Total Tayangan Halaman

Rabu, 06 November 2013

Sedikit Kehangatan di Akatsuki


Author : Fans Berat Uchiha8996
Disclaimer : semua orang tahu NARUTO itu baik manga atau anime-nya punya Masashi Kishimoto-sensei, kalo punya saya mungkin judulnya bakal SASUKE.
Category : Anime Language : Indonesian
Genre : Friendship, Drama Rating : T untuk adegan lebay dahsyat
Warnings : Fict pertama author untuk kategori ini, terutama yang berhubungan ma Akatsuki, organisasi penjahat paling gokil dan tenar se-dunia anime XD. Abal, gajeness, humor garing nan minim, OOC akut. Yaoi atau tidaknya fict ini bergantung pada masing-masing reader.
Pair(s) : Kisame Hoshigaki-Itachi Uchiha, duo paling adem se-Akatsuki. Dan duo-duo lain di Akatsuki.
~Akatsuki~
“Kisame,” panggil Pain, leader Akatsuki, yang dipangil langsung membalikkan tubuhnya dan menatap pimpinannya itu, tapi kali ini leader tampan dengan bermacam hiasan (?) di wajahnya itu tidak sendiri, dibelakangnya, seorang pemuda belia berdiri kaku, dia juga mengenakan jubah Akatsuki.
Ini? Batin Kisame setengah mencibir.
Lalu seakan punya ilmu Occlumency kayak Harry Potter, Pain berkata, “Dia partner barumu, Kisame.”
“Oh,” ucap Kisame mengambang.
Partnerku? Heh, dia masuk Akatsuki saja aku nyaris tidak percaya, pikir si manusia hiu itu. Memang, calon partnernya itu tampak masih sangat muda, amatir, dan ‘rapuh’, belum lagi postur tubuhnya yang terbilang kurus dan tidak begitu tinggi, lihat saja, jubah Akatsuki membuatnya tampak ‘tenggelam’.

Anak kemarin sore. Begitulah kesimpulan pertama Kisame soal anak baru ini.
Kemudian kedua mata pria hiu itu beralih ke wajah tirus nan rapuh si ‘bocah’, tapi kali ini ia mendapat kesan yang jauh berbeda, tatapan mata dingin itu sungguh tidak biasa, matanya seakan bisa membunuh siapa saja yang berani macam-macam padanya, ekspresi wajahnya mengisyaratkan seakan ia punya tanggung jawab yang sangat besar.
“Namanya Itachi, Itachi Uchiha.” Pain menjelaskan.
“Hoo, seorang Uchiha rupanya,” ujar Kisame.
“Mohon kerjasamanya…” kata Itachi sopan, “…Kisame-san.”
Lalu Uchiha sulung itu mengedipkan mata lentiknya (a/n : perhatiin deh, mata Itachi jauh lebih lentik dibanding karakter Naruto lainnya! Bulu matanya panjang banget! XD), Kisame bisa melihat sharingan yang melegenda itu, dan entah kenapa, ia merasa Itachi sangat kuat.
“Mata yang bagus.” Ujar Kisame.
~Akatsuki~
“Hidan dan Kakuzu, selamat datang kembali, hm,” sambut Deidara ketika salah satu sub-grup (?) Akatsuki itu melangkah masuk ke markas, “Kenapa lama sekali, hm?”
“Lama? Salahkan si rambut putih sok taat ini kenapa kami lama!” Semprot Kakuzu esmosi.
“Lho kok gue?? (Hidan gaul mode)” Protes Hidan tak kalah esmosi, “Siapa suruh orang tak beriman ini cari duit dulu?! Merepotkan dan bikin lama!”
“Hei, yang pantas disalahkan itu upacara ritualmu yang kebanyakan embel-embelnya! Sampai setengah abad aku menunggu!” Balas Kakuzu.
“Upacara ritual itu tidak bisa dipotong-potong seenak perut, tahu! Lebih baik pekerjaan sambilanmu di warteg (?!) itu yang dipotong!” Hidan tak mau kalah.
“Aku kan kerja buat cari duit, toh nanti Akatsuki juga yang diuntung, kerjamu jangan pro–!”
