
"Kalian ini... Jangan sumpahin teman sendiri dong..." Konan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Sasori!" Pein memanggil Sasori yang baru saja hendak mencomot sepotong kue.
"Kenapa, Leader-sama?" tanya Sasori kesal karena gagal mencomot kue.
"Cariin Si Kisame gih!" perintah Pein seenak jidat. "Jangan-jangan tuh anak nyasar lagi. Udah sono, cariin! Hush hush!" Pein mengusir Sasori layaknya mengusir anak anjing. Tentu saja Sasori kesal, dia pingin protes. Tapi nggak berani, bisa-bisa dia dijadikan tubuh baru Si Leader ber-piercings tersebut deh...
BLAM!
Sasori membanting pintu dan meninggalkan ruangan pesta nan terang tersebut.
"Sasori! Jangan banting pintunya!" omel Kakuzu.
.
"..." Sasori berjalan menyusuri lorong-lorong nan gelap. Dalam hatinya, dia menyesal, 'Kenapa tadi gue nggak minta Dei nemenin gue! Aduh, Sasori bego!'
Sasori yang biasanya cuek bebek tanpa emosi, kali ini malah ketakutan. Wah, bisa masuk rekor nih...
Ya iyalah Sasori ketakutan! Bayangin aja, orang mana yang nggak takut jalan di lorong gelap saat malam Halloween, tanpa senter, tanpa cahaya sedikit pun, dan tidak ada yang menemaninya? Oke, Tobi Si Anak Autis tidak masuk hitungan. Ditambah lagi, markas Akatsuki butut dan tadi siang Sasori mendengar cerita hantu dari Kisame. Kalau saja Sasori bukan boneka, pasti saat ini dia sudah pingsan di tempat.
"Kok feeling gue nggak enak ya?" gumam Sasori heran. Benar saja, saat itu entah kenapa Sasori merinding sendiri. Padahal semua jendela dan pintu sudah ditutup.
"Oi."
Sebuah suara serak-cempreng memanggil Sasori. Sasori yang merasa mengenal suara itu pun menoleh ke belakangnya. "Oh, Kisa—! Huwaa! Drakula!" teriak Sasori histeris. Dia segera merogoh kantong celananya. "Makan nih!" Sasori menyumpalkan sesuatu yang tadi diambilnya ke mulut Drakula tersebut. Sasori pun segera berlari meninggalkan drakula tersebut.
'Untung gue selalu bawa bawang putih!'
"Loh?" Sasori—yang masih berlari, merasa heran ketika merogoh kantongnya yang satu lagi. "Bawang putihnya kok... di sini?" tanya Sasori heran. "Gawat! Jangan-jangan yang tadi gue sumpelin itu bawang bombay!"
"Sasori..." panggil Si Drakula yang tiba-tiba ada di depannya.
"Huwaaa!" teriak Sasori syok. 'Se-sejak kapan.. Dia ada di depan gue!' pikirnya.
"Jangan hisap darah gue!" pinta Sasori seraya bersujud di kaki bau Si Drakula. "Gue bakal lakuin apa aja, asal jangan hisap darah gue!"
"Woi, Bonsai!" Drakula berkulit biru tersebut menendang kepala Sasori.
"Aduh!" jerit Sasori. "Apa'an sih! Drakula sialan!"
"Heh, Bego. Denger ya, ini gue, Hoshigaki Kisame!" ujar Drakula (yang ternyata Kisame) kesal. "Lagian, lu 'kan boneka! Jadi mana mungkin ada Drakula yang bisa hisap darah lu, Tolol!"
"Ha? Kisame?" Sasori merasa malu karena udah teriak-teriak GaJe. 'Bener juga ya... Gue 'kan boneka... Mana ada drakula yang bisa hisap darah gue?'pikirnya sambil memiringkan kepalanya sebentar. "Ah, bener juga ya! Hahaha..." Sasori tertawa garing.
"..." Kisame swt.
"Eh, tunggu dulu deh!" Sasori teringat sesuatu.
"Apa?"
"Kalo lu di depan gue, yang di belakang gue tadi siapa dong?" tanya Sasori heran.
"Hah? Mana gue tau..." jawab Kisame.
"..." mereka terdiam sebentar, berpikir. Saat itu juga, terdengar suara langkah kaki yang mendekati mereka.
Tap tap tap...
BRAK!
Tiba-tiba saja, sebuah jendela terbuka akibat tiupan kencang Sang Angin. Udara dingin pun masuk dan menusuk tulang. Saat itu juga, mereka mendengar suara lolongan serigala.
Tap tap tap...
"... Jangan-jangan..." Sasori dan Kisame merinding. Mereka pun menoleh ke belakang mereka pelan-pelan.
"Baaa!" teriak si pemilik suara langkah kaki tadi—Sang Drakula asli. Sesuai dengan cerita Kisame, drakula tersebut berkulit pucat, mulutnya belepotan darah, dan bertaring.
"Gyaaa!"
GUBRAK!
Sasori dan Kisame langsung tepar.
Keesokan harinya di Konoha News, ada sebuah berita tentang ditemukannya dua orang makhluk aneh bin ajaib di sebuah gua butut; yang satu berkulit pucat seperti hiu, tapi memakai kostum drakula. Dan yang satunya lagi berambut merah dan memakai kostum kalajengking.
End
Sabtu, 23 November 2013
Birthday For Sasori
19.57 akatsuki shippuden
Author: Rukia-Shizu 朽木 Kuchiki Acodeva
theme: Humor/Parody
-Musim dingin di Kediaman Akasuna, jam 7 pagi-
“Onii-chan, bangun!” panggil Matsuri.
“Uungh...” Sasori meringkuk di bawah selimutnya, lalu menutup kedua telinganya dengan bantal. “Lima jam lagi, gue bangun...” respon Sasori dengan suara pelan.
“...”
Baiklah, setelah itu, hening beberapa saat—
BRAK!!
“Onii-chan!!” –sampai Matsuri datang sambil mendobrak pintu kamar Sasori.
“Uungh...” Sasori makin meringkuk, males bangun pagi hari di musim dingin ini.
“Cepet bangun dong!” Matsuri—adik tersayang Sasori, menggoyang-goyang tubuh Sasori.
“Bentar lagi, Matsuri-chan...” jawab Sasori. “Onii-chan masih ngantuk...”
“Hah...” Matsuri menghela nafas. “Siapa suruh kemaren Onii-chan nonton ‘Pinocchio’ sama ‘Power Rangers’ sampe jam 3 pagi?” tanyanya agak kesal. “Bangun dong! Nanti Onii-chan jamuran loh!”
“Lu kate ini musim hujan apa?” balas Sasori tanpa menoleh. “Pokoknya Onii-chan pasti bangun 5 jam lagi, titik! Gak pake koma, gak pake titik-koma!”
“...” habis sudah kesabaran Matsuri meladeni kakaknya yang pemalas ini. “Bangun!!” teriaknya kesal. Dia pun menarik selimut Sasori secara paksa—mengakibatkan cowok berambut merah tersebut terjatuh dari kasurnya dan mencium lantai secara mulus.
“Aduh...” rintih Sasori. “Kamu kenapa sih, Matsuri-chan?” tanyanya sembari mengelus-ngelus hidungnya. “Nggak biasanya kamu kaya’ gini...”
“Hah...” Matsuri menghela nafas lagi. Sepertinya Sasori bener-bener lupa kalo dia ada janji sama Akatsuki. Dia pasti ketularan pikunnya Pein. “Onii-chan bener-bener nggak inget?” tanya Matsuri.
Sasori menggelengkan kepalanya dengan inosen.
“Hah...” Matsuri menundukkan kepalanya sebentar. “Kemarin ‘kan Onii-chan bilang kalo besok mau ketemuan sama Akatsuki.” jawab Matsuri sembari merapikan selimut merah Sasori.
“Ha?” Sasori sedang memproses apa yang dikatakan Matsuri tadi.
Mari kita hitung. 2 detik...
3 detik...
5 detik....
1 menit...
“Oh iya!” Sasori meninjukan kepalan tangannya ke tangannya yang satu lagi. “Aargh! Kenapa gue lupa!?” Sasori langsung panik. Dia pun buru-buru membuka lemari bajunya dan mengambil sweater berwarna teal. Lalu berlari keluar kamarnya, menuruni tangga sampai terjatuh, mengambil sepotong roti panggang di atas piring, dan mengunyahnya sambil memakai sweaternya.
“Itekimasu, Matsuri-chan!” pamit Sasori.
“Ah! Onii-chan, sepatu—” Matsuri baru saja mau memberi tahu Sasori kalo Sasori masih memakai selop. Tapi Sasori udah terlanjur pergi, yasud lah...
.
“...” muka Sasori memerah, antara menahan marah dan malu. “Diam!” bentaknya pada Akatsuki.
“Gyahaha!! Sasori keluar rumah pake selop!! Gyahaha!!” tawa Hidan sambil memegangi perutnya. “Lebih parah dari Dei-chan yang pake gaun!! Gyahaha!!”
Sang Jashinist pun mendapat jitakan dari kedua nama yang disebutkan di atas tadi.
“Lagian juga, kenapa kalian nggak bangunin gue, hah!?” tanya Sasori emosi.
“Kami udah telpon lu kale~” jawab Pein.
“Sampe berkali-kali malah.” timpal Konan.
“Hoh?” Sasori pun merogoh kantong celana tidurnya untuk mengambil BB-nya. Dan di layarnya, terlihat jelas ada 20 missed-calls. “Hah!?” pupil mata Sasori seakan membulat ala ‘anime-style’.
“Ngerti?” tanya Pein.
“...” Sasori mengangguk dengan wajah yang masih syok.
“Udah deh, sekarang lu tunggu di di sini dulu.” sahut Zetsu. “Kami lagi terlalu sibuk buat ngeladenin lu.” timpal Zeri, kembarannya.
“Loh? Kalo gitu buat apa kalian manggil gue!?” tanya Sasori nggak terima. Ya jelas lah, udah disuruh bangun pagi-pagi, tau-tau malah diusir. Gimana nggak kesel?
“Sebenernya kalian mau apa sih!? Gue udah dateng, malah diusir!”
“Rahasia, un!” jawab Dei sambil meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya, membuatnya terlihat semakin mirip cewek. Haruno Sakura saja kalah manisnya.
“...” Sasori langsung ilfeel. “Kaya’nya emang lebih baik kalo gue pulang lagi ya...” ia pun membalikkan tubuhnya.
“Eh!? Ja-jangan begitu, Sasori!” cegah Kisame.
“Pokoknya lu harus tetap di sini!” kata Kakuzu.
“Nggak boleh ke mana-mana!” timpal Pein.
“Nggak boleh bergerak!” timpal Hidan.
“Nggak boleh bernafas!” timpal Tobi inosen.
BLETAK!!
Tobi pun mendapat jitakan dari Sasori.
“Gila lu! Kalo gue nggak nafas, gue bisa mati, Dodol!” protesnya.
“Huwee~ Tachi-chan, Saso-kun senpai ja’at!” tangis Tobi layaknya cewek yang baru diputusin pacarnya.
“...” Itachi mengelus-elus kepala Tobi.
“Intinya, Danna di sini dulu, un!” ujar Dei. “Kami mau masuk ke dalam dulu, un!”
Akatsuki pun masuk ke dalam sebuah bangunan butut—markas Akatsuki, meninggalkan Sasori sendirian di luar.
BLAM!
“Dasar nggak setia kawan! Dasar ketua sialan!” rutuk Sasori sambil menendang sebuah batu kecil.
Klek!
Pintu bangunan itu dibuka Pein tiba-tiba.
“Tadi lu bilang apa, Sasori?” tanya Pein tersenyum ‘manis’.
Sasori memucat dan merinding seketika. “Ng-nggak! Bu-bukan apa-apa!” jawabnya bohong sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Oh...” respon Pein, masih tersenyum. “Baiklah... Tapi kalo gue denger lu ngomong soal gituan sekali lagi...” Pein menutup pintu perlahan. “Nyawa lu bakal berada di tangan gue!” lanjutnya dengan tatapan membunuh kepada Sasori.
BLAM!
‘Gi-gila...’ batin Sasori. ‘Ka-kalo aja tadi gue nggak bohong, gue pasti udah ko’it!’
.
“Hoaahm...” Sasori menguap. “Sebenernya mereka ngapain sih? Lama banget!” gerutu Sasori kesal. “Mana gue nggak suka nunggu lagi!”
“Meong...” seekor kucing hitam lewat di depan Sasori.
“Hn? Kucing hitam?”
“Meong...” kucing itu seakan sedang senyam-senyum kepada Sasori.
“Apa?” tanya Sasori pada kucing itu.
Gila... Daripada nggak ada kerjaan, lebih baik ngomong sama kucing...
“Meong...” respon kucing itu.
“Kenapa gue di sini? Gue diusir temen-temen gue. Makanya gue di sini.” jawab Sasori sambil memandang kucing itu. “Puas lu?”
“Meong?” tanyanya lagi.
“Jadi kucing banyak nanya lu...” protes Sasori. “Pergi sana! Hush hush!” usir Sasori seraya mengibas-ngibaskan tangannya.
“Meong!” tentu saja si kucing nggak terima.
“Apa’an sih lu!? Ngajak berantem!?” tantang Sasori.
“Meong!” kucing itu menegakkan bulu-bulunya, pertanda dia nerima tantangan Sasori.
Sasori pun berjongkok untuk meladeni kucing itu. “Heh! Jadi kucing nggak usah sok deh!” ejeknya.
“Meong!”
Tentu saja orang-orang yang lewat di sekitar situ langsung pada swt.
“Ih, cakep-cakep kok malah gila sih?”
“Tau nih. Pasti dia MKTB (Masa Kecil Tidak Bahagia)...”
“Ck ck ck... Kasian banget dia...”
“Matsuri-chan, dia abang lu ‘kan?” tanya Sari yang sedang berjalan di sebelah Matsuri seraya menunjuk Sasori yang lagi cakar-cakaran sama si kucing.
Matsuri melihat ke arah yang ditunjukkan Sari. Seketika itu juga, Matsuri langsung swt dan menjawab, “Nggak kok! Gue nggak kenal orang macam dia! Paling cuma kebetulan mirip aja!”
“Eh... Gitu ya?” tanya Sari.
“Hm! Udahlah, Sari-chan! Ayo, cepat. Temari-senpai pasti lagi nunggu kita!”
“Iya!”
Mereka pun pergi meninggalkan Sasori yang sekarang lagi jambak-jambakan sama si kucing.
.
“Rasakan ini! Sasori kick!” seru Sasori norak sembari mengarahkan tendangannya ke arah kucing itu.
“Meong!” kucing itu melompat.
“Eeekh!?”
DUAAGH!!
Alhasil, tendangan Sasori bukannya mengenai si kucing, tapi malah mengenai tiang listrik.
“Gyaaa!!” jerit Sasori kesakitan, suaranya terdengar sangat memilukan. “Sakit! Kaki gue sakit!!” Sasori meloncat kesakitan sambil memegangi kaki kanannya.
“Meong!” kucing itu tertawa, seakan menertawakan kemenangannya dan kekalahan Sasori.
“Kucing sialan!” bentak Sasori stres.
-Sementara itu, di dalam markas-
Akatsuki lainnya swt.
Kenapa? Karena mereka—yang udah selesai bekerja, menonton pertarungan Sasori VS Kucing. Melihat betapa nista dan GaJe-nya pertarungan tersebut, tentu saja mereka langsung swt.
“Sasori no Danna... un....” Dei langsung menundukkan kepalanya dan menangis depresi plus kecewa. Sementara Tobi Si Anak Baik sibuk menghibur Dei.
“...” muka Itachi memerah, menahan tawanya.
“Rekam, trus masukin yutub...” gumam Kakuzu sambil mengambil handycam-nya.
“Ayo, Kuzu! Rekam!” dukung Zetsu dengan semangat Perang Aceh. “Gue nggak tanggung kalo nanti Sasori marah-marah...” timpal Zeri.
“Yare-yare... Sasori-kun kesurupan apa sih?” tanya Konan seraya memegangi kepalanya.
“Nyesel gue ngajak Sasori gabung Akatsuki...” ujar Pein.
“Menurut kamu gimana?” Kisame curhat sama ikan peliharaannya tentang ke-nista-an Sasori.
“Deidei...” panggil Pein.
“Un?” tanya Dei yang masih nangis darah.
“Suruh Sasori masuk, gih. Kasian gue ngeliatnya...” perintah Pein.
“Nggak mau, un... Dia bukan Sasori no Danna, un...” tolak Dei.
“Hah...” Pein menghela nafas. “Itachi.”
“Hn,” respon Itachi. Dia pun berjalan menuju pintu dan membukanya.
Klek...