“CUKKUUUUPPPP~~!!!” Seruan Pain menggelegar bak sangkakala kiamat (lebayy), mendadak suasana markas jadi hening. “Kalian ini banyak bacot ya?! (buset dah nih leader) Berisik taukk!! Apa nggak bisa ya gak pake berantem gitu kaleeee~” (Pain 4L@yy mode).
“Gara-gara Deidara nih!” (Gaara : Kok gue dibawa-bawa??) Dengus Hidan dalam desisan.
“Lho kok gueee?? Itu sih elo aja kali ama centong!“ Balas Deidara nggak terima di-nista-in Hidan kayak gitu.
“Ssstt! Berisikk lo pada!” Konan yang lagi asik bikin perahu kertas buat berlayar ke Eropa (ngayal tuh) ikutan kesel.
Baru saja Pain berniat koar-koar lagi, sahutan Kisame menyela, “Tadaimaa!”
“KisaIta, baru pulang?” Tanya Zetsu persis ibu-ibu yang baru nyambut anaknya pulang sekolah (Zetsu gak terima di-nista-in author).
“Apaan sih Zetsu!” Protes Kisame, “Ngapain nyambung-nyambungin nama orang kayak gitu sih? Gak gw bangeu deehh~” (Kisame ketularan 4L@yy Pain).
“Kok tumben lama?” Interogasi Sasori Saos Tiram (author mampus ditangan Sasori) sebelum Dei mancing esmosi lagi.
“Gomen, aku harus mampir dulu ke Konoha buat beli dango, makanya agak lama.” Jelas Kisame santai.
“Ngapain repot-repot beli dango segala, Kisame?” Tanya Kakuzu penasaran, personil-personil Akatsuki yang lain manggut-manggut penasaran juga, kecuali Pain yang stay cool.
“Itu… buat Itachi-san,” jawab Kisame sambil melirik ke tanah (nyari duit jatoh kalik).
Para personil yang lain makin penasaran, pandangan mereka mengiasyaratkan pada Kisame untuk memberi jawaban lebih.
“Soalnya… mendadak Itachi-san mogok makan, sudah kubujuk-bujuk tapi tetap tidak mau, yah, kalian tahulah seperti apa Itachi-san yang selalu diam membisu, makanya aku sengaja berepot-repot beli dango yang kutahu makanan favoritnya, biar Itachi-san mau makan, meskipun cuma ngemil dango.” Curhat Kisame panjang x lebar + so sweet (Kyaa! Kisame perhatian banget deh! XD).
Itachi sendiri memandang Kisame sambil menggumam protes, “Diem aja ‘napa?”
“Begitu?” Tanya Pain nyaris terharu (nyaris mustahil).
Kisame mengangguk, “Yah, aku kan nggak mau Itachi-san sakit, nanti aku juga yang repot.” (So sweet…).
Aah, Kisame, so sweet deh…” kata Konan dengan pandangan melembut ala fangirl ngeliat biasnya.
Iya nih, coba partnerku juga bisa kayak gitu.” Dengus Hidan sambil ngelirik partnernya.
Apaan sih, ngapain coba berbaik-baik gitu, ngabisin uang dan tenaga aja.” Komentar Kakuzu datar (Astaga, nolong orang nggak bikin miskin, Kakuzu).
Sementara itu Deidara malah mencibir, “Buat apa sih perhatian gitu sama seorang Uchiha,” desisnya sambil mengucapkan nama keluarga Itachi seakan-akan itu nama sejenis binatang nista, “Toh mereka sendiri malah tidak menghargai kita dan selalu bersikap sok cool.” Lanjutnya sambil melirik-lirik Sasori disebelahnya yang sibuk sendiri mikirin apa kugutsu-kugutsu-nya juga perlu perhatian khusus.
Nah, kalian, cobalah sekali-kali seperti KisaIta yang akur dan kompak begitu.” Nasihat Pain ikutan Zetsu nambung-nyambungin nama orang, “Terutama Hidan dan Kakuzu.” Tambahnya.
Kisame melirik pemuda disampingnya sambil tersenyum, Itachi balas meliriknya dengan senyuman tipis (reader boleh membayangkan adegan so sweet ini sambil mendengarkan reff lagu For First Time Lovers-nya Jung Yong Hwa CN Blue ^///^ #kpopers).
~Akatsuki~
Sasuke tambah kuat ya,” gumam Itachi seolah pada dirinya sendiri sambil menyandarkan kepalanya ke dinding gua tempatnya dan Kisame berteduh sementara dari hujan.
Kisame melirik partnernya itu, jarang-jarang Itachi mau bicara soal adiknya itu secara terbuka, makanya Kisame juga nggak pernah sembarangan membawa Sasuke dalam topik pembicaraan mereka. “Hm? Yang tadi?” Pria hiu itu mengngat kembali pertemuannya dengan sang adik di sebuah penginapan sore tadi.
Itachi bergeming, Kisame lanjut bertanya, “Yang begitu kuat? Bukannya dengan mudah kau merobohkannya?”
Dia bisa pakai chidori-nya Kakashi.” Ucap Itachi sedatar triplek.
Benar juga ya, dia kan bukan anak kecil lagi, Itachi-san.” Kisame manggut-manggut, ”Lagipula, dia itu Sasuke Uchiha, err, adikmu.” Tambahnya.
Itachi melirik Kisame (backsound : lirikan matamu, menarik hati), “Iya juga ya?” Gumamnya, tapi buru-buru ia mengoreksi, “Ah, tidak juga, dia masih adik kecilku.”
Lama-lama aku bingung pada kalian berdua,” Kisame berujar seraya beringsut duduk disamping Itachi, “Kalian benar-benar bikin pusing.” Tambahnya. (Yaelah, Kis, author ampe dibikin galau + labil + risau ama Uchiha Bros).
Tidak perlu sampai pusing begitu.” Kata Itachi, Kisame diam, menunggu partner mungilnya itu lanjut bicara (Itachi termasuk mungil dibandingin member Akatsuki yang lain, kan?). “Intinya, dia sangat membenciku dan aku—“
Sangat menyayanginya.” Kisame menyelesaikan kalimat itu.
Tuh tahu.” celetuk Itachi (Itachi bisa nyeletuk juga?).
Dan setelah itu keheningan melanda keduanya selama beberapa lama, sampai Kisame angkat bicara, “Eh, Itachi-san,” panggilnya, tanpa perlu berepot-repot menunggu tanggapan Itachi dia lanjut bicara, “Adikmu itu perfeksionis ya?”
Pertanyaannya tidak relevan, Kisame-san.” Itachi sama sekali tidak menjawab pertanyaan Kisame barusan. Tapi Kisame tidak hilang akal, ia memutar otaknya.
Sifat siapa yang dia warisi?”
Ibuku?” Itachi sendiri tidak yakin.
Berarti ibumu cantik ya?”
Apa maksudnya tuh! Batin Itachi protes, tapi ia tetep stay cool.
Soalnya Sasuke pasti punya banyak fangirl (author salah satunya),” tanpa diminta Kisame memberi alasannya, “Wajahnya tipe yang mengundang perhatian gadis-gadis dan pencari bakat.”
Rambutnya seperti pantat ayam.” Tambah Itachi dingin, mungkin nggak mau kalah dari adiknya, apalagi soal penampilan.
Kulitnya putih semulus porselen.” Imbuh Kisame (ati-ati Sasuke terbang, Kis!).
Itachi menatapnya nista, “Kau merendahkanku dari Sasuke ya?”
Eh? Eh? B-bukan begitu, Itachi-san, itu tadi cuma pendapatku saja kok!” Yah, mau bagaimanapun Kisame masih belum siap merasakan amaterasu sekarang.
Apa diam-diam Kisame-san suka memperhatikan penampilan ya?”
Eh, tidak juga, sih.” Kisame keki, lalu membatin, anak ini, nyolot juga rupanya.
Rasanya agak sulit dipercaya.” Lanjut Itachi tetap datar.
Selanjutnya Kisame tak pernah mengangkat topik seputar penampilan lagi didepan Itachi.
~Akatsuki~
Deidara berdiri sediri di depan markas Akatsuki sambil menatap langit malam yang gelap dan sedikit berawan, meskipun begitu ia masih bisa melihat bulan sabit yang terang dan cantik. Lelaki berambut pirang itu memejamkan matanya sejenak, menikmati hembusan angin malam yang membelai rambutnya lembut.