“Sasori.”
“Apa!?” tanya Sasori dengan nada agak tinggi. Di ujung matanya tampak setetes air mata. Mukanya juga agak merah.
“Habis nangis?” tanya Itachi tanpa basa-basi. “Dasar cengeng.”
Spontan saja, Sasori langsung membuang mukanya dari hadapan Itachi.
“...” Itachi berdiam diri memandangi betapa childish-nya Sasori. “Kaya’nya lu nggak mau masuk ya. Padahal baru aja Leader-sama suruh masuk. Ya udah...” katanya datar sembari membalikkan tubuhnya ke arah markas.
“Eh!? Matte!” seru Sasori. “Gue mau masuk!”
“Hn.” Itachi tersenyum kecil.
Ternyata, kalimat datar Itachi jauh lebih ampuh daripada rayuan gombal Dei.
--
BYUURSH!!
“Otanjobi omedetou, Sasori!” seru Akatsuki –minus Sasori dan Itachi- saat Sasori memasuki markas. Mereka menyiram sebuah cairan lengket nan aneh kepada Sasori.
“Huwaa!?” Sasori memucat syok. “I-Itachi, lu nggak apa-apa?” tanyanya khawatir.
‘Eh? Itachi?’ pikir yang lainnya bingung. Mulai bad-feeling nih...
Mereka pun melihat ke Sasori. Dan Sasori sendiri masih kinclong tanpa noda. Lalu mereka menoleh perlahan ke Itachi.
“...”
“Hugyaaa!?”
Mata Itachi penuh nafsu membunuh. Rambut dan tubuhnya jadi lengket gara-gara terkena siraman cairan aneh tadi. Kesimpulannya...
“Kalian salah siram, Baka!!” bentak Itachi.
“Go-gomen...” mereka pun langsung bersujud minta maaf ke Itachi.
“Kalian—”
“Ne? Mana Tobi?” tanya Sasori.
“Eh?” yang lainnya langsung menghentikan kegiatan masing-masing.
“Bener juga. Tadi nggak kedengaran suara cemprengnya...” gumam Kisame.
“Nyasar kali.” jawab Zetsu. “Nggak mungkin dia nyasar di tempat sempit ini, Baka!” ujar Zeri.
“Padahal terakhir kali dia lagi ngelus-ngelus gue kok, un...” kata Dei sambil mengacungkan jari telunjuknya.
“Ekh!?” Hidan syok. “Nggak ada yang boleh ngelus-ngelus Dei-chan-ku!” serunya sembari memeluk Dei.
DUAGH!
“Kalo gitu, nggak ada yang boleh meluk gue, un!” omel Dei yang baru saja menggebuk Hidan.
“Saso-kun... senpai!!”
DRAP DRAP DRAP
Bersamaan dengan teriakan cempreng itu, terdengar juga suara langkah kaki yang sedang berlari. Dan menampakkan Tobi yang sedang berlari menuju Akatsuki sambil membawa sebuah ember.
BYUURSH!!
Tobi menyiram Akatsuki dengan inosen-nya. Niatnya pingin nyirem Sasori, tapi karena terlalu semangat, yah gitu deh...
“Gyaaa!! Dingin!!” jerit Akasuki menggigil kedinginan. Rupanya yang Tobi gunakan adalah air es dari Danau Konoha yang suhunya bisa mencapai -4 derajat celcius.
-Esok harinya, Kediaman Akasuna (lagi)-
“Onii-chan cari mati apa?” tanya Matsuri. “Udah tau ini musim dingin, tapi masih aja main air!”
“Gomen...” respon Sasori dengan suara serak, demam. “Kemarin Onii-chan nggak segaja kecebur got...”
Matsuri swt. “Emang Onii-chan main di mana sih?”
“Di Mall Konoha,” jawab Sasori sembari menyeruput sup telur buatan Matsuri.
Matsuri makin swt. “Udah deh, aku mau pergi dulu. Ada janji sama Sakura-san.” ujar Matsuri seraya berjalan keluar dari kamar Sasori. “Itekimasu!”
“Hn,” respon Sasori. Begitu Matsuri pergi, Sasori langsung mengambil BB-nya yang berada di bawah bantalnya. Dia langsung membuka FaceBook. Dan muncul komentar teman-temannya.
percakapan di FB:
Bakuhatsu Deidara: TOBII!! TUNGGU AJA PEMBALASAN GUE NANTI, UN!!
Hidan Keren: Tobi sialan!! Tanggung jawab lu!!
Konan sedang origami: ...
Pein si playboy: Lama-lama gue pecat juga tuh Si Tobi!
Zetsu Zeri VFT: Gue nggak mau ikutan acara ginian lagi! Kapok gue!
Kakuzu Pecinta Uang: Tobi, tanggung jawab lu!
Itachi benci Tobi: Tobi anak jahat... Tobi anak bego... Tobi anak nakal...
Kisame sedang demam: Tobi, awas aja lu nanti!!
Tobi Anak Baik: Hiks... Apa salah Tobi? TTxTT
“Haha...” Sasori tertawa kecil melihat komentar teman-temannya itu.
Dare datte shippai wa tsuru nda
Ada panggilan masuk di BB miliknya.
Kakuzu
Hazukashii koto jana—
Sasori pun menerimanya.
“Moshi-moshi?”
“Oi, Sasori. Buka YouTube deh.”
“Ha?”
“Udah, buka aja!”
Pip!
Pembicaraan terputus.
Karena heran, Sasori pun langsung menyalakan komputer-nya dan ke YouTube.
“Nani!?”
Sasori langsung berteriak sekencang mungkin dengan toa saat melihat video berjudul ‘Akasuna Sasori VS Kucing’. Dan benar saja, itu video yang dimaksud Kakuzu kemaren.
Author: Rukia-Shizu 朽木 Kuchiki Acodeva
theme: Humor/Parody
-Musim dingin di Kediaman Akasuna, jam 7 pagi-
“Onii-chan, bangun!” panggil Matsuri.
“Uungh...” Sasori meringkuk di bawah selimutnya, lalu menutup kedua telinganya dengan bantal. “Lima jam lagi, gue bangun...” respon Sasori dengan suara pelan.
“...”
Baiklah, setelah itu, hening beberapa saat—
BRAK!!
“Onii-chan!!” –sampai Matsuri datang sambil mendobrak pintu kamar Sasori.
“Uungh...” Sasori makin meringkuk, males bangun pagi hari di musim dingin ini.
“Cepet bangun dong!” Matsuri—adik tersayang Sasori, menggoyang-goyang tubuh Sasori.
“Bentar lagi, Matsuri-chan...” jawab Sasori. “Onii-chan masih ngantuk...”
“Hah...” Matsuri menghela nafas. “Siapa suruh kemaren Onii-chan nonton ‘Pinocchio’ sama ‘Power Rangers’ sampe jam 3 pagi?” tanyanya agak kesal. “Bangun dong! Nanti Onii-chan jamuran loh!”
“Lu kate ini musim hujan apa?” balas Sasori tanpa menoleh. “Pokoknya Onii-chan pasti bangun 5 jam lagi, titik! Gak pake koma, gak pake titik-koma!”
“...” habis sudah kesabaran Matsuri meladeni kakaknya yang pemalas ini. “Bangun!!” teriaknya kesal. Dia pun menarik selimut Sasori secara paksa—mengakibatkan cowok berambut merah tersebut terjatuh dari kasurnya dan mencium lantai secara mulus.
“Aduh...” rintih Sasori. “Kamu kenapa sih, Matsuri-chan?” tanyanya sembari mengelus-ngelus hidungnya. “Nggak biasanya kamu kaya’ gini...”
“Hah...” Matsuri menghela nafas lagi. Sepertinya Sasori bener-bener lupa kalo dia ada janji sama Akatsuki. Dia pasti ketularan pikunnya Pein. “Onii-chan bener-bener nggak inget?” tanya Matsuri.
Sasori menggelengkan kepalanya dengan inosen.
“Hah...” Matsuri menundukkan kepalanya sebentar. “Kemarin ‘kan Onii-chan bilang kalo besok mau ketemuan sama Akatsuki.” jawab Matsuri sembari merapikan selimut merah Sasori.
“Ha?” Sasori sedang memproses apa yang dikatakan Matsuri tadi.
Mari kita hitung. 2 detik...
3 detik...
5 detik....
1 menit...
“Oh iya!” Sasori meninjukan kepalan tangannya ke tangannya yang satu lagi. “Aargh! Kenapa gue lupa!?” Sasori langsung panik. Dia pun buru-buru membuka lemari bajunya dan mengambil sweater berwarna teal. Lalu berlari keluar kamarnya, menuruni tangga sampai terjatuh, mengambil sepotong roti panggang di atas piring, dan mengunyahnya sambil memakai sweaternya.
“Itekimasu, Matsuri-chan!” pamit Sasori.
“Ah! Onii-chan, sepatu—” Matsuri baru saja mau memberi tahu Sasori kalo Sasori masih memakai selop. Tapi Sasori udah terlanjur pergi, yasud lah...
.
“...” muka Sasori memerah, antara menahan marah dan malu. “Diam!” bentaknya pada Akatsuki.
“Gyahaha!! Sasori keluar rumah pake selop!! Gyahaha!!” tawa Hidan sambil memegangi perutnya. “Lebih parah dari Dei-chan yang pake gaun!! Gyahaha!!”
Sang Jashinist pun mendapat jitakan dari kedua nama yang disebutkan di atas tadi.
“Lagian juga, kenapa kalian nggak bangunin gue, hah!?” tanya Sasori emosi.
“Kami udah telpon lu kale~” jawab Pein.
“Sampe berkali-kali malah.” timpal Konan.
“Hoh?” Sasori pun merogoh kantong celana tidurnya untuk mengambil BB-nya. Dan di layarnya, terlihat jelas ada 20 missed-calls. “Hah!?” pupil mata Sasori seakan membulat ala ‘anime-style’.
“Ngerti?” tanya Pein.
“...” Sasori mengangguk dengan wajah yang masih syok.
“Udah deh, sekarang lu tunggu di di sini dulu.” sahut Zetsu. “Kami lagi terlalu sibuk buat ngeladenin lu.” timpal Zeri, kembarannya.
“Loh? Kalo gitu buat apa kalian manggil gue!?” tanya Sasori nggak terima. Ya jelas lah, udah disuruh bangun pagi-pagi, tau-tau malah diusir. Gimana nggak kesel?
“Sebenernya kalian mau apa sih!? Gue udah dateng, malah diusir!”
“Rahasia, un!” jawab Dei sambil meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya, membuatnya terlihat semakin mirip cewek. Haruno Sakura saja kalah manisnya.
“...” Sasori langsung ilfeel. “Kaya’nya emang lebih baik kalo gue pulang lagi ya...” ia pun membalikkan tubuhnya.
“Eh!? Ja-jangan begitu, Sasori!” cegah Kisame.
“Pokoknya lu harus tetap di sini!” kata Kakuzu.
“Nggak boleh ke mana-mana!” timpal Pein.
“Nggak boleh bergerak!” timpal Hidan.
“Nggak boleh bernafas!” timpal Tobi inosen.
BLETAK!!
Tobi pun mendapat jitakan dari Sasori.
“Gila lu! Kalo gue nggak nafas, gue bisa mati, Dodol!” protesnya.
“Huwee~ Tachi-chan, Saso-kun senpai ja’at!” tangis Tobi layaknya cewek yang baru diputusin pacarnya.
“...” Itachi mengelus-elus kepala Tobi.
“Intinya, Danna di sini dulu, un!” ujar Dei. “Kami mau masuk ke dalam dulu, un!”
Akatsuki pun masuk ke dalam sebuah bangunan butut—markas Akatsuki, meninggalkan Sasori sendirian di luar.
BLAM!
“Dasar nggak setia kawan! Dasar ketua sialan!” rutuk Sasori sambil menendang sebuah batu kecil.
Klek!
Pintu bangunan itu dibuka Pein tiba-tiba.
“Tadi lu bilang apa, Sasori?” tanya Pein tersenyum ‘manis’.
Sasori memucat dan merinding seketika. “Ng-nggak! Bu-bukan apa-apa!” jawabnya bohong sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Oh...” respon Pein, masih tersenyum. “Baiklah... Tapi kalo gue denger lu ngomong soal gituan sekali lagi...” Pein menutup pintu perlahan. “Nyawa lu bakal berada di tangan gue!” lanjutnya dengan tatapan membunuh kepada Sasori.
BLAM!
‘Gi-gila...’ batin Sasori. ‘Ka-kalo aja tadi gue nggak bohong, gue pasti udah ko’it!’
.
“Hoaahm...” Sasori menguap. “Sebenernya mereka ngapain sih? Lama banget!” gerutu Sasori kesal. “Mana gue nggak suka nunggu lagi!”
“Meong...” seekor kucing hitam lewat di depan Sasori.
“Hn? Kucing hitam?”
“Meong...” kucing itu seakan sedang senyam-senyum kepada Sasori.
“Apa?” tanya Sasori pada kucing itu.
Gila... Daripada nggak ada kerjaan, lebih baik ngomong sama kucing...
“Meong...” respon kucing itu.
“Kenapa gue di sini? Gue diusir temen-temen gue. Makanya gue di sini.” jawab Sasori sambil memandang kucing itu. “Puas lu?”
“Meong?” tanyanya lagi.
“Jadi kucing banyak nanya lu...” protes Sasori. “Pergi sana! Hush hush!” usir Sasori seraya mengibas-ngibaskan tangannya.
“Meong!” tentu saja si kucing nggak terima.
“Apa’an sih lu!? Ngajak berantem!?” tantang Sasori.
“Meong!” kucing itu menegakkan bulu-bulunya, pertanda dia nerima tantangan Sasori.
Sasori pun berjongkok untuk meladeni kucing itu. “Heh! Jadi kucing nggak usah sok deh!” ejeknya.
“Meong!”
Tentu saja orang-orang yang lewat di sekitar situ langsung pada swt.
“Ih, cakep-cakep kok malah gila sih?”
“Tau nih. Pasti dia MKTB (Masa Kecil Tidak Bahagia)...”
“Ck ck ck... Kasian banget dia...”
“Matsuri-chan, dia abang lu ‘kan?” tanya Sari yang sedang berjalan di sebelah Matsuri seraya menunjuk Sasori yang lagi cakar-cakaran sama si kucing.
Matsuri melihat ke arah yang ditunjukkan Sari. Seketika itu juga, Matsuri langsung swt dan menjawab, “Nggak kok! Gue nggak kenal orang macam dia! Paling cuma kebetulan mirip aja!”
“Eh... Gitu ya?” tanya Sari.
“Hm! Udahlah, Sari-chan! Ayo, cepat. Temari-senpai pasti lagi nunggu kita!”
“Iya!”
Mereka pun pergi meninggalkan Sasori yang sekarang lagi jambak-jambakan sama si kucing.
.
“Rasakan ini! Sasori kick!” seru Sasori norak sembari mengarahkan tendangannya ke arah kucing itu.
“Meong!” kucing itu melompat.
“Eeekh!?”
DUAAGH!!
Alhasil, tendangan Sasori bukannya mengenai si kucing, tapi malah mengenai tiang listrik.
“Gyaaa!!” jerit Sasori kesakitan, suaranya terdengar sangat memilukan. “Sakit! Kaki gue sakit!!” Sasori meloncat kesakitan sambil memegangi kaki kanannya.
“Meong!” kucing itu tertawa, seakan menertawakan kemenangannya dan kekalahan Sasori.
“Kucing sialan!” bentak Sasori stres.
-Sementara itu, di dalam markas-
Akatsuki lainnya swt.
Kenapa? Karena mereka—yang udah selesai bekerja, menonton pertarungan Sasori VS Kucing. Melihat betapa nista dan GaJe-nya pertarungan tersebut, tentu saja mereka langsung swt.
“Sasori no Danna... un....” Dei langsung menundukkan kepalanya dan menangis depresi plus kecewa. Sementara Tobi Si Anak Baik sibuk menghibur Dei.
“...” muka Itachi memerah, menahan tawanya.
“Rekam, trus masukin yutub...” gumam Kakuzu sambil mengambil handycam-nya.
“Ayo, Kuzu! Rekam!” dukung Zetsu dengan semangat Perang Aceh. “Gue nggak tanggung kalo nanti Sasori marah-marah...” timpal Zeri.
“Yare-yare... Sasori-kun kesurupan apa sih?” tanya Konan seraya memegangi kepalanya.
“Nyesel gue ngajak Sasori gabung Akatsuki...” ujar Pein.
“Menurut kamu gimana?” Kisame curhat sama ikan peliharaannya tentang ke-nista-an Sasori.
“Deidei...” panggil Pein.
“Un?” tanya Dei yang masih nangis darah.
“Suruh Sasori masuk, gih. Kasian gue ngeliatnya...” perintah Pein.
“Nggak mau, un... Dia bukan Sasori no Danna, un...” tolak Dei.
“Hah...” Pein menghela nafas. “Itachi.”
“Hn,” respon Itachi. Dia pun berjalan menuju pintu dan membukanya.
Klek...
“Sasori.”
“Apa!?” tanya Sasori dengan nada agak tinggi. Di ujung matanya tampak setetes air mata. Mukanya juga agak merah.
“Habis nangis?” tanya Itachi tanpa basa-basi. “Dasar cengeng.”
Spontan saja, Sasori langsung membuang mukanya dari hadapan Itachi.
“...” Itachi berdiam diri memandangi betapa childish-nya Sasori. “Kaya’nya lu nggak mau masuk ya. Padahal baru aja Leader-sama suruh masuk. Ya udah...” katanya datar sembari membalikkan tubuhnya ke arah markas.
“Eh!? Matte!” seru Sasori. “Gue mau masuk!”
“Hn.” Itachi tersenyum kecil.
Ternyata, kalimat datar Itachi jauh lebih ampuh daripada rayuan gombal Dei.
--
BYUURSH!!
“Otanjobi omedetou, Sasori!” seru Akatsuki –minus Sasori dan Itachi- saat Sasori memasuki markas. Mereka menyiram sebuah cairan lengket nan aneh kepada Sasori.
“Huwaa!?” Sasori memucat syok. “I-Itachi, lu nggak apa-apa?” tanyanya khawatir.
‘Eh? Itachi?’ pikir yang lainnya bingung. Mulai bad-feeling nih...
Mereka pun melihat ke Sasori. Dan Sasori sendiri masih kinclong tanpa noda. Lalu mereka menoleh perlahan ke Itachi.
“...”
“Hugyaaa!?”
Mata Itachi penuh nafsu membunuh. Rambut dan tubuhnya jadi lengket gara-gara terkena siraman cairan aneh tadi. Kesimpulannya...
“Kalian salah siram, Baka!!” bentak Itachi.
“Go-gomen...” mereka pun langsung bersujud minta maaf ke Itachi.
“Kalian—”
“Ne? Mana Tobi?” tanya Sasori.
“Eh?” yang lainnya langsung menghentikan kegiatan masing-masing.
“Bener juga. Tadi nggak kedengaran suara cemprengnya...” gumam Kisame.
“Nyasar kali.” jawab Zetsu. “Nggak mungkin dia nyasar di tempat sempit ini, Baka!” ujar Zeri.
“Padahal terakhir kali dia lagi ngelus-ngelus gue kok, un...” kata Dei sambil mengacungkan jari telunjuknya.
“Ekh!?” Hidan syok. “Nggak ada yang boleh ngelus-ngelus Dei-chan-ku!” serunya sembari memeluk Dei.
DUAGH!
“Kalo gitu, nggak ada yang boleh meluk gue, un!” omel Dei yang baru saja menggebuk Hidan.
“Saso-kun... senpai!!”
DRAP DRAP DRAP
Bersamaan dengan teriakan cempreng itu, terdengar juga suara langkah kaki yang sedang berlari. Dan menampakkan Tobi yang sedang berlari menuju Akatsuki sambil membawa sebuah ember.
BYUURSH!!
Tobi menyiram Akatsuki dengan inosen-nya. Niatnya pingin nyirem Sasori, tapi karena terlalu semangat, yah gitu deh...
“Gyaaa!! Dingin!!” jerit Akasuki menggigil kedinginan. Rupanya yang Tobi gunakan adalah air es dari Danau Konoha yang suhunya bisa mencapai -4 derajat celcius.
-Esok harinya, Kediaman Akasuna (lagi)-
“Onii-chan cari mati apa?” tanya Matsuri. “Udah tau ini musim dingin, tapi masih aja main air!”
“Gomen...” respon Sasori dengan suara serak, demam. “Kemarin Onii-chan nggak segaja kecebur got...”
Matsuri swt. “Emang Onii-chan main di mana sih?”
“Di Mall Konoha,” jawab Sasori sembari menyeruput sup telur buatan Matsuri.
Matsuri makin swt. “Udah deh, aku mau pergi dulu. Ada janji sama Sakura-san.” ujar Matsuri seraya berjalan keluar dari kamar Sasori. “Itekimasu!”
“Hn,” respon Sasori. Begitu Matsuri pergi, Sasori langsung mengambil BB-nya yang berada di bawah bantalnya. Dia langsung membuka FaceBook. Dan muncul komentar teman-temannya.
percakapan di FB:
Bakuhatsu Deidara: TOBII!! TUNGGU AJA PEMBALASAN GUE NANTI, UN!!
Hidan Keren: Tobi sialan!! Tanggung jawab lu!!
Konan sedang origami: ...
Pein si playboy: Lama-lama gue pecat juga tuh Si Tobi!
Zetsu Zeri VFT: Gue nggak mau ikutan acara ginian lagi! Kapok gue!
Kakuzu Pecinta Uang: Tobi, tanggung jawab lu!
Itachi benci Tobi: Tobi anak jahat... Tobi anak bego... Tobi anak nakal...
Kisame sedang demam: Tobi, awas aja lu nanti!!
Tobi Anak Baik: Hiks... Apa salah Tobi? TTxTT
“Haha...” Sasori tertawa kecil melihat komentar teman-temannya itu.
Dare datte shippai wa tsuru nda
Ada panggilan masuk di BB miliknya.
Kakuzu
Hazukashii koto jana—
Sasori pun menerimanya.
“Moshi-moshi?”
“Oi, Sasori. Buka YouTube deh.”
“Ha?”
“Udah, buka aja!”
Pip!
Pembicaraan terputus.
Karena heran, Sasori pun langsung menyalakan komputer-nya dan ke YouTube.
“Nani!?”
Sasori langsung berteriak sekencang mungkin dengan toa saat melihat video berjudul ‘Akasuna Sasori VS Kucing’. Dan benar saja, itu video yang dimaksud Kakuzu kemaren.
Jumat, 22 November 2013
Akatsuki Kemping!
Author: LOVE Uchiha Itachi-Niichan PM
Akatsuki pergi kemping di Curug Cipamingkis, Bogor. Sasuke chibi ikut loh! Bagaimana perjalanan dan kejadian nista mereka selama dua hari AN: BASED ON AUTHOR EXPERIENCE. Dont like, Dont read. Review yaaa!
Follow/FavoriteRated: Fiction T - Indonesian - Humor - Akatsuki & Sasuke U. - Words: 2,696 - Reviews: 15 - Favs: 4 - Follows: 2 - Published: 05-31-12 - Status: Complete - id: 8167813
A+ A-
Hallo minna! ^^
Akatsuki Kemping-Uchiha Deidara-chan
Naruto-Masashi Kishimoto
Humor buat Akatsuki+ChibiSasuke nih! Ni fict sangat BASED ON AUTHOR EXPERIENCE kemaren. Tapi bedanya akatsuki gak pramukaan, dan cuma beberapa doank kok. Maap kalo jelek, garing, ancur, thypos, dll.
Disini Tobi itu bukan Madara ya! Tobi ya Tobi.
VERY OOC, AU
Udah, jangan cingcong lagi. Chekidot!
Akatsukies: 15 tahun
Sasuke: 10 tahun
Don't Like, Don't read. Review please! *muka KIYUT*
.
.
.
Subuh itu, di distrik Uchiha, Itachi udah sibuk ngemas-ngemas barang buat kemping. Ada sleeping bag, baju *iyalah*, ipad, iphone, peralatan mandi, kutek, maskara, masker, lotion, mau kemping atau ngondek mbak? Tapi yang pastinya dia bawa ransel yang buat hiking itu loh…~
Ya iyalah, masa ransel dora. (?)
"Hmmm…make up udah, oh iya! Olei! Rempong dech cyiiin~" gumam Itachi yang bancinya kumat. *ditabok*
Rencananya sih jam tujuh pas anak-anak Akatsukiter pada ngumpul di rumah Pein, leader nista mereka. Mereka patungan nyewa bus, dan tenda-tenda disana, tikar, tentu saja Kakuzu yang bayar, dengan TIDAK IKHLASnya. Untung Itachi udah pernah kemping dulu sama Uchiha yang lain, jadi udah tau apa yang harus dibawa. Rencananya genk nista ini akan berkemping di Curug Cipamingkis, Bogor.
Tiba-tiba muncullah pantat ayam *PLOK* a.k.a Uchiha Sasuke yang terbangun karena orang disebelahnya emang rada-rada berisik. Ia melihat anikinya yang sudah rapi dan tampan, memakai jaket hitam bercorak awan merah norak dan celana jeans hitam. *author tepar*"Hoooam…Ohayo, Nii-san…Mau kemana?" Tanya Sasuke seraya menguap lebar-lebar. Itachi stay cool, sambil tersenyum ceria. "Nii-san mau kemping."
"KEMPING? IKUUUT!" jerit Sasuke sambil memeluk kaki Itachi. Dipastikan jeritannya membahana seluruh distrik itu. Itachi ilfeel. "Aduh Sasuke…" Tentu saja Itachi gak mau otoutonya ikut. Kalo Sasuke ikut, mungkin bisa hancur rencana dia, apalagi nanti mereka mau naik ke curug yang terjal. Nanti kalo tiba-tiba Sasuke minta gendong gimana?
Tiba-tiba muncullah sosok wanita berparas cantik dan seorang pria tampan *hueks!* diambang pintu. Mereka heran dengan anaknya yang sudah ribut seperti Ragunan di pagi-pagi buta begini.
"Itachi-kun, mau kemana?"
"Kemping, Kaa-san…"
Belum sempat Mikoto menjawab, Sasuke berkata dengan wajah innocent nan KIYUTnya, "Kaa-san! Aku boleh ikut kan?"
Itachi menyipitkan matanya. Feelingnya udah gak enak. Matanya berkaca-kaca.
Fugaku dan Mikoto menatap satu sama lain. Fugaku mengangguk.
"YATTAAA!"
"Ta-Tapi…"
"Ya udah, Sas. Mandi sono, trus cepet ngemas barang," suruh Fugaku. Itachi menangis dalam hatinya. Lebih sedih dari sinetron Siti Naruti(?), katanya.
"Tou-san! Masa Sasuke ikut sih! KAMSEUPAY IEEEUUHH…!" sahut Itachi dengan alay nan ababil modenya. Fugaku membalas, "Turutin ape kate bokap lu! Kalo nggak, LOE GUE END~!" Mikoto tepar. Sasuke tepar. Author mangap. Memang benar kata pepatah, Like Father, Like Son.
Itachi menoleh kearah samping, tempat tas Sasuke ditaruh. Ilfeel. Tasnya gede banget, lebih gede dari badan Chouji. *digiles* Mana bergambar Helo Kiti dengan warna pink yang cerah, dengan motif lope-lope di setiap sisinya. Beda dengannya yang memang pake tas asli buat kemping. Itu loh, yang tinggi.
Wuooo! Sasuke udah siap neh! "Ayo Nii-san! Kita pergiii!" teriak Sasuke sambil melompat-lompat dijalanan. Mana Itachi yang bawa tasnya lagi…! Mending kalo koper, lha ini…
'Sialan tu anak!' raung Itachi dalam hati, menangis menjerit-jerit. Ingin rasanya ia menjitak kepala ayam itu! Tapi karena dia aniki yang baik, dia harus sabar. ^^
"Nii-san! Aku nemu kucing nih!" seru Sasuke. Itachi mendengus, sweatdrop. "Udeh cepetan jalan, Sayangku." Itachi udah gemes liat Sasuke yang caper banget daritadi. Apalagi sikap Sasuke yang overdosis kegirangan, di jalanan dia sampe loncat, teriak, nari-nari gaje. Itachi minggir satu meter dari situ. Orang-orang pada ngeliatin. 'Gak kenal...Gak kenal..." Gak nyampe-nyampe kerumah Pein jadinya.
Dengan susah payah melewati lembah dan gunung merapi (?), dua Uchiha itu sampai dirumah Pein. Disana udah ada Sembilan makhluk yang udah nungguin. Semuanya udah lengkap. Mereka menyambut mereka dengan sukacita. *halah* Konan gemes ngeliat makhluk kecil imoet ber-angelface disamping Itachi. Ia mendekatinya sampai membuat Pein cemburu *ceilah*. "Sasu-chan ikut yaaa~!"
"Konan-nee!" Sasuke memeluk Konan dengan childishnya. Sebenernya Itachi juga mau ikut-ikutan, tapi niat itu segera diurungkan karena ia merasakan aura hitam pekat di belakangnya.
"Lama banget lu, Chi!" sewot Kisame sambil menabok punggung Itachi. Itachi menggeplak kepala Kisame. "Selow, nyet!"
"Woy lu semua! Lengkap kan?" Tanya Pein.
"IYA LEADER-SAMA!" teriak mereka dengan suara 99999 oktav, hampir membudegkan kuping Pein.
Bisnya pun datang. Mereka bersorak gembira sambil melompat kegirangan, apalagi Tobi, parah banget. Sopirnya yang bernama Mas Naruto *watdepak* menyahut, "WOY! Naik lo semua!"
Mereka pun berbaris dan naik dengan tertib kayak anak TK. Karena kursinya Cuma dua per baris, jadi Itachi ya sama Sasuke. Kisame? Udah nangkring disebelah supir tersebut. Pein pun senang, hatinya berbunga-bunga. 'Kapan lagi gue bisa kayak gini!' jeritnya dalam hati. Ia mulai memonyong-monyongkan bibirnya kearah Konan, Konan yang menyadarinya langsung menonjok wajah Pein sampai mukanya nempel di kaca bus.
"Najis!"
"Bwaaahahahaaa!" tawa seluruh Akatsuki. Pein mendeath-glare. Sedetik kemudian mereka duduk dengan manis di tempat masing-masing. Bus pun akhirnya jalan.
Intip yok!
Di barisan pertama, Kisame sedang asik-asiknya mengobrol dengan supir busnya. Curcol abis. Tentang neneknya yang di kolam. Naruto gak nanggepin, Cuma Cuek Babi. Barisan kedua, Pein dan Konan. Pein baca majalah bokep, Konan lagi sibuk sms-an sama Itachi. Cieee…cuit cuit…~
Barisan ketiga, Hidan dan Kakuzu. Hidan udah jelas lagi berdoa, katanya minta keselamatan dalam perjalanan gitu. Kakuzu…ya jelas ngitung pacar-pacarnya. Barisan keempat, Deidara dan Sasori. Sasori dengan coolnya mendengarkan musik dengan headset, sedangkan Deidara sibuk mengibas-ngibas rambutnya ke Sasori, tebar pesona.
Barisan kelima, Itachi dan Sasuke. Mereka lagi berpelukan, sambil ngobrol sinetron kesukaan mereka, Siti Naruti, juga sesekali Itachi menunggu balasan sms dari Konan. Dia lagi PDKT gitchu~
Barisan keenam, Tobi dan Zetsu. Tobi lagi curhat sama lolipopnya, sedangkan Zetsu lagi mojok sama kembarannya, lagi bengong.
Sudah tiga jam mereka jalan. Sekarang udah di sekitar Jonggol. Selama itu juga mereka melakukan hal yang sama. Karena Pein udah bosen, dia berdiri, menatap teman-teman koplaknya. "Woi! Bosen banget gua! Ngapain kek!" Seru Pein mati kutu. Semuanya malah Cuek Babi, ngacangin Pein. "WOYYYY!" Teriakkannya menggema diseluruh penjuru sampai...
CIAAAATTTTTTT
Pein yang tadinya berdiri jadi nyungsep ke arah depan, jadilah Kisame yang jadi tubrukan Pein. Kepala orennya nabrak kaca depan sampe retak.
"ANJRIT! NGAPAIN SIH LU PEIN!" Teriak Kisame. Pein sewot. "TAPLAK! Gak sengaja tauk! Lu ngapain nyerempet tiba-tiba?" Naruto menatap Pein dengan polos. "Tadi ada ayam nyebrang jalan,"
Pein makin berapi-api. "PALA GUA RETAK NYET!"Naruto diem aja, lanjut nyetir.
Itachi menengahkan. "Sarap lo semua! Setel lagu aja kek!"
"Tobi mau lagu balonku!"
"Gua mau Alamat Palsu, un!"
"Gua mau Keti Peri!" Entah siapa yang meneriakkan itu, tapi yang pasti langsung kena jitakan Konan.
"Hn."
MANG DIGOYANG MAAANGGGG~
Akatsuki cengo minus Itachi. Itachi dengan santainya balik ke tempat duduknya. "Un! Kagak ada yang kerenan dikit nape un?"
"Lagunya cuma ada itu doang. Ayo otouto...peluk Aniki lagi yuk..."
"Aniki!" Jerit Sasuke. Akatsukies minus Itachi dan Sasuke muntah ditempat melihat adegan yaoi bin nista itu. Tapi tiba-tiba pas di tanjakan bus itu terhenti. Mereka deg-degan parah. "GYAAA! TURUN DULU LU SEMUA!" Tereak Pein dengan mikropon abalnya. Semua turun dengan panik. Apalagi bus itu makin mundur.
"EMAKKK! DEI MASIH MAU IDUP UN!"
"DEMI DEWA JASHIN! LINDUNGI KAMI!"
"ANIKIII!"
"OTOUTO!"
"TOBI ANAK BAIK!"
Dengan susah payah dan berebutan mereka turun. Dan setelah itu, Pein menyuruh cowok-cowok buat ngedorong bus itu naik ke tanjakan.
"Sasuke, Konan, Dei, lu tunggu disini dulu yak!" Seru ketua yang baik. *najong!*
"Kok gue gak ikut sih un?"
"Lah pan lu cewek..."
"TAPI-TAPI-TAPI...Un"
"Halah lu disini aja Dei. Ini urusan laki-laki..."
Deidara diem.
Akhirnya setelah menempuh 4 jam perjalanan mereka sampai di Curug Cipamingkis. Dengan sorakan yang bahagia nan sentosa mereka sampai di lokasi kemping. Karena udah jam dua belas siang, mereka cepet-cepet masak sebelum masuk tenda.
Kali ini Konan jadi juru masaknya, sementara yang lain cuma jadi babu *plak* eh asistennya. "Kis! Lu cuci ikan! Zet! Lu cuci sayurannya!" Kedua orang yang dipanggil itu berseru, "Iya, Non." Kisame dan Zetsu langsung berkenalan dahulu pada makhluk sespesiesnya sebelum mencuci.
Konan berteriak lagi, "Hidan! Lo potong-potongin ikannya. Kuz! Cuciin beras! Sas, siapin kompor ama panci! Dei! Siapin piring, gelas, sendok!"
#IamABoss Semua yang dipanggil udah ngacir. Kecuali Deidara. "Masa bagian gua banyak banget un!" Konan mendeathglarenya. "Cepetan siapin atau gak lu gua bacok,"
Deidara merinding disko. (?)
Konan melanjutkan ceramahnya. "Tob, err..lu main aja dah. Pein ama Itachi! Lu pada angkat-angkatin barang ke tenda sono!" Perintah Konan. Tobi udah kegirangan, sekarang dia udah ngacir ke kali maen kecebong deket lokasi masak. Itachi sama Pein dengan berbunga-bunga menerima perintah Konan. Soalnya diem-diem Itachi naksir Konan nih, ehem.
"Saskay-chan main sama Konan-nee ya!" Seru Konan sambil duduk direrumputan. "Jagain otouto gue ya, Nan!" Teriak Itachi di kejauhan. "Sip coooy!"
"Asyikkk! Nanti aku boleh bantu masak gak? Boleh kan, Nee?" Melas Sasuke. Konan mengangguk. Ia memang suka dengan adik Itachi yang imut dan menggemaskan ini. *gakikhlasnulisnya*
-0x0-SkipTime-
"Taraaa...makanan datang!"
"YATTA! (Un!)"
"Wah Konan-chan hebat ya!" Puji Itachi dari hati yang terdalam. Konan blushing. "Iya, udah hebat, cantik lagi," gombal Pein.
"Itadakimasu!"
Akhirnya mereka makan dengan Biadab. Sasuke manjaaa parah, makan aja minta disuapin sama Konan. Konan melakukannya dengan segenap hati *eaaa* karena dia menyayangi Sasuke seperti adiknya sendiri. Itachi dan Pein berpikir dengan nista-nya. 'Coba gue yang diposisi Sasuke! Mantabbb,'
"Hehe otoutomu ini imut banget sih, Chi," kata Konan.
Itachi nyengir gaje. Dalem hati, 'Anikinya gitu loh,'
Hanya membutuhkan waktu lima belas menit makanan-makanan itupun habis. Ckckck. Apalagi Zetsu yang sekali ngembat langsung 3 piring.
"Enak banget!" Seru Hidan.
"Bahan-bahannya gue yang beli loh," sela Kakuzu nggak nyambung.
"Ke tenda yuks!" Ajak Sasori, akhirnya mereka semua berjalan menuju tenda.
Tendanya GEDE BANGET buat 11 orang. Kayak rumah beneran dah! Tapi bedanya ini kagak anti-air, jadi kalo ujan, mampuslah mereka.
"Widihhh gede banget, senpai. Tobi mau deket Deidara donk..."
"Gue pengen deket Sasori, un! Lu di luar aja sono, un!" Seru Deidara dengan tidak berperike-Tobi-an. "Udah lu yang ditengah, Dei..." Sasori menyarankan.
Jadilah mereka semua melapisi bawahnya dengan matras, dan juga menggelar sleeping bag. Itu loh yang kayak kantong mayat, tapi ini buat tidur. Search aja di gugel. *ditimpuk*
Inilah urutannya, dari pojok ke pojok.
Konan-Sasuke-Itachi-Pein-T obi-Deidara-Sasori-Hidan-K akuzu-Zetsu-Kisame
Tak lupa mereka memasang lentera ditengah-tengah tenda. Sebenernya untuk ngusir lintah sama uler, mereka harus naburin tanahnya sama garem. Tapi dasar Kakuzu emang pelit. *jitaked*
-0x0-
Tak terasa hari semakin malam. Mereka semua segera membalut badannya dengan jaket, soalnya dingin banget! Semuanya memakai jaket akatsuki kebanggaan mereka, kecuali Sasuke yang memakai jaket Barbi pinky miliknya.
Kemping tak lengkap dengan api unggun! Jadilah Pein menaruh beberapa batang kayu dan membakarnya dengan api. Sungguh malam yang indah nan cerah.
Semuanya senang malam itu. Bulan tersenyum. Bintang-bintang bersinar, udara dingin bagaikan es. Itachi sama Sasuke udah berpelukan di malam yang dingin itu, Sasori udah main gitar, dia minjem sama pemilik warung disana. Nada indah keluar dari petikan gitar itu *halah*.
Pein sama Konan udah pacaran, satu syal berdua, diiringi petikan gitar Sasori. Deidara udah klepek-klepek ngeliat Sasori yang cool. Tobi dengan gajenya membakar lolipopnya dengan api. Kakuzu, Hidan, Kisame, dan Zetsu lagi asik main kartu.
Waktu cepat berlalu. Udah jam sebelas malam. Semua udah masuk tenda. Malam itu UJAN GEDE. Semua tidur di sleeping bag masing-masing. Tapi mereka kaga bisa tidur men! Yaiyalah, dari atas, basah. Dari bawah, aernya ngerembes, jadilah matras dan sleeping bag mereka basah total.
"Kampret! Basah banget gila! Mana diluar badai lagi, anginnya kuenceng men!" Teriak Hidan. Sasuke merengek, "Nii-san...Sasu gak bisa tidur..."
Itachi tersenyum. "Nii-san juga, Sas,"
Mereka semua meratapi tasnya yang basah, termasuk isi-isinya. Baju, gadget, dan lainnya. Mampuslah.
"Lu enak Kis, kan elu ikan, malem ini lu bisa ada di habitatlu," sewot Konan.
"Yeee, gak gitu juga kali Nan. Gua gak bisa berenang disini,"
"Udah dingin, basah lagi!" Rutuk Zetsu. Tiba-tiba Tobi berteriak,
"Tobi kebelet pipis!"
"Ke WC aja lu, Tob," suruh Itachi.
"Uwaaa senpai-senpai...temenin donk!"
"KAGAK"
"Plissss..." Tobi mohon-mohon dengan puppy eyesnya. Karena eneg liat muka Tobi (emang keliatan yah?) Akhirnya mereka memutuskan untuk keluar tenda, walaupun diluar hujan badai. Dengan berbaik hati Itachi memberikan jaketnya untuk menutupi Sasuke dengan hujan. Aniki yang baik~
"Wah, baek banget lu, un."
"Yeee...kalo sampe si Sasuke sakit gua kena damprat! Mending eike mengorbanan diri sendiri, cyiiin!"
Deidara bergubrak ria.
Akhirnya dengan selamat mereka sampai ke sebuah warung kecil yang kosong, alhasil mepet-mepet. Mana sendal mereka kotor banget lagi, soalnya tanahnya becek banget, sampe sendal Pein hampir nyungsep kedalem tanah. Tobi mampir ke WC sebelah warung itu.
Tobi keluar dari dalam WC setelah menunggu sepuluh menit. Deidara nanya pengen tau,"Tob, lama banget lu un. Ngapain aja didalem un?"
"..."
Tobi diem.
"Lu mandi ya Tob?"
"..."
"Lu makan ya?"
"..."
Tobi malah nyerumput mojok-mojok dibelakang temen-temennya.
"Tobi...kok diem aja sih," Konan heran. Itachi berbisik, "Pein...kok gue merinding ya?"
"Gue juga, Chi..."
Tapi setelah menunggu lima menit, ada Tobi lagi yang keluar dari WC. "Huah! Maap lama senpai!"
"Lah? Bukannya tadi elu udah keluar ya Tob?" Tanya Kakuzu heran. Para Akatsukiter nengok ke belakang. Gak ada siapa-siapa. Kosong.
"Loh? Nggak kok, senpai. Tobi abis ee,"
"Ja...Ja..Jadi yang tadi..un..?"
"Siapa dong...?" Sasuke ikut-ikutan.
"Anjirrr gua merinding banget tadi!" Seru Itachi dan Pein barengan. "A...a.." Semua pada speechless.
Pein pada mimpin sohib-sohibnya untuk ninggalin warung kosong yang angker itu dengan gemeteran. Sasuke nyaris ngompol dicelana saking takutnya. Akhirnya mereka balik ke tenda.
Sudah dua jam Akatsukiter pada nyebutin penghuni Ragunan, apalagi Hidan. Daripada gak jelas, mereka lebih baik menceritakan yang baru dialami barusan.
"Buset un! Pantesan elu diem aja pas gua tanya, Tob, un!"
"Iye! Mustahil elu bisa diem kayak tadi,"
"Lu beneran Tobi kan?" Pein merinding. Tobi berseru, "Ini Tobi, senpai!"
"Buk..tinya?"
"Sempak Deidara-senpai gambar Teletubbies kan!" Jerit Tobi.
"TAU DARIMANA UN? SIALANNN UN!"
Semua minus Tobi n Deidara sweatdrop.
-0x0-
Akhirnya sampai subuh mereka mencoba untuk tidur, tapi karena kebasahan, jadi gak enak. Kecuali Sasuke yang udah molor daritadi, berkat Itachi yang menyumbangkan (?) selimutnya untuk adik tercinta. Untung udah jam empat. Meskipun hujan udah reda, tapi barang-barang belom kering. Tiba-tiba Hidan teriak, "WOY! MATI KUTU GUE! MAKAN MIE YOK!"
"KAGET GUE!" Seru semuanya.
Mereka pun setuju. Kecuali Sasuke. Itachi gak tega banguninnya, katanya. Soalnya muka Sasuke pas tidur itu suer, Unyu banget...
Waktu Konan membuka tenda, angin berseliweran masuk. DINGIN banget, lebih dingin dari semalem. "Dingin banget gila!"
Akhirnya dengan nekat mereka keluar tenda juga, untuk merebus air. Semua pada jongkok ngiterin kompor berjamaah, nyari yang anget-anget.
Saat air mendidih, mereka bersorak. *ngga gitu juga kale* Mereka memakan mie dengan Biadabnya, seolah gak makan tiga tahun.
Tiba-tiba Sasuke keluar. "Udah bangun?" Tanya Hidan dengan angel facenya. Sasuke ngangguk. Lagi-lagi dengan nekatnya mereka pergi ke air terjun, meski hari masih gelap. Dengan modal satu senter, mereka berusaha menapaki jalan bebatuan yang menanjak. Sasuke minta digendong. "Gendong dong..." Pinta Sasuke menarik tangan Pein. Pein meneguk ludahnya. "Ee...iya deh..." Pasrah.
Akhirnya setelah berjuang, mereka sampai! Airnya dingin banget, tapi Kisame seneng abis!
"Gila lu Kis, nggak kedinginan lu?" Tanya Itachi heran. Kisame udah nyelem-nyelem gaje di kolam cetek itu.
Melihat Kisame berenang, semua pada ngikut maen air. Sasuke gak ikut, soalnya dingin banget. Ia bahkan lebih waras daripada kakak-kakak yang lain. *PLOK*
Setelah empat jam *wtf* mereka main air, akhirnya mereka udahan. Untung matahari udah bersinar, jadi kagak gelap-gelap amat.
Sesampainya dibawah, mereka langsung mandi, tentu saja bergiliran. Semua pada nungguin Itachi ama Deidara yang lagi mandi di dua WC terpisah.
"WOY LU BERDUA! CEPETAN!" Seru Kakuzu yang udah kedinginan.
"SELOW! Gua lagi pake kondisioner, un!"
"WEIT! Gue lagi make Boier!" *sensor*
Zetsu tereak, "Gue dobrak nih!"
"Dobrak aja Zet, un! Gue tau gue Seksi un!"
"Najis lu, Dei!" Seru Itachi.
Setelah nunggu+ngobrol satu jam akhirnya mereka keluar dari WC.
...0x0x0...
"Yaaah Pulang..."
"Tobi kangen Emak!"
"Dei kangen Babeh, un!"
"Kisame kangen Arwini!"
"UDAH JANGAN BANYAK BACOT CEPETAN NAEK BUS!"
Owari
Finiisssss
Akatsuki pergi kemping di Curug Cipamingkis, Bogor. Sasuke chibi ikut loh! Bagaimana perjalanan dan kejadian nista mereka selama dua hari AN: BASED ON AUTHOR EXPERIENCE. Dont like, Dont read. Review yaaa!
Follow/FavoriteRated: Fiction T - Indonesian - Humor - Akatsuki & Sasuke U. - Words: 2,696 - Reviews: 15 - Favs: 4 - Follows: 2 - Published: 05-31-12 - Status: Complete - id: 8167813
A+ A-
Hallo minna! ^^
Akatsuki Kemping-Uchiha Deidara-chan
Naruto-Masashi Kishimoto
Humor buat Akatsuki+ChibiSasuke nih! Ni fict sangat BASED ON AUTHOR EXPERIENCE kemaren. Tapi bedanya akatsuki gak pramukaan, dan cuma beberapa doank kok. Maap kalo jelek, garing, ancur, thypos, dll.
Disini Tobi itu bukan Madara ya! Tobi ya Tobi.
VERY OOC, AU
Udah, jangan cingcong lagi. Chekidot!
Akatsukies: 15 tahun
Sasuke: 10 tahun
Don't Like, Don't read. Review please! *muka KIYUT*
.
.
.
Subuh itu, di distrik Uchiha, Itachi udah sibuk ngemas-ngemas barang buat kemping. Ada sleeping bag, baju *iyalah*, ipad, iphone, peralatan mandi, kutek, maskara, masker, lotion, mau kemping atau ngondek mbak? Tapi yang pastinya dia bawa ransel yang buat hiking itu loh…~
Ya iyalah, masa ransel dora. (?)
"Hmmm…make up udah, oh iya! Olei! Rempong dech cyiiin~" gumam Itachi yang bancinya kumat. *ditabok*
Rencananya sih jam tujuh pas anak-anak Akatsukiter pada ngumpul di rumah Pein, leader nista mereka. Mereka patungan nyewa bus, dan tenda-tenda disana, tikar, tentu saja Kakuzu yang bayar, dengan TIDAK IKHLASnya. Untung Itachi udah pernah kemping dulu sama Uchiha yang lain, jadi udah tau apa yang harus dibawa. Rencananya genk nista ini akan berkemping di Curug Cipamingkis, Bogor.
Tiba-tiba muncullah pantat ayam *PLOK* a.k.a Uchiha Sasuke yang terbangun karena orang disebelahnya emang rada-rada berisik. Ia melihat anikinya yang sudah rapi dan tampan, memakai jaket hitam bercorak awan merah norak dan celana jeans hitam. *author tepar*"Hoooam…Ohayo, Nii-san…Mau kemana?" Tanya Sasuke seraya menguap lebar-lebar. Itachi stay cool, sambil tersenyum ceria. "Nii-san mau kemping."
"KEMPING? IKUUUT!" jerit Sasuke sambil memeluk kaki Itachi. Dipastikan jeritannya membahana seluruh distrik itu. Itachi ilfeel. "Aduh Sasuke…" Tentu saja Itachi gak mau otoutonya ikut. Kalo Sasuke ikut, mungkin bisa hancur rencana dia, apalagi nanti mereka mau naik ke curug yang terjal. Nanti kalo tiba-tiba Sasuke minta gendong gimana?
Tiba-tiba muncullah sosok wanita berparas cantik dan seorang pria tampan *hueks!* diambang pintu. Mereka heran dengan anaknya yang sudah ribut seperti Ragunan di pagi-pagi buta begini.
"Itachi-kun, mau kemana?"
"Kemping, Kaa-san…"
Belum sempat Mikoto menjawab, Sasuke berkata dengan wajah innocent nan KIYUTnya, "Kaa-san! Aku boleh ikut kan?"
Itachi menyipitkan matanya. Feelingnya udah gak enak. Matanya berkaca-kaca.
Fugaku dan Mikoto menatap satu sama lain. Fugaku mengangguk.
"YATTAAA!"
"Ta-Tapi…"
"Ya udah, Sas. Mandi sono, trus cepet ngemas barang," suruh Fugaku. Itachi menangis dalam hatinya. Lebih sedih dari sinetron Siti Naruti(?), katanya.
"Tou-san! Masa Sasuke ikut sih! KAMSEUPAY IEEEUUHH…!" sahut Itachi dengan alay nan ababil modenya. Fugaku membalas, "Turutin ape kate bokap lu! Kalo nggak, LOE GUE END~!" Mikoto tepar. Sasuke tepar. Author mangap. Memang benar kata pepatah, Like Father, Like Son.
Itachi menoleh kearah samping, tempat tas Sasuke ditaruh. Ilfeel. Tasnya gede banget, lebih gede dari badan Chouji. *digiles* Mana bergambar Helo Kiti dengan warna pink yang cerah, dengan motif lope-lope di setiap sisinya. Beda dengannya yang memang pake tas asli buat kemping. Itu loh, yang tinggi.
Wuooo! Sasuke udah siap neh! "Ayo Nii-san! Kita pergiii!" teriak Sasuke sambil melompat-lompat dijalanan. Mana Itachi yang bawa tasnya lagi…! Mending kalo koper, lha ini…
'Sialan tu anak!' raung Itachi dalam hati, menangis menjerit-jerit. Ingin rasanya ia menjitak kepala ayam itu! Tapi karena dia aniki yang baik, dia harus sabar. ^^
"Nii-san! Aku nemu kucing nih!" seru Sasuke. Itachi mendengus, sweatdrop. "Udeh cepetan jalan, Sayangku." Itachi udah gemes liat Sasuke yang caper banget daritadi. Apalagi sikap Sasuke yang overdosis kegirangan, di jalanan dia sampe loncat, teriak, nari-nari gaje. Itachi minggir satu meter dari situ. Orang-orang pada ngeliatin. 'Gak kenal...Gak kenal..." Gak nyampe-nyampe kerumah Pein jadinya.
Dengan susah payah melewati lembah dan gunung merapi (?), dua Uchiha itu sampai dirumah Pein. Disana udah ada Sembilan makhluk yang udah nungguin. Semuanya udah lengkap. Mereka menyambut mereka dengan sukacita. *halah* Konan gemes ngeliat makhluk kecil imoet ber-angelface disamping Itachi. Ia mendekatinya sampai membuat Pein cemburu *ceilah*. "Sasu-chan ikut yaaa~!"
"Konan-nee!" Sasuke memeluk Konan dengan childishnya. Sebenernya Itachi juga mau ikut-ikutan, tapi niat itu segera diurungkan karena ia merasakan aura hitam pekat di belakangnya.
"Lama banget lu, Chi!" sewot Kisame sambil menabok punggung Itachi. Itachi menggeplak kepala Kisame. "Selow, nyet!"
"Woy lu semua! Lengkap kan?" Tanya Pein.
"IYA LEADER-SAMA!" teriak mereka dengan suara 99999 oktav, hampir membudegkan kuping Pein.
Bisnya pun datang. Mereka bersorak gembira sambil melompat kegirangan, apalagi Tobi, parah banget. Sopirnya yang bernama Mas Naruto *watdepak* menyahut, "WOY! Naik lo semua!"
Mereka pun berbaris dan naik dengan tertib kayak anak TK. Karena kursinya Cuma dua per baris, jadi Itachi ya sama Sasuke. Kisame? Udah nangkring disebelah supir tersebut. Pein pun senang, hatinya berbunga-bunga. 'Kapan lagi gue bisa kayak gini!' jeritnya dalam hati. Ia mulai memonyong-monyongkan bibirnya kearah Konan, Konan yang menyadarinya langsung menonjok wajah Pein sampai mukanya nempel di kaca bus.
"Najis!"
"Bwaaahahahaaa!" tawa seluruh Akatsuki. Pein mendeath-glare. Sedetik kemudian mereka duduk dengan manis di tempat masing-masing. Bus pun akhirnya jalan.
Intip yok!
Di barisan pertama, Kisame sedang asik-asiknya mengobrol dengan supir busnya. Curcol abis. Tentang neneknya yang di kolam. Naruto gak nanggepin, Cuma Cuek Babi. Barisan kedua, Pein dan Konan. Pein baca majalah bokep, Konan lagi sibuk sms-an sama Itachi. Cieee…cuit cuit…~
Barisan ketiga, Hidan dan Kakuzu. Hidan udah jelas lagi berdoa, katanya minta keselamatan dalam perjalanan gitu. Kakuzu…ya jelas ngitung pacar-pacarnya. Barisan keempat, Deidara dan Sasori. Sasori dengan coolnya mendengarkan musik dengan headset, sedangkan Deidara sibuk mengibas-ngibas rambutnya ke Sasori, tebar pesona.
Barisan kelima, Itachi dan Sasuke. Mereka lagi berpelukan, sambil ngobrol sinetron kesukaan mereka, Siti Naruti, juga sesekali Itachi menunggu balasan sms dari Konan. Dia lagi PDKT gitchu~
Barisan keenam, Tobi dan Zetsu. Tobi lagi curhat sama lolipopnya, sedangkan Zetsu lagi mojok sama kembarannya, lagi bengong.
Sudah tiga jam mereka jalan. Sekarang udah di sekitar Jonggol. Selama itu juga mereka melakukan hal yang sama. Karena Pein udah bosen, dia berdiri, menatap teman-teman koplaknya. "Woi! Bosen banget gua! Ngapain kek!" Seru Pein mati kutu. Semuanya malah Cuek Babi, ngacangin Pein. "WOYYYY!" Teriakkannya menggema diseluruh penjuru sampai...
CIAAAATTTTTTT
Pein yang tadinya berdiri jadi nyungsep ke arah depan, jadilah Kisame yang jadi tubrukan Pein. Kepala orennya nabrak kaca depan sampe retak.
"ANJRIT! NGAPAIN SIH LU PEIN!" Teriak Kisame. Pein sewot. "TAPLAK! Gak sengaja tauk! Lu ngapain nyerempet tiba-tiba?" Naruto menatap Pein dengan polos. "Tadi ada ayam nyebrang jalan,"
Pein makin berapi-api. "PALA GUA RETAK NYET!"Naruto diem aja, lanjut nyetir.
Itachi menengahkan. "Sarap lo semua! Setel lagu aja kek!"
"Tobi mau lagu balonku!"
"Gua mau Alamat Palsu, un!"
"Gua mau Keti Peri!" Entah siapa yang meneriakkan itu, tapi yang pasti langsung kena jitakan Konan.
"Hn."
MANG DIGOYANG MAAANGGGG~
Akatsuki cengo minus Itachi. Itachi dengan santainya balik ke tempat duduknya. "Un! Kagak ada yang kerenan dikit nape un?"
"Lagunya cuma ada itu doang. Ayo otouto...peluk Aniki lagi yuk..."
"Aniki!" Jerit Sasuke. Akatsukies minus Itachi dan Sasuke muntah ditempat melihat adegan yaoi bin nista itu. Tapi tiba-tiba pas di tanjakan bus itu terhenti. Mereka deg-degan parah. "GYAAA! TURUN DULU LU SEMUA!" Tereak Pein dengan mikropon abalnya. Semua turun dengan panik. Apalagi bus itu makin mundur.
"EMAKKK! DEI MASIH MAU IDUP UN!"
"DEMI DEWA JASHIN! LINDUNGI KAMI!"
"ANIKIII!"
"OTOUTO!"
"TOBI ANAK BAIK!"
Dengan susah payah dan berebutan mereka turun. Dan setelah itu, Pein menyuruh cowok-cowok buat ngedorong bus itu naik ke tanjakan.
"Sasuke, Konan, Dei, lu tunggu disini dulu yak!" Seru ketua yang baik. *najong!*
"Kok gue gak ikut sih un?"
"Lah pan lu cewek..."
"TAPI-TAPI-TAPI...Un"
"Halah lu disini aja Dei. Ini urusan laki-laki..."
Deidara diem.
Akhirnya setelah menempuh 4 jam perjalanan mereka sampai di Curug Cipamingkis. Dengan sorakan yang bahagia nan sentosa mereka sampai di lokasi kemping. Karena udah jam dua belas siang, mereka cepet-cepet masak sebelum masuk tenda.
Kali ini Konan jadi juru masaknya, sementara yang lain cuma jadi babu *plak* eh asistennya. "Kis! Lu cuci ikan! Zet! Lu cuci sayurannya!" Kedua orang yang dipanggil itu berseru, "Iya, Non." Kisame dan Zetsu langsung berkenalan dahulu pada makhluk sespesiesnya sebelum mencuci.
Konan berteriak lagi, "Hidan! Lo potong-potongin ikannya. Kuz! Cuciin beras! Sas, siapin kompor ama panci! Dei! Siapin piring, gelas, sendok!"
#IamABoss Semua yang dipanggil udah ngacir. Kecuali Deidara. "Masa bagian gua banyak banget un!" Konan mendeathglarenya. "Cepetan siapin atau gak lu gua bacok,"
Deidara merinding disko. (?)
Konan melanjutkan ceramahnya. "Tob, err..lu main aja dah. Pein ama Itachi! Lu pada angkat-angkatin barang ke tenda sono!" Perintah Konan. Tobi udah kegirangan, sekarang dia udah ngacir ke kali maen kecebong deket lokasi masak. Itachi sama Pein dengan berbunga-bunga menerima perintah Konan. Soalnya diem-diem Itachi naksir Konan nih, ehem.
"Saskay-chan main sama Konan-nee ya!" Seru Konan sambil duduk direrumputan. "Jagain otouto gue ya, Nan!" Teriak Itachi di kejauhan. "Sip coooy!"
"Asyikkk! Nanti aku boleh bantu masak gak? Boleh kan, Nee?" Melas Sasuke. Konan mengangguk. Ia memang suka dengan adik Itachi yang imut dan menggemaskan ini. *gakikhlasnulisnya*
-0x0-SkipTime-
"Taraaa...makanan datang!"
"YATTA! (Un!)"
"Wah Konan-chan hebat ya!" Puji Itachi dari hati yang terdalam. Konan blushing. "Iya, udah hebat, cantik lagi," gombal Pein.
"Itadakimasu!"
Akhirnya mereka makan dengan Biadab. Sasuke manjaaa parah, makan aja minta disuapin sama Konan. Konan melakukannya dengan segenap hati *eaaa* karena dia menyayangi Sasuke seperti adiknya sendiri. Itachi dan Pein berpikir dengan nista-nya. 'Coba gue yang diposisi Sasuke! Mantabbb,'
"Hehe otoutomu ini imut banget sih, Chi," kata Konan.
Itachi nyengir gaje. Dalem hati, 'Anikinya gitu loh,'
Hanya membutuhkan waktu lima belas menit makanan-makanan itupun habis. Ckckck. Apalagi Zetsu yang sekali ngembat langsung 3 piring.
"Enak banget!" Seru Hidan.
"Bahan-bahannya gue yang beli loh," sela Kakuzu nggak nyambung.
"Ke tenda yuks!" Ajak Sasori, akhirnya mereka semua berjalan menuju tenda.
Tendanya GEDE BANGET buat 11 orang. Kayak rumah beneran dah! Tapi bedanya ini kagak anti-air, jadi kalo ujan, mampuslah mereka.
"Widihhh gede banget, senpai. Tobi mau deket Deidara donk..."
"Gue pengen deket Sasori, un! Lu di luar aja sono, un!" Seru Deidara dengan tidak berperike-Tobi-an. "Udah lu yang ditengah, Dei..." Sasori menyarankan.
Jadilah mereka semua melapisi bawahnya dengan matras, dan juga menggelar sleeping bag. Itu loh yang kayak kantong mayat, tapi ini buat tidur. Search aja di gugel. *ditimpuk*
Inilah urutannya, dari pojok ke pojok.
Konan-Sasuke-Itachi-Pein-T
Tak lupa mereka memasang lentera ditengah-tengah tenda. Sebenernya untuk ngusir lintah sama uler, mereka harus naburin tanahnya sama garem. Tapi dasar Kakuzu emang pelit. *jitaked*
-0x0-
Tak terasa hari semakin malam. Mereka semua segera membalut badannya dengan jaket, soalnya dingin banget! Semuanya memakai jaket akatsuki kebanggaan mereka, kecuali Sasuke yang memakai jaket Barbi pinky miliknya.
Kemping tak lengkap dengan api unggun! Jadilah Pein menaruh beberapa batang kayu dan membakarnya dengan api. Sungguh malam yang indah nan cerah.
Semuanya senang malam itu. Bulan tersenyum. Bintang-bintang bersinar, udara dingin bagaikan es. Itachi sama Sasuke udah berpelukan di malam yang dingin itu, Sasori udah main gitar, dia minjem sama pemilik warung disana. Nada indah keluar dari petikan gitar itu *halah*.
Pein sama Konan udah pacaran, satu syal berdua, diiringi petikan gitar Sasori. Deidara udah klepek-klepek ngeliat Sasori yang cool. Tobi dengan gajenya membakar lolipopnya dengan api. Kakuzu, Hidan, Kisame, dan Zetsu lagi asik main kartu.
Waktu cepat berlalu. Udah jam sebelas malam. Semua udah masuk tenda. Malam itu UJAN GEDE. Semua tidur di sleeping bag masing-masing. Tapi mereka kaga bisa tidur men! Yaiyalah, dari atas, basah. Dari bawah, aernya ngerembes, jadilah matras dan sleeping bag mereka basah total.
"Kampret! Basah banget gila! Mana diluar badai lagi, anginnya kuenceng men!" Teriak Hidan. Sasuke merengek, "Nii-san...Sasu gak bisa tidur..."
Itachi tersenyum. "Nii-san juga, Sas,"
Mereka semua meratapi tasnya yang basah, termasuk isi-isinya. Baju, gadget, dan lainnya. Mampuslah.
"Lu enak Kis, kan elu ikan, malem ini lu bisa ada di habitatlu," sewot Konan.
"Yeee, gak gitu juga kali Nan. Gua gak bisa berenang disini,"
"Udah dingin, basah lagi!" Rutuk Zetsu. Tiba-tiba Tobi berteriak,
"Tobi kebelet pipis!"
"Ke WC aja lu, Tob," suruh Itachi.
"Uwaaa senpai-senpai...temenin donk!"
"KAGAK"
"Plissss..." Tobi mohon-mohon dengan puppy eyesnya. Karena eneg liat muka Tobi (emang keliatan yah?) Akhirnya mereka memutuskan untuk keluar tenda, walaupun diluar hujan badai. Dengan berbaik hati Itachi memberikan jaketnya untuk menutupi Sasuke dengan hujan. Aniki yang baik~
"Wah, baek banget lu, un."
"Yeee...kalo sampe si Sasuke sakit gua kena damprat! Mending eike mengorbanan diri sendiri, cyiiin!"
Deidara bergubrak ria.
Akhirnya dengan selamat mereka sampai ke sebuah warung kecil yang kosong, alhasil mepet-mepet. Mana sendal mereka kotor banget lagi, soalnya tanahnya becek banget, sampe sendal Pein hampir nyungsep kedalem tanah. Tobi mampir ke WC sebelah warung itu.
Tobi keluar dari dalam WC setelah menunggu sepuluh menit. Deidara nanya pengen tau,"Tob, lama banget lu un. Ngapain aja didalem un?"
"..."
Tobi diem.
"Lu mandi ya Tob?"
"..."
"Lu makan ya?"
"..."
Tobi malah nyerumput mojok-mojok dibelakang temen-temennya.
"Tobi...kok diem aja sih," Konan heran. Itachi berbisik, "Pein...kok gue merinding ya?"
"Gue juga, Chi..."
Tapi setelah menunggu lima menit, ada Tobi lagi yang keluar dari WC. "Huah! Maap lama senpai!"
"Lah? Bukannya tadi elu udah keluar ya Tob?" Tanya Kakuzu heran. Para Akatsukiter nengok ke belakang. Gak ada siapa-siapa. Kosong.
"Loh? Nggak kok, senpai. Tobi abis ee,"
"Ja...Ja..Jadi yang tadi..un..?"
"Siapa dong...?" Sasuke ikut-ikutan.
"Anjirrr gua merinding banget tadi!" Seru Itachi dan Pein barengan. "A...a.." Semua pada speechless.
Pein pada mimpin sohib-sohibnya untuk ninggalin warung kosong yang angker itu dengan gemeteran. Sasuke nyaris ngompol dicelana saking takutnya. Akhirnya mereka balik ke tenda.
Sudah dua jam Akatsukiter pada nyebutin penghuni Ragunan, apalagi Hidan. Daripada gak jelas, mereka lebih baik menceritakan yang baru dialami barusan.
"Buset un! Pantesan elu diem aja pas gua tanya, Tob, un!"
"Iye! Mustahil elu bisa diem kayak tadi,"
"Lu beneran Tobi kan?" Pein merinding. Tobi berseru, "Ini Tobi, senpai!"
"Buk..tinya?"
"Sempak Deidara-senpai gambar Teletubbies kan!" Jerit Tobi.
"TAU DARIMANA UN? SIALANNN UN!"
Semua minus Tobi n Deidara sweatdrop.
-0x0-
Akhirnya sampai subuh mereka mencoba untuk tidur, tapi karena kebasahan, jadi gak enak. Kecuali Sasuke yang udah molor daritadi, berkat Itachi yang menyumbangkan (?) selimutnya untuk adik tercinta. Untung udah jam empat. Meskipun hujan udah reda, tapi barang-barang belom kering. Tiba-tiba Hidan teriak, "WOY! MATI KUTU GUE! MAKAN MIE YOK!"
"KAGET GUE!" Seru semuanya.
Mereka pun setuju. Kecuali Sasuke. Itachi gak tega banguninnya, katanya. Soalnya muka Sasuke pas tidur itu suer, Unyu banget...
Waktu Konan membuka tenda, angin berseliweran masuk. DINGIN banget, lebih dingin dari semalem. "Dingin banget gila!"
Akhirnya dengan nekat mereka keluar tenda juga, untuk merebus air. Semua pada jongkok ngiterin kompor berjamaah, nyari yang anget-anget.
Saat air mendidih, mereka bersorak. *ngga gitu juga kale* Mereka memakan mie dengan Biadabnya, seolah gak makan tiga tahun.
Tiba-tiba Sasuke keluar. "Udah bangun?" Tanya Hidan dengan angel facenya. Sasuke ngangguk. Lagi-lagi dengan nekatnya mereka pergi ke air terjun, meski hari masih gelap. Dengan modal satu senter, mereka berusaha menapaki jalan bebatuan yang menanjak. Sasuke minta digendong. "Gendong dong..." Pinta Sasuke menarik tangan Pein. Pein meneguk ludahnya. "Ee...iya deh..." Pasrah.
Akhirnya setelah berjuang, mereka sampai! Airnya dingin banget, tapi Kisame seneng abis!
"Gila lu Kis, nggak kedinginan lu?" Tanya Itachi heran. Kisame udah nyelem-nyelem gaje di kolam cetek itu.
Melihat Kisame berenang, semua pada ngikut maen air. Sasuke gak ikut, soalnya dingin banget. Ia bahkan lebih waras daripada kakak-kakak yang lain. *PLOK*
Setelah empat jam *wtf* mereka main air, akhirnya mereka udahan. Untung matahari udah bersinar, jadi kagak gelap-gelap amat.
Sesampainya dibawah, mereka langsung mandi, tentu saja bergiliran. Semua pada nungguin Itachi ama Deidara yang lagi mandi di dua WC terpisah.
"WOY LU BERDUA! CEPETAN!" Seru Kakuzu yang udah kedinginan.
"SELOW! Gua lagi pake kondisioner, un!"
"WEIT! Gue lagi make Boier!" *sensor*
Zetsu tereak, "Gue dobrak nih!"
"Dobrak aja Zet, un! Gue tau gue Seksi un!"
"Najis lu, Dei!" Seru Itachi.
Setelah nunggu+ngobrol satu jam akhirnya mereka keluar dari WC.
...0x0x0...
"Yaaah Pulang..."
"Tobi kangen Emak!"
"Dei kangen Babeh, un!"
"Kisame kangen Arwini!"
"UDAH JANGAN BANYAK BACOT CEPETAN NAEK BUS!"
Owari
Finiisssss
Komik Diatas Segalanya
Author: Fujisaki Fuun PM
Naruto, 17 tahun, seorang pelajar yg saat ini sedang kerja-part time demi membeli sebuah benda kecil yang disukainya. dalam pekerjaan itu, ia dipasangkan dengan partner nista dalam kejadian yang gak kalah mengejutkannya.. Preman Akatsuki muncul! ONE SHOT
Follow/FavoriteRated: Fiction K - Indonesian - Humor - Naruto U. - Words: 2,594 - Reviews: 5 - Favs: 1 - Follows: 1 - Published: 06-05-10 - Status: Complete - id: 6028080
A+ A-
Halo… ini saia Fuun *readers : ga peduli*
tokoh yang Fuun pake : Naruto,Kiba,Tsunade,Sasuke ,dan
Akatsuki member hehe…. pada akhirnya, Fic saia yang ini diberi judul
Komik di Atas Segalanya.. hohoho… tadinya emank mau dibikin Kerja
Part-Time Demi Komik, tapii… baca aja deh dan cari tau alasannya kenapa
^^v
~ Desclaimer : ~
Masashi Kishimoto
~ Warning : ~
Gaje, OOC, aneh bin norak, dan hal buruk lainnya
~ Story : ~
Mine
~ Title : ~
Komik di Segalanya
Pengenalan Tokoh
Di Minggu yang cerah nan damai seperti ini, kadang… Hari bisa berlalu dengan kehebohan yang gila. Uzumaki Naruto, 17 tahun, seorang pelajar yang kerja part-time menjadi salesman ini terpaksa kerja di hari libur.
'Komik -ppiiip- udah terbit hari iniiiiiiii! gua harus belii, harus beliii' gumam Naruto semangat sambil merapikan rambutnya yang seperti duri landak.
Di jaman yang serba krismon ini, Naruto menjadi salah satu korbannya! Dengan tragis, Kushina-san menyita kembali uang jatah Naruto karena matanya sudah diBUTAkan dengan Tas baru merek CHAN*** yang terkenal berkualitas itu..
-Flashback-
"Naru-chan manniiiissss…. Uangnya mama ambil lagi yaaa… maaph ya saiyang, Mama lagi kesemsem sama tas baru merek CHAN*** itu lhooo!" ucap Kushina semakin lantang saat menyebut merek tas yg dimaksud
"Hu.. Huhuhuhu….! Tapi komik Naru… HUWaaa! Waaa! Waaaa!" rengek Naruto ala anak TK
"Kenapa? Naru jahat! Ibu sendiri nggak dibela! Jaman sekarang tuh seharusnya anak yang manjain ibunya, blablabla" Kushina mulai dengan ceramah basinya supaya Naruto berenti membangkang (?)
"Hhhhhhhhhh….." Naruto cuman bisa menghela napas panjang, berharap ibunya cuman becanda saat ini.
Tapi,
30 Menit kemudian, ternyata Kushina-san sungguh – sungguh membeli tas tersebut dan langsung dipamerkan kepada Naruto yang sama sekali nggak iri melainkan nangis BOMBAY!
"Huhuhuhu! KOMIKkuuuuuuuu jadi taaassss….! Waaa!" Naruto mulai mewek lagi. Sementara Kushina-san sedang bersiul – siul riang dan bergegas pergi ke tempat arisan PIBK (Persatuan Ibu – ibu Beken se-Konoha) dengan membawa tas Chan*** barunya untuk DIPAMERIN, PAMER men! Hari gini ga pamer, apa kata dunia? -Fakta-
"Bye bye Naru-chii!" ucap Kushina riang sambil mencium kaki ekh, pipi Naruto
"Hu… HUWWEEEEEEEE!" tangis Naruto makin meledak setelah pipinya dicium oleh Kushina
-Flashback End-
Akhirnya setelah lama bernostalgia hal buruk, Naruto sampai ditempat kerjanya…
"Ohayou~" ucapnya manis kepada seorang nyonya bos, dengan harapan gajinya ditambah lebih
"Terlambat 3 menit. Gajimu kupotong setengah.." ucap Tsunade a.k.a Nyonya bos, orang yang mempekerjakan Naruto
"WHUAT?"
"Membentak sekali lagi kupotong seperempatnya…"
Naruto menutup mulutnya 'SIALAN! Nenek – nenek aja belaguu banget! Untung lu bos gua! Fuck!' batinnya meraung – raung ga terima
"Oh iya Naruto, sekarang jualkan barang ini keliling komplek bersama partner barumu…" ucap Tsunade menunjuk barang yang dimaksud
"Ekkkhhhh! Alat KOSMETIK? Alamakkk! Partner baruu!" Naruto histeris sambil memegangi pipinya dengan ke-2 tangan
"Berisik! Jangan banyak congor ah! Kiba…! Cepat kemari" teriak Tsunade memanggil seorang remaja bernama Kiba
"Iya, tunggu!" balas Kiba, sambil berlarian bak penjaga pantai "ada apa?" tanya orang itu sambil menatap wajah bosnya dengan malas
"Naruto ini Kiba, Kiba ini Naruto. Mulai hari ini kalian partner kerja…." tutur Tsunade tanpa banyak basi
….
….
….
….
….
"WHUAAATZ! Jadi ini partner saya nyonya! Orang dekil, kumel, Ndeso dan gak keurus ini? Gimana usaha mau laku! Yang ada Nyonya Tsunade-sama bakalan gulung tikarrrr!" ucap Kiba yang CUKUP menyinggung hati kecil nan polos milik Narunaru
"HELLOOOW? Ape LU KATA? DEKIL? Coba NGACA! DEKILAN LU ATO GUA?" teriak Naruto dengan tatapan petirnya
Well, kalau dilihat secara keseluruhan, PASTI-lah Naruto pemenangnya dalam mengikuti kontes DEKIL NUSANTARA…
"O…Ooke, gua emank rada dekil tapi…"
-backsound 'HUUUUU'-
"Ck! Suara itu lagi…! Auhtor sialan!" pada akhirnya Naru-chii cuman bisa menggerutu
"… .…" Tsunade and Kiba's
"Yasudahlah, CEPAT LAKSANAKAN KERJAMU! Mau makan, KERJA DULU! Ingat semboyan! Semboyan!" bentak Tsunade kemudian menendang pantat Naru dan Kiba keluar dari Toko mungil di perempatan jalan.
-BUGH-
Naru dan Kiba terlempar ketengah jalan, dan hampir tertabrak TRUK setinggi 10cm… lho? 10cm? ternyata hanya truk mainan anak – anak… fuuh…
Kiba Vs Naru
"Gimana kalo kita tanding? Siapa yang paling cepet ngejualin kosmetik dialah yang menang.." tantang Kiba yang sebenernya nggak mau berjalan berdampingan dengan Naruto
"Boleeh…! Tapi klo gua menang, gua dapet apaan? Kentut?" tanya Naruto polos dengan tampang kitty-face nya
"IYA KENTUT! Ya enggaklah! Klo lu menang, lu boleh minta apapun ke gue, tapi klo gue yang menang, lu yang nraktir gue okeh?"
"OKEH!" ucap Naru mantap tanpa ada keraguan didalamnya
Setelah itu, kedua remaja tersebut saling berbalik badan dan berjalan kearah yang berlainan. Tentunya dengan membawa alat – alat kosmetik yang akan dijual.
"Rasanya gua kenal ama mukanya yang asem itu, dimana ya?" bisik Naruto kepada dirinya sendiri saat teringat akan wajahnya Kiba
VoOoVoOoVoOoVoOoV========= ==========VoOoVoOoVoOoVoOo V
"Kayaknya gue inget pernah ketemu orang yang punya muka ngeBeTe-in kayak dia.. tapi dimana ya?" Kiba melemparkan pertanyaan yang sama seperti Naruto diwaktu yang bersamaan
"Osh! Gua/Gue gak akan KALAH dari orang DUNGU itu!" ucap Naru dan Kiba di saat yang bersamaan
Aza aza FIGHT!
TOK TOK TOK
Sebuah rumah bertembok pink diketuk oleh Naruto…
"Yaaa" seorang perempuan berambut pink keluar dari rumah itu
"Sakura!" teriak Naruto sambil cengengesan
"Cckk… ternyata cuman elo… ngapain kesini? Blom puas gue pukulin kemaren?" ucap perempuan itu menjadi kasar dalam waktu sekejap
"Yaah… Sakura-chan gitu… oh iya! Gue punya solusinya buat elo… soal Sasuke.. hehe" cengir Naruto rada mirip Setan
"Sa..Sa.. SASUKE! Gimana? Kasi tau! Kasi tauu!" teriak Sakura heboh sambil menjambak kerah baju Naruto
"Ekk… sa.. sabar Sakura-chan…" ucap Naruto kesakitan kemudian mencoba melepaskan tangan Sakura dari kerah bajunya "Sasuke ituu, suka sama cewek yang pake make-up… kayak ginii…." Bisik Naruto sambil mengeluarkan alat kosmetik dagangannya
"Sa..Sasu-kun suka cewek menorrr?" Sakura agak kaget, tapi dia nggak sadar kalau sedang diTIPU oleh Naru-chan
"Bukan menor Sakura-chan… tapi ber make-up! Make-up tipis – tipis gitu lah…. Kalo lo tertarik, lo bisa beli make-up gue… tawarin sekalian ibu lo… soalnya gue lagi butuh uang neh Sakura-chaan… plisss…"
"Hhhmm…" Sakura mikir sebentar. Dan itu cukup untuk membuat Naruto dag dig dug, takut Sakura nggak jadi beli produk jualannya. "OKE DEH..! Tunggu betaaar yaaaaa~~~" ternyata Sakura cukup bodoh uuntuk ditipu Naru-chan
'Asiiikkk! Sakura mau beli!' batin Naru loncat – loncat kegirangan… akhirnya, Naruto berhasil menjual alat kosmetiknya. Sakura cukup memborong produk jualan Naruto. dia membeli satu lipstik, satu pack blush on, eyeshadow dan satu pack bedak plus spoon nya
'Lumayaaan…' pikir Naru saat hendak pergi meninggalkan rumah Sakura.
Naruto, kembali mencari korban (?) selanjutnya,
'Selain Sakura, cewek yang tergila – gila oleh Sasuke itu kan INO! Aha! Kali ini gue kerumahnya ahh~~ kalo dia tau Sakura mau beli, Ino pasti juga!' Naruto bergumam dengan idenya yang busuk namun cemerlang
Dan benar saja, Ino ngebet pengen beli alat kosmetik yang di jual Naruto
"Gue gak akan kalah dari si jenong Jelek ituuu! Makasih ya buat infonya Narutooo" ucap Ino girang
"Hehehe… yaudah, gue balik ya… daaddaaahhh~" Naruto melambaikan tangannya.
'Jijik…' pikir Ino yang melihat Naruto berdadah – dadah ria ala Miss yunipers
Tepat dijalanan,
"Habis Sakura dan Ino, siapa lagi yah yang mau gue tawarin jualan ini? Hhmmm… klo Hinata kasian ah, Temari…. Gak mungkin, dia itu gak bisa ditipu. Tenten-nee… terlalu beresiko… Hmm" saat sedang berfikir, tiba – tiba perut Naruto bunyi
-KRUUUK-
"Uugh… sabar ya perut, aku pasti akan mengisimu dengan makanan enak…" ucap Naruto yang melangkahkan kakinya menuju Ichiraku Ramen.
"Paman pesan satu mangkuk JUMBO!" teriak Naruto sambil menggebrak – gebrak meja ala anak TK
"Oke Naruto..!" ucap paman itu kemudian menyuguhkan ramen porsi jumbo plus dengan daging tambahan, "Itu bonus buatmu" ucap sang paman dengan senyum gak tulus
"HOREEEE….! Selamat makaaaaannnn" teriak Naruto heboh kemudian menyantap mie ramen tersebut dengan biadab.