Besok sudah tahun baru, hm.” Gumam Deidara entah pada siapa.
Deidara?”
Lelaki itu menoleh ke pintu markas dan mendapati seseorang yang mengenakan jubah sama dengannya keluar, ia mengernyit memandang pemuda itu, well, ia memang tidak menyukainya.
Anak ini, kenapa sikapnya tidak sopan begitu padaku? Dengus Deidara dalam hati.
Itachi?” Ada sedikit nada mencibir dalam ucapan Deidara, tapi yang disebutkan namanya hanya diam, salah satu sikap yang membuatnya sukses dibenci Deidara.
Ngapain kau kesini segala, hm?” Tanya Deidara kesal. Mengganggu penyambutan tahun baruku, hm!
Memangnya dilarang ya?” Balas Itachi datar.
Memangnya tidak ada tempat atau member lain yang bisa kau ganggu, hm?!”
Itachi diam, lalu malah beringsut duduk bersandar pada dinding markas.
Kau ini…” Deidara berusaha menahan marah, “Apa cuma padaku kau bersikap tidak sopan dan menyebalkan, hm?! Sopanlah sedikit pada seniormu, hm! Jangan pada Kisame saja!”
Tiba-tiba, tanpa dikomando, Itachi mengeluarkan sebah gitar (OOC sangat, reader, emang ada karakter di Naruto yang bisa main musik? Meskipun author ngarep sih).
Mau ngapain dia, hm?!
Ada lagu yang Deidara-san sukai?” Entah bermaksud menggoda atau mendadak ingin mengambil hati, Itachi memanggil Deidara dengan embel-embel begitu.
Lagu, hm? Jangan sok seni kau, ya! Dimataku kau tetap orang menyebalkan yang tidak menghargai seni, hm!” Sergah Deidara.
Selamat tahun baru, Deidara-san.”
Eh? Deidara terdiam.
JRENG
Itachi mulai memetik senar gitarnya, lalu berusaha berkonsentrasi, mungkin bagi shinobi sepertinya, menggunakan genjutsu jauh lebih mudah dari ini.
Sudah kubilang padamu, tidak usah sok mengerti seni, hm! Apalagi musik!” Kesal Deidara, tapi Itachi seolah tidak peduli, ia lanjut memetik senar gitar yang entah didapat darimana itu, kemudian berhenti sebentar dan berkata.
Kalau begitu, Deidara-san saja yang masuk kedalam, aku mau disini.” Katanya keras kepala, membuat lawan bicaranya makin panas saja. Itachi menarik napas panjang dan seketika Deidara terdiam.
_Dakara ima, ai ni yuku sou kime tanda
Poketto no kono kyoku o, Kimi ni kikasetai
Sotto boryuumu o agete, tashikamete mita yo_
_Ada alasan mengapa sekarang aku memutuskan untuk menemuimu
Aku ingin memperdengarkan padamu sepotong lagu dalam sakuku ini
Sambil pelan-pelan menaikkan volume untuk memastikan semua baik-baik saja_
Sekarang Deidara bukan hanya terdiam, ia benar-benar tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang (siapa juga gak bakal ada yang percaya, author OOC seenak perut). Seniman tanah liat itu malah jatuh terduduk beberapa meter dari Itachi yang tampaknya sudah tidak peduli lagi dengan kehadirannya.
Rupanya petikan gitar Uchiha sulung itu menarik perhatian beberapa anggota Akatsuki yang lain, yang memang punya insting dan indera yang tajam, apalagi suasana malam itu benar-benar sunyi di markas, suara gitar colongan (author nuduh Itachi nih?) itu pasti akan mudah terdengar. Alhasil, para missing nin level S itu menghentikan kegiatan masing-masing sejenak, bahkan beberapa orang seperti Kisame, Zetsu, dan Sasori menyampatkan diri mengintip dari bibir markas.
Dan jantung mereka serasa berdetak lebih cepat saat Itachi yang mereka (dan semua orang lain) kenal sangat dingin melanjutkan lagunya, begitu menghayati dan… sangat OOC.