"Kenapa makannya buru – buru gitu Naruto?" tanya sang paman sambil mengelap meja kedai
"Lagi jam kerja part-time nih paman… disuruh bos ngejualin alat kosmetik.. bener – bener deh…"
"Wah.. begitu ya… Naruto harus semangat dong…"
"Huh… kalo bisa yaa aku juga mau paman.. tapi aku lagi males – malesnya nih… ya udah, ini bayarannya… sampai jumpaa!" dan Narutopun meninggalkan kedai
Diperjalanan, Naruto bertemu dengan sekelompok gank sangar yang dijuluki 'AKATSUKI'
'Bah! Gua harus muter jalan nih… klo sampai ketauan ama kelompok ini-'
"OI! Kamu si Kuning! Kemari!" teriakan salah seorang anggota Akatsuki membuat Naruto bergidik kemudian menjawab,
"A..apa?"
"Bawa apa lu bocah?" teriak pria berambut oranye dengan tatto bertuliskan 'I LOV MAMA' di dadanya a.k.a Pain (WHAT? I LOV MAMA?)
Perhatian, saat ini para Akatsuki berkostum preman
"Tasnya gede juga tuh…! Coba Dei priksa.." Teriak cowok berambut putih klimis dengan baju yang kancingnya dibuka sampe dada
"Hhm… Oke!" teriak cowok berambut kuning gondrong yang memliki tatto paling mengerikan diantara anggota genk lainnya a.k.a Tatto pocong di lengan kanan
"Eeh, anuu mas, mbak… tas saia cuman berisi sampah…" jawab Naruto bego
"Lu kalo mo nipu yang kreatip kek!" teriak cowok berkalung besi dengan lambang LOV $
"Sini!" cowok yang mirip Sasu-Teme menarik tas Naru dan membongkar isinya
….
….
….
….
Setelah diliat selama 5 Menit,
"Apaan isinya tuh?" tanya cowok berambut merah dengan codet dipipi kirinya
no answer from Itachi. Doi hanya bengong tralala
"Itachi…?" tanya si Sasori sekali lagi
No answer again
"WOY Itachi…! Lu kesambit?" teriakan Sasori menyadarkan Itachi dari genjutsu didalam tas Naruto. (apa kalii?) Lebih tepatnya bukan suara yang menyadarkan,melainkan bau mulut Sasori yang percampuran JENGPETOSKIDON a.k.a JENGkol PETe dicampur kaOS kaKI Davin jOhN
"Aduh booo… alat make-up niee!" jawab Itachi dengan nada bencongnya. Naruto kaget, Sasori cuman masang tampang datar
"Mana? Mana? Eike banget nih alat make-up…!" si bos Pain ketularan lekongnya Itachi. Mata Naruto copot dan bibirnya mengeluarkan busa, sementara Sasori cuek babi
"Wow… cantik banget niy ciin…" ucap si Deidara yang cuman dibuat – buat nada bancinya. Hati kecil Naruto berkata 'Akatsuki? Ini Akatsuki? SUNGGUH TERLALUUUUU!', sementara Sasori cuman buang gas… duut… baunya? Maknyuss…
"Lu jualan ginian?" tanya Sasori yang gak kena penyakit flu Banci, tapi dalam hatinya ia niat membeli alat make-up tersebut untuk kugutsu tercintanya.. (Fuun ga tega bilang barbie…)
"Eh?" Naruto bengong, kemudian menjawab "I..iya… emank, situ mau beli?" jawab Naru dengan logat ndesonya
"BELI COONNGGGGG!" Teriak Itachi, Pain, dan Deidara serempak. Sementara Hidan nggak mau soalnya dewa jashin nggak ngijinin dia pake alat make-up, dan Kakuzu mencoba menghitung dulu uangnya, takut – takut pembelian make-up memboroskannya 'Ga jadi ach! Daripada beli alat make-up mendingan beli permen yupi satu toples deh..'
"Mau…" inilah jawaban Sasori yang datar
Kita cek pemborongan yang dilakukan oleh Akatsuki and the gank :
Itachi : 5 botol kutek, warna ungu, merah, pink, hijau, dan biru serta lipstik ungu dan eyeshadow ungu
Deidara : 3 Lipstik warna pink, merah menor, sama oranye. 1 pack blush on, dan eyeshadow warna ijo
Pain : 5 botol Kuteks biru muda, Pink, merah, orange, dan hijau, 3 Lipgloss yang ada gliter-nya juga 3 pack praktis make-up yang isinya ada blush on, eyeshadow, dan lipstick
Sasori : ngeborong sisanya….
-Pip PAUSE-
Reader "Sisanya apa aja?"
Author "TULANG ama KENTUT"
*ditimpukin besi palu ama reader*
-Pip PLAY-
Itu artinya, Naruto….
MENGHABISKAN DAGANGANNYA! Hidup dewa JASHIN ekh, HIDUP NARUTOOO!
"Thanks ya boo… udah lama nich ga beli alat make-up…" ucap Itachi lebay
"Iya nich ciin, persediaan alat make-up di Akatsuki nyaris abiis.." kali ini Pain yang bersuara
Deidara nggak berbicara lagi setelah itu, dan menghabiskan sisa waktu hidupnya untuk bermake-up an.. Hidan ngerengek minta yupi yang dibeli ama Kakuzu, tapi Kaku-san cuman mau ngasih yang bekas jatoh kecomberan. si Sasori kissbye-an ama Naru, sementara yang mendapat Kissbye membalas balik (WHA THE..?)
"Ahahaha! Gue kira ntu Akatsuki mau ngerampok..! taunya dagangan gue malah laris cuuyy! Banzai!" Naruto HERI a.k.a Heboh sendiRI
The Winner is…
Akhirnya senja pun t'lah tiba. Naruto dan Kiba ketemuan ditempat yang sudah mereka janjikan. Keduanya saling tersenyum bangga dan berbicara bersamaan,
"Yang menang pasti GUE/GUA!"
"Jangan ikutin omongan gua!" teriak Naruto
"Halah… coba liat dagangan lu sisa berapa…!" ucap Kiba yang juga memperlihatkan isi tasnya
Dan, suara Drum pun dinyalakan….
Durururrururururururung….. isi tas mereka berdua adalah…
JERERERERERERERERENG~
Sama – Sama KOSONG!
"HAH?" Naruto dan Kiba teriak lagi bersamaan
"Itu Artinya…?" tanya Naruto bego
"Ya seri lah…! Berarti nggak ada acara traktir menraktir ya…?"
"Hmm…" dan mereka pun balik ke toko,
Di Toko
"Bagus! Nih honor kalian berdua…"
"Waaaaaaaa… Komik -sensor- Aiem koming" ucap Naruto dengan logat ndesonya sambil ngeces – ngeces.
I Know him now!
Malam hari di toko buku Gramedia
"Akh! Komiknya Masashi kishimoto yang judulnya NA**** tinggal satu? Wha the heck! Cepet banget abisnya!" ujar Naruto sambil berlarian dengan beringas menuju tempat si komik yang dimaksud
"GUE/GUA DAPAT!" tangan Naru dan Kiba sama – sama memegang komik yang dimaksud
"Hah? Elo lagi? Lepasin gak komik gua!" Naru
"Apaan! Gue duluan kalee yang ngeliatt!" Kiba
"Lepasin"
"Nggak"
"LEPASIN!"
"NGGAK!"
"AH! GUA/GUE INGET Lo sekarang!" teriak mereka berbarengan
"Lu yang bikin komik NA**** vol 27 melayang di tangan orang laen kan? Gara – gara lu, koleksi komik gue jadi ga lengkap!" teriak Kiba yang masih memegangi komik NA**** vol 28
"HALAH! Ada juga elu yang bikin si Sasu-Teme yang akhirnya ngedapetin komik NA**** vol 27 itu! gara – gara lu, gua terpaksa baca komik rental di deket rumah! Padahal kan komiknya juga lumayan buat objek gambar gua!" balas Naruto yang masih megangin komik NA**** vol 28
"Oke gini aja!" tutur Kiba, "Gimana kalo kita suit.. siapa yang menang, dia yang berhak dapet komik ini… kita letakin berbarengan komik ini di rak no 12 itu. pokoknya klo diantara KITA BERDUA ngambil komik itu sebelum suit, kita yang ngambil bakalan BURUT seribu tahun"
"Oke!" jawab Naruto, kemudian bersama Kiba mereka meletakkan komik itu di rak no 12
Dan, mereka pun suit…
"JAN KEN PON!" teriak mereka berdua yang akhirnya dimenangkan oleh Naruto dengan gunting yang mengalahkan kertas!
"Huaaaa!" Kiba nangis jejeritan
"HORRREEEEEEE!" Naru teriak kegirangan, " Terimakasih kepada tuhan YME, emak dan babeh yang sudah mendukung Naru… blablabla" ucap Naruto ala pemenang Panasonic Gembel Award
Saking girangnya sampe – sampe Naruto NGGAK sadar, kalo komik kesayangannya a.k.a NA**** vol 28 tersebut, telah berada di tangan Sasuke, sang manga addict
"SASUKEEEEEE!" teriak Naruto sambil berlarian mengejar Sasuke, "TUNGGUU!" sedangkan Kiba ikutan lari mengejar Sasuke disamping Naru.
Sasuke menoleh, dilihatnya dua sosok makhluk halus berwajah horor bin ndeso bin Norak berlari mendekatinya,
5 Meter
3 Meter
1 Meter
50 Senti
20 Senti
10 Senti
DUAKHHHH!
Sasuke menendang kaki Naru dan Kiba dengan Taekwondo andalannya.
"Kenapa lu berdua? Hah? Mau tarung ama gua?" tanya Sasuke dingin
"Eee… ee… e…. Ng… Nggak mas Sasukeee~" Naruto
"I… iya.. ng… nggak.. ada apa – apa kok… haha… cuman mau… nya… nyapa doank… Haii~" Kiba
"Sinting…" Sasuke berbalik badan, dan ia tersenyum setan… 'Ya haa~ pada akhirnya komik ini jatuh lagi ketangan gua… Ahahahahaha!'
Dikamar Naruto,
"Masashi Kishimoto sensei…. Huhuhu, doakan saia semoga saja komikmu yang selanjutnya dapat kubeli dengan harga diriku" berniat jual diri.
Dikamar Kiba,
"Masashi Kishimoto sensei…. Huhuhu, doakan saia semoga saja komikmu yang selanjutnya dapat kubeli dengan harga diriku" mengucapkan kata yang sama seperti Naruto
Esok paginya, Naruto dan Kiba berniat jual diri (WHA THE..?) kepada Sasuke demi sebuah komik NA**** vol 28…. Sasuke yang eneg, malah menendang makhluk – makhluk nista ini sampe terbang dan hanyut disungai Amazon…. Di sungai amazon, mereka berdua bertemu dengan Sakura dan Ino yang merasa DITIPU oleh Naruchii soal Sasuke, karena saat itu Kiba berada didekat Naru, otomatis, NARU dan KIBA sama – sama digebukin oleh dua setan- maksudnya dua wanita kejam yang bernama Sakura dan Ino….
Reader, "Naruto ama Kiba ntu mati ga?"
Author, "Tak tau saia.. tanya aja ama Saku-Ino"
*digebukin Reader karna ga becus bikin fic*
Naruto, 17 tahun, seorang pelajar yg saat ini sedang kerja-part time demi membeli sebuah benda kecil yang disukainya. dalam pekerjaan itu, ia dipasangkan dengan partner nista dalam kejadian yang gak kalah mengejutkannya.. Preman Akatsuki muncul! ONE SHOT
Follow/FavoriteRated: Fiction K - Indonesian - Humor - Naruto U. - Words: 2,594 - Reviews: 5 - Favs: 1 - Follows: 1 - Published: 06-05-10 - Status: Complete - id: 6028080
A+ A-
Halo… ini saia Fuun *readers : ga peduli*
tokoh yang Fuun pake : Naruto,Kiba,Tsunade,Sasuke
~ Desclaimer : ~
Masashi Kishimoto
~ Warning : ~
Gaje, OOC, aneh bin norak, dan hal buruk lainnya
~ Story : ~
Mine
~ Title : ~
Komik di Segalanya
Pengenalan Tokoh
Di Minggu yang cerah nan damai seperti ini, kadang… Hari bisa berlalu dengan kehebohan yang gila. Uzumaki Naruto, 17 tahun, seorang pelajar yang kerja part-time menjadi salesman ini terpaksa kerja di hari libur.
'Komik -ppiiip- udah terbit hari iniiiiiiii! gua harus belii, harus beliii' gumam Naruto semangat sambil merapikan rambutnya yang seperti duri landak.
Di jaman yang serba krismon ini, Naruto menjadi salah satu korbannya! Dengan tragis, Kushina-san menyita kembali uang jatah Naruto karena matanya sudah diBUTAkan dengan Tas baru merek CHAN*** yang terkenal berkualitas itu..
-Flashback-
"Naru-chan manniiiissss…. Uangnya mama ambil lagi yaaa… maaph ya saiyang, Mama lagi kesemsem sama tas baru merek CHAN*** itu lhooo!" ucap Kushina semakin lantang saat menyebut merek tas yg dimaksud
"Hu.. Huhuhuhu….! Tapi komik Naru… HUWaaa! Waaa! Waaaa!" rengek Naruto ala anak TK
"Kenapa? Naru jahat! Ibu sendiri nggak dibela! Jaman sekarang tuh seharusnya anak yang manjain ibunya, blablabla" Kushina mulai dengan ceramah basinya supaya Naruto berenti membangkang (?)
"Hhhhhhhhhh….." Naruto cuman bisa menghela napas panjang, berharap ibunya cuman becanda saat ini.
Tapi,
30 Menit kemudian, ternyata Kushina-san sungguh – sungguh membeli tas tersebut dan langsung dipamerkan kepada Naruto yang sama sekali nggak iri melainkan nangis BOMBAY!
"Huhuhuhu! KOMIKkuuuuuuuu jadi taaassss….! Waaa!" Naruto mulai mewek lagi. Sementara Kushina-san sedang bersiul – siul riang dan bergegas pergi ke tempat arisan PIBK (Persatuan Ibu – ibu Beken se-Konoha) dengan membawa tas Chan*** barunya untuk DIPAMERIN, PAMER men! Hari gini ga pamer, apa kata dunia? -Fakta-
"Bye bye Naru-chii!" ucap Kushina riang sambil mencium kaki ekh, pipi Naruto
"Hu… HUWWEEEEEEEE!" tangis Naruto makin meledak setelah pipinya dicium oleh Kushina
-Flashback End-
Akhirnya setelah lama bernostalgia hal buruk, Naruto sampai ditempat kerjanya…
"Ohayou~" ucapnya manis kepada seorang nyonya bos, dengan harapan gajinya ditambah lebih
"Terlambat 3 menit. Gajimu kupotong setengah.." ucap Tsunade a.k.a Nyonya bos, orang yang mempekerjakan Naruto
"WHUAT?"
"Membentak sekali lagi kupotong seperempatnya…"
Naruto menutup mulutnya 'SIALAN! Nenek – nenek aja belaguu banget! Untung lu bos gua! Fuck!' batinnya meraung – raung ga terima
"Oh iya Naruto, sekarang jualkan barang ini keliling komplek bersama partner barumu…" ucap Tsunade menunjuk barang yang dimaksud
"Ekkkhhhh! Alat KOSMETIK? Alamakkk! Partner baruu!" Naruto histeris sambil memegangi pipinya dengan ke-2 tangan
"Berisik! Jangan banyak congor ah! Kiba…! Cepat kemari" teriak Tsunade memanggil seorang remaja bernama Kiba
"Iya, tunggu!" balas Kiba, sambil berlarian bak penjaga pantai "ada apa?" tanya orang itu sambil menatap wajah bosnya dengan malas
"Naruto ini Kiba, Kiba ini Naruto. Mulai hari ini kalian partner kerja…." tutur Tsunade tanpa banyak basi
….
….
….
….
….
"WHUAAATZ! Jadi ini partner saya nyonya! Orang dekil, kumel, Ndeso dan gak keurus ini? Gimana usaha mau laku! Yang ada Nyonya Tsunade-sama bakalan gulung tikarrrr!" ucap Kiba yang CUKUP menyinggung hati kecil nan polos milik Narunaru
"HELLOOOW? Ape LU KATA? DEKIL? Coba NGACA! DEKILAN LU ATO GUA?" teriak Naruto dengan tatapan petirnya
Well, kalau dilihat secara keseluruhan, PASTI-lah Naruto pemenangnya dalam mengikuti kontes DEKIL NUSANTARA…
"O…Ooke, gua emank rada dekil tapi…"
-backsound 'HUUUUU'-
"Ck! Suara itu lagi…! Auhtor sialan!" pada akhirnya Naru-chii cuman bisa menggerutu
"… .…" Tsunade and Kiba's
"Yasudahlah, CEPAT LAKSANAKAN KERJAMU! Mau makan, KERJA DULU! Ingat semboyan! Semboyan!" bentak Tsunade kemudian menendang pantat Naru dan Kiba keluar dari Toko mungil di perempatan jalan.
-BUGH-
Naru dan Kiba terlempar ketengah jalan, dan hampir tertabrak TRUK setinggi 10cm… lho? 10cm? ternyata hanya truk mainan anak – anak… fuuh…
Kiba Vs Naru
"Gimana kalo kita tanding? Siapa yang paling cepet ngejualin kosmetik dialah yang menang.." tantang Kiba yang sebenernya nggak mau berjalan berdampingan dengan Naruto
"Boleeh…! Tapi klo gua menang, gua dapet apaan? Kentut?" tanya Naruto polos dengan tampang kitty-face nya
"IYA KENTUT! Ya enggaklah! Klo lu menang, lu boleh minta apapun ke gue, tapi klo gue yang menang, lu yang nraktir gue okeh?"
"OKEH!" ucap Naru mantap tanpa ada keraguan didalamnya
Setelah itu, kedua remaja tersebut saling berbalik badan dan berjalan kearah yang berlainan. Tentunya dengan membawa alat – alat kosmetik yang akan dijual.
"Rasanya gua kenal ama mukanya yang asem itu, dimana ya?" bisik Naruto kepada dirinya sendiri saat teringat akan wajahnya Kiba
VoOoVoOoVoOoVoOoV=========
"Kayaknya gue inget pernah ketemu orang yang punya muka ngeBeTe-in kayak dia.. tapi dimana ya?" Kiba melemparkan pertanyaan yang sama seperti Naruto diwaktu yang bersamaan
"Osh! Gua/Gue gak akan KALAH dari orang DUNGU itu!" ucap Naru dan Kiba di saat yang bersamaan
Aza aza FIGHT!
TOK TOK TOK
Sebuah rumah bertembok pink diketuk oleh Naruto…
"Yaaa" seorang perempuan berambut pink keluar dari rumah itu
"Sakura!" teriak Naruto sambil cengengesan
"Cckk… ternyata cuman elo… ngapain kesini? Blom puas gue pukulin kemaren?" ucap perempuan itu menjadi kasar dalam waktu sekejap
"Yaah… Sakura-chan gitu… oh iya! Gue punya solusinya buat elo… soal Sasuke.. hehe" cengir Naruto rada mirip Setan
"Sa..Sa.. SASUKE! Gimana? Kasi tau! Kasi tauu!" teriak Sakura heboh sambil menjambak kerah baju Naruto
"Ekk… sa.. sabar Sakura-chan…" ucap Naruto kesakitan kemudian mencoba melepaskan tangan Sakura dari kerah bajunya "Sasuke ituu, suka sama cewek yang pake make-up… kayak ginii…." Bisik Naruto sambil mengeluarkan alat kosmetik dagangannya
"Sa..Sasu-kun suka cewek menorrr?" Sakura agak kaget, tapi dia nggak sadar kalau sedang diTIPU oleh Naru-chan
"Bukan menor Sakura-chan… tapi ber make-up! Make-up tipis – tipis gitu lah…. Kalo lo tertarik, lo bisa beli make-up gue… tawarin sekalian ibu lo… soalnya gue lagi butuh uang neh Sakura-chaan… plisss…"
"Hhhmm…" Sakura mikir sebentar. Dan itu cukup untuk membuat Naruto dag dig dug, takut Sakura nggak jadi beli produk jualannya. "OKE DEH..! Tunggu betaaar yaaaaa~~~" ternyata Sakura cukup bodoh uuntuk ditipu Naru-chan
'Asiiikkk! Sakura mau beli!' batin Naru loncat – loncat kegirangan… akhirnya, Naruto berhasil menjual alat kosmetiknya. Sakura cukup memborong produk jualan Naruto. dia membeli satu lipstik, satu pack blush on, eyeshadow dan satu pack bedak plus spoon nya
'Lumayaaan…' pikir Naru saat hendak pergi meninggalkan rumah Sakura.
Naruto, kembali mencari korban (?) selanjutnya,
'Selain Sakura, cewek yang tergila – gila oleh Sasuke itu kan INO! Aha! Kali ini gue kerumahnya ahh~~ kalo dia tau Sakura mau beli, Ino pasti juga!' Naruto bergumam dengan idenya yang busuk namun cemerlang
Dan benar saja, Ino ngebet pengen beli alat kosmetik yang di jual Naruto
"Gue gak akan kalah dari si jenong Jelek ituuu! Makasih ya buat infonya Narutooo" ucap Ino girang
"Hehehe… yaudah, gue balik ya… daaddaaahhh~" Naruto melambaikan tangannya.
'Jijik…' pikir Ino yang melihat Naruto berdadah – dadah ria ala Miss yunipers
Tepat dijalanan,
"Habis Sakura dan Ino, siapa lagi yah yang mau gue tawarin jualan ini? Hhmmm… klo Hinata kasian ah, Temari…. Gak mungkin, dia itu gak bisa ditipu. Tenten-nee… terlalu beresiko… Hmm" saat sedang berfikir, tiba – tiba perut Naruto bunyi
-KRUUUK-
"Uugh… sabar ya perut, aku pasti akan mengisimu dengan makanan enak…" ucap Naruto yang melangkahkan kakinya menuju Ichiraku Ramen.
"Paman pesan satu mangkuk JUMBO!" teriak Naruto sambil menggebrak – gebrak meja ala anak TK
"Oke Naruto..!" ucap paman itu kemudian menyuguhkan ramen porsi jumbo plus dengan daging tambahan, "Itu bonus buatmu" ucap sang paman dengan senyum gak tulus
"HOREEEE….! Selamat makaaaaannnn" teriak Naruto heboh kemudian menyantap mie ramen tersebut dengan biadab.
"Kenapa makannya buru – buru gitu Naruto?" tanya sang paman sambil mengelap meja kedai
"Lagi jam kerja part-time nih paman… disuruh bos ngejualin alat kosmetik.. bener – bener deh…"
"Wah.. begitu ya… Naruto harus semangat dong…"
"Huh… kalo bisa yaa aku juga mau paman.. tapi aku lagi males – malesnya nih… ya udah, ini bayarannya… sampai jumpaa!" dan Narutopun meninggalkan kedai
Diperjalanan, Naruto bertemu dengan sekelompok gank sangar yang dijuluki 'AKATSUKI'
'Bah! Gua harus muter jalan nih… klo sampai ketauan ama kelompok ini-'
"OI! Kamu si Kuning! Kemari!" teriakan salah seorang anggota Akatsuki membuat Naruto bergidik kemudian menjawab,
"A..apa?"
"Bawa apa lu bocah?" teriak pria berambut oranye dengan tatto bertuliskan 'I LOV MAMA' di dadanya a.k.a Pain (WHAT? I LOV MAMA?)
Perhatian, saat ini para Akatsuki berkostum preman
"Tasnya gede juga tuh…! Coba Dei priksa.." Teriak cowok berambut putih klimis dengan baju yang kancingnya dibuka sampe dada
"Hhm… Oke!" teriak cowok berambut kuning gondrong yang memliki tatto paling mengerikan diantara anggota genk lainnya a.k.a Tatto pocong di lengan kanan
"Eeh, anuu mas, mbak… tas saia cuman berisi sampah…" jawab Naruto bego
"Lu kalo mo nipu yang kreatip kek!" teriak cowok berkalung besi dengan lambang LOV $
"Sini!" cowok yang mirip Sasu-Teme menarik tas Naru dan membongkar isinya
….
….
….
….
Setelah diliat selama 5 Menit,
"Apaan isinya tuh?" tanya cowok berambut merah dengan codet dipipi kirinya
no answer from Itachi. Doi hanya bengong tralala
"Itachi…?" tanya si Sasori sekali lagi
No answer again
"WOY Itachi…! Lu kesambit?" teriakan Sasori menyadarkan Itachi dari genjutsu didalam tas Naruto. (apa kalii?) Lebih tepatnya bukan suara yang menyadarkan,melainkan bau mulut Sasori yang percampuran JENGPETOSKIDON a.k.a JENGkol PETe dicampur kaOS kaKI Davin jOhN
"Aduh booo… alat make-up niee!" jawab Itachi dengan nada bencongnya. Naruto kaget, Sasori cuman masang tampang datar
"Mana? Mana? Eike banget nih alat make-up…!" si bos Pain ketularan lekongnya Itachi. Mata Naruto copot dan bibirnya mengeluarkan busa, sementara Sasori cuek babi
"Wow… cantik banget niy ciin…" ucap si Deidara yang cuman dibuat – buat nada bancinya. Hati kecil Naruto berkata 'Akatsuki? Ini Akatsuki? SUNGGUH TERLALUUUUU!', sementara Sasori cuman buang gas… duut… baunya? Maknyuss…
"Lu jualan ginian?" tanya Sasori yang gak kena penyakit flu Banci, tapi dalam hatinya ia niat membeli alat make-up tersebut untuk kugutsu tercintanya.. (Fuun ga tega bilang barbie…)
"Eh?" Naruto bengong, kemudian menjawab "I..iya… emank, situ mau beli?" jawab Naru dengan logat ndesonya
"BELI COONNGGGGG!" Teriak Itachi, Pain, dan Deidara serempak. Sementara Hidan nggak mau soalnya dewa jashin nggak ngijinin dia pake alat make-up, dan Kakuzu mencoba menghitung dulu uangnya, takut – takut pembelian make-up memboroskannya 'Ga jadi ach! Daripada beli alat make-up mendingan beli permen yupi satu toples deh..'
"Mau…" inilah jawaban Sasori yang datar
Kita cek pemborongan yang dilakukan oleh Akatsuki and the gank :
Itachi : 5 botol kutek, warna ungu, merah, pink, hijau, dan biru serta lipstik ungu dan eyeshadow ungu
Deidara : 3 Lipstik warna pink, merah menor, sama oranye. 1 pack blush on, dan eyeshadow warna ijo
Pain : 5 botol Kuteks biru muda, Pink, merah, orange, dan hijau, 3 Lipgloss yang ada gliter-nya juga 3 pack praktis make-up yang isinya ada blush on, eyeshadow, dan lipstick
Sasori : ngeborong sisanya….
-Pip PAUSE-
Reader "Sisanya apa aja?"
Author "TULANG ama KENTUT"
*ditimpukin besi palu ama reader*
-Pip PLAY-
Itu artinya, Naruto….
MENGHABISKAN DAGANGANNYA! Hidup dewa JASHIN ekh, HIDUP NARUTOOO!
"Thanks ya boo… udah lama nich ga beli alat make-up…" ucap Itachi lebay
"Iya nich ciin, persediaan alat make-up di Akatsuki nyaris abiis.." kali ini Pain yang bersuara
Deidara nggak berbicara lagi setelah itu, dan menghabiskan sisa waktu hidupnya untuk bermake-up an.. Hidan ngerengek minta yupi yang dibeli ama Kakuzu, tapi Kaku-san cuman mau ngasih yang bekas jatoh kecomberan. si Sasori kissbye-an ama Naru, sementara yang mendapat Kissbye membalas balik (WHA THE..?)
"Ahahaha! Gue kira ntu Akatsuki mau ngerampok..! taunya dagangan gue malah laris cuuyy! Banzai!" Naruto HERI a.k.a Heboh sendiRI
The Winner is…
Akhirnya senja pun t'lah tiba. Naruto dan Kiba ketemuan ditempat yang sudah mereka janjikan. Keduanya saling tersenyum bangga dan berbicara bersamaan,
"Yang menang pasti GUE/GUA!"
"Jangan ikutin omongan gua!" teriak Naruto
"Halah… coba liat dagangan lu sisa berapa…!" ucap Kiba yang juga memperlihatkan isi tasnya
Dan, suara Drum pun dinyalakan….
Durururrururururururung…..
JERERERERERERERERENG~
Sama – Sama KOSONG!
"HAH?" Naruto dan Kiba teriak lagi bersamaan
"Itu Artinya…?" tanya Naruto bego
"Ya seri lah…! Berarti nggak ada acara traktir menraktir ya…?"
"Hmm…" dan mereka pun balik ke toko,
Di Toko
"Bagus! Nih honor kalian berdua…"
"Waaaaaaaa… Komik -sensor- Aiem koming" ucap Naruto dengan logat ndesonya sambil ngeces – ngeces.
I Know him now!
Malam hari di toko buku Gramedia
"Akh! Komiknya Masashi kishimoto yang judulnya NA**** tinggal satu? Wha the heck! Cepet banget abisnya!" ujar Naruto sambil berlarian dengan beringas menuju tempat si komik yang dimaksud
"GUE/GUA DAPAT!" tangan Naru dan Kiba sama – sama memegang komik yang dimaksud
"Hah? Elo lagi? Lepasin gak komik gua!" Naru
"Apaan! Gue duluan kalee yang ngeliatt!" Kiba
"Lepasin"
"Nggak"
"LEPASIN!"
"NGGAK!"
"AH! GUA/GUE INGET Lo sekarang!" teriak mereka berbarengan
"Lu yang bikin komik NA**** vol 27 melayang di tangan orang laen kan? Gara – gara lu, koleksi komik gue jadi ga lengkap!" teriak Kiba yang masih memegangi komik NA**** vol 28
"HALAH! Ada juga elu yang bikin si Sasu-Teme yang akhirnya ngedapetin komik NA**** vol 27 itu! gara – gara lu, gua terpaksa baca komik rental di deket rumah! Padahal kan komiknya juga lumayan buat objek gambar gua!" balas Naruto yang masih megangin komik NA**** vol 28
"Oke gini aja!" tutur Kiba, "Gimana kalo kita suit.. siapa yang menang, dia yang berhak dapet komik ini… kita letakin berbarengan komik ini di rak no 12 itu. pokoknya klo diantara KITA BERDUA ngambil komik itu sebelum suit, kita yang ngambil bakalan BURUT seribu tahun"
"Oke!" jawab Naruto, kemudian bersama Kiba mereka meletakkan komik itu di rak no 12
Dan, mereka pun suit…
"JAN KEN PON!" teriak mereka berdua yang akhirnya dimenangkan oleh Naruto dengan gunting yang mengalahkan kertas!
"Huaaaa!" Kiba nangis jejeritan
"HORRREEEEEEE!" Naru teriak kegirangan, " Terimakasih kepada tuhan YME, emak dan babeh yang sudah mendukung Naru… blablabla" ucap Naruto ala pemenang Panasonic Gembel Award
Saking girangnya sampe – sampe Naruto NGGAK sadar, kalo komik kesayangannya a.k.a NA**** vol 28 tersebut, telah berada di tangan Sasuke, sang manga addict
"SASUKEEEEEE!" teriak Naruto sambil berlarian mengejar Sasuke, "TUNGGUU!" sedangkan Kiba ikutan lari mengejar Sasuke disamping Naru.
Sasuke menoleh, dilihatnya dua sosok makhluk halus berwajah horor bin ndeso bin Norak berlari mendekatinya,
5 Meter
3 Meter
1 Meter
50 Senti
20 Senti
10 Senti
DUAKHHHH!
Sasuke menendang kaki Naru dan Kiba dengan Taekwondo andalannya.
"Kenapa lu berdua? Hah? Mau tarung ama gua?" tanya Sasuke dingin
"Eee… ee… e…. Ng… Nggak mas Sasukeee~" Naruto
"I… iya.. ng… nggak.. ada apa – apa kok… haha… cuman mau… nya… nyapa doank… Haii~" Kiba
"Sinting…" Sasuke berbalik badan, dan ia tersenyum setan… 'Ya haa~ pada akhirnya komik ini jatuh lagi ketangan gua… Ahahahahaha!'
Dikamar Naruto,
"Masashi Kishimoto sensei…. Huhuhu, doakan saia semoga saja komikmu yang selanjutnya dapat kubeli dengan harga diriku" berniat jual diri.
Dikamar Kiba,
"Masashi Kishimoto sensei…. Huhuhu, doakan saia semoga saja komikmu yang selanjutnya dapat kubeli dengan harga diriku" mengucapkan kata yang sama seperti Naruto
Esok paginya, Naruto dan Kiba berniat jual diri (WHA THE..?) kepada Sasuke demi sebuah komik NA**** vol 28…. Sasuke yang eneg, malah menendang makhluk – makhluk nista ini sampe terbang dan hanyut disungai Amazon…. Di sungai amazon, mereka berdua bertemu dengan Sakura dan Ino yang merasa DITIPU oleh Naruchii soal Sasuke, karena saat itu Kiba berada didekat Naru, otomatis, NARU dan KIBA sama – sama digebukin oleh dua setan- maksudnya dua wanita kejam yang bernama Sakura dan Ino….
Reader, "Naruto ama Kiba ntu mati ga?"
Author, "Tak tau saia.. tanya aja ama Saku-Ino"
*digebukin Reader karna ga becus bikin fic*
Langganan:
Postingan (Atom)