_OH GOODBYE DAYS ima, kawaru kigasuru,
Kinou made ni SO LONG~
Kakko yoku nai yasashisa ga soba ni aru kara,
La la la la la WITH YOU_
_Sekarang, hari perpisahan, aku tahu perasaan ini akan berubah,
Sampai kemarin, (hari-hari yang kita lalui terasa) begitu lama,
(Hari-hari yang) terlarang tapi tetap berkesan,
Saat aku bersama denganmu_
(YUI – Goodbye Days)
SYUUUT… BLAARRR… PYAARRR
Baik Deidara dan Itachi keduanya sama-sama menengadah ke langit, ketika mata Deidara melebar, mata Itachi justru menyipit (kan udah rusak gimana gitu gara-gara mangekyou), tapi yang jelas tujuan mereka sama, agar bisa melihat lebih jelas pesta kembang api dari desa-desa terdekat (#author ditampol, emang jaman Naruto udah ada firework? Kalo ternyata udah, author kurang tahu, gomenne).
Cantik.” Gumam Deidara tidak jelas, entah pada kembang apinya, atau lagu Itachi (?). Dia menoleh pada member yang tidak ia sukai nomor 2 setelah Orochimaru (#ditampol by fans Orochi) yang bersamanya, ia sama sekali tidak pernah menyangka akan melewati malam pergantian tahun ini dengan orang itu.
Walaupun Itachi tidak bersuara sedikit pun, Deidara bisa membaca gerakan bibir (sekseh)-nya.
Selamat tahun baru, Sasuke, dimanapun kau berada saat ini.”
Mendadak Deidara tidak lagi tegang, bahunya turun dengan sendirinya. “Kenapa tidak mengucapkannya langsung, hm?” Tanya Deidara.
Itachi menoleh, tetap tanpa ekspresi, “Jangan bercanda, Deidara-san.”
Si penanya menernyit tidak suka.
Biarkan saja angin yang membawa kalimatku… dan harapanku, kalau aku masih punya yang seperti itu.” Kata Itachi sambil kembali menatap langit, “Biarkan aku menjaganya dari jauh, dia juga bisa menjaga dirinya sendiri.”
Tumben-tumbennya seorang Itachi Uchiha bicara panjang begitu selain pada Kisame, partnernya, dan kali ini, bahkan setitik pun tidak terbersit di niat Deidara untuk menyela, memaki, atau sekedar berkata ‘cih’ mendengar apa kata Itachi barusan. Mereka tetap diluar markas sampai Itachi menyelesaikan lagu tadi, dan Deidara-lah yang duluan masuk ke markas, dengan langkah pelan dan wajah tertunduk diam, saat Sasori bertanya ada apa, ia tetap diam.
Itachi-san, ayo masuk, kau bisa sakit kalau semalaman disini.” Ajak Kisame, yang lagi-lagi mendadak perhatian.
Kisame-san?”
Ya?”
Ada lagu yang kau suka?”
Eh?”
BLAARR… PYARRR.
~Akatsuki~
Hari itu, para anggota Akatsuki, kecuali Pain, Konan, dan Itachi, sedang berkumpul di ruang santai base camp mereka (emang punya yah? Anggap saja begitu #maksa), karena belum ada misi penting baru mereka memutuskan untuk saling bertukar pikiran dan sharing, curhat-lah istilahnya. Awalnya sih curhat mereka terasa garing dan membosankan, tapi sejak mulai Deidara mulai, semuanya jadi kepancing deh.
Sasori-dana, lain kali kalau kita dapat misi, kerjasama ya, biar kelihatan kompak, begitu..” Kata Deidara.
Kompak?” Konfirmasi Sasori.
Iya, kita kan satu tim.” Jelas Deidara, tapi partnernya cuma diam.
Kompak itu tidak usah dikarang-karang, Deidara-san,” Kisame memotong, “Kalau memang kompak pasti bisa kerjasama.”
Mendengar itu tentu saja emosi Deidara tersulut, dengan tajam ia mendelik pada Kisame. “Apa maksud perkataanmu itu, Kisame?!” Sergahnya.
To Be Continued dulu yahh…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar