By : The Crispy
Pair : Akatsuki
"Aah, bau. Lima menit saja di lubang kotoran begitu, baunya pasti sudah
menempel di baju," gerutu Hidan sambil mengendus jubah Akatsukinya.
"Kakuzu, lama sekali," ujarnya kesal ketika merasakan kehadiran
seseorang di belakangnya. Hidan tersentak saat mengetahui orang itu
bukanlah Kakuzu. Dengan cepat dia mengayunkan sabit besarnya, berusaha menangkis shuriken yang dilemparkan ke arahnya. Tapi…
"Sialan, berat banget!"
"CUUTT!" teriak seseorang dari tempat yang tidak tersorot kamera.
"HIDAAN! Sudah berapa kali saya bilang, kamu kurang cepat mengayunkan
sabitnya! Dan dialogmu SALAH!"
"Ck, ini sudah yang ke enam
kali. Sekali lagi salah, bisa jadi tujuh keajaiban dunia, nih," Asuma
menarik napas panjang sambil mengumpulkan kembali shuriken imitasi yang
bertebaran.
"Brengsek kau, pak tua! Salahin tuh, bagian
properti yang bikin sabit sialan ini dari besi beneran! Berat tauk!"
Hidan ngamuk dan membanting sabit itu.
"Siapa yang kamu bilang tua, saya ini…"
"Iya, gak tua, tapi bau tanah!" sela Hidan jengkel.
"Apa katamuu!" pak tua yang ternyata adalah sutradara Jiraiya menjerit
histeris. "Rasakan ini, ranjishigami no jutsu!" Jiraiya membentuk segel
dan mengibaskan rambut putihnya dengan liar.
"Mister Jiraiya…
itukan cuma ada di film yang anda buat… pakai efek spesial… emm," Izumo
yang baru selesai membantu Asuma memungut shuriken sweat drop.
"…HAH! Ini bukan jurus amukan surai singa. Tapi. Ini. Adalah. JURUS
AMUKAN TRIO MACAN! IWAK PEYEEK, IWAK PEYEEK, IWAK PEYEK NASI JAGUNG!"
(Kita abaikan Jiraiya dan balik lagi ke Hidan)
Si mata ungu rambut beruban sedang istirahat bersama pemain lain.
"Sialan, lenganku sakit kebanyakan mengulang adegan tadi," kata Hidan
sambil memijit lengannya pake minyak telon. Shikamaru yang sedang
menghafalkan dialognya menyahut, "Salahmu sendiri gak mau digantiin sama
stuntman."
"Diem, bocah. Siapa juga yang mau digantiin sama stuntman jelek itu? Bisa-bisa aku gak populer lagi di kalangan…"
"Nenek-nenek," Shikamaru menginterupsi, lalu cepat-cepat kabur sebelum
Hidan nyambit dia pake sabit properti. Setelah sukses membuat Hidan
marah, Shikamaru mengalihkan sasaran berikutnya pada Kakuzu yang
tertidur di kursinya.
"Om, Kakuzu. Hei, Om Kaku, woi…"
"Shikamaru, aku sudah dengar. Dan jangan panggil 'Om', umurku masih 25," ujar Kakuzu malas. "Ada perlu apa?"
"Dipanggil sama Mister Jiraiya."
"Siapa?"
"Ya, Kak Kakuzu lah."
Kakuzu terdiam sejenak, "Shikamaru."
"Apa?"
"Jangan panggil 'Kak', kesannya homo banget."
"…"
.
.
Di tempat terpisah, Zetsu sedang sibuk mengecat mukanya dengan
hati-hati. Deidara yang baru kembali dari toilet mengerutkan dahi
melihat aktor yang kebagian peran jadi Sumanto versi Jepang itu. "Lho,
Zetsu. Bukannya kamu gak ada take hari ini? Kok disini?"
"…"
"Zetsu?"
"…"
"Zetsu, aku sebarin ke media massa kalo kamu budek, nih."
Zetsu menoleh dengan kesal. "Aduh, bok! Eke lagi konsentrasi ngerias
nih! Masa yey gak ngeliat Eke lagi ngapain? Riasan ini nih, bok, butuh
satu minggu baru bisa sempurna. Yey sendiri? Bukannya lagi cuti?" tanya
Zetsu sambil melanjutkan riasannya.
"Gak ada perlu apa-apa
sebenernya. Cuman pengen ngeliat aktingnya Hidan aja. Hyahaha! Lumayan
buar hiburan." Zetsu tersenyum seolah dia tau sesuatu di balik
kedatangan Deidara yang hampir setiap hari.
"Dei, yey cuman mau nemuin Tenten kan?" Zetsu menyeringai seram karena wajahnya yang baru dicat separo.
"A-apa maksudmu?" ucap Deidara kaget. Hampir aja dia tersedak plastisin di tangannya.
"Jangan pura-pura. Eke udah tau dari dulu. Tenten kan selalu dateng
tiap hari buat bantuin Mister Jiraiya. Dan yey dateng buat ngeliat
keadaan dia kan?"
"D-dari mana kamu tau kalo a-aku sama Tenten.."
"Ha, ketauan satu fakta lagi. Yey udah pacaran sama dia!" kata Zetsu disela-sela riasannya.
"Sial. Salah ngomong gue. Zetsu, kamu emang bakat jadi Dedy Corbuzer!"
"Sapa tuh?"
"Orang gundul yang di acara Uya Emang Kuya…"
"Ooh…" Zetsu manggut-manggut ngerti. Dalam pikirannya terbayang orang gundul di acara Dunia Lain favorit Itachi.
.
.
(kembali lagi pada adegan Hidan dan kelompok Asuma)
"ROLLING ENNN ACTION!"
"Aah, bau. Lima menit saja di lubang kotoran begitu, baunya pasti sudah
menempel di baju," gerutu Hidan sambil mengendus jubah Akatsukinya.
"Kakuzu, lama sekali," ujarnya kesal ketika merasakan kehadiran
seseorang di belakangnya. Hidan tersentak saat mengetahui orang itu
bukanlah Kakuzu.
BWUUNG… (SFX shuriken dilempar)
GABRUK! (SFX Asuma jatuh kesandung kaki kameramen)
"ASUMAA…! KAU MENGGAGALKAN TAKE YANG KE-7!" Hidan meraung emosi. Dia
udah capek-capek latihan mengayunkan celurit dan bertekad
menyelesaikannya di take ke tujuh, eeh… malah gagal gara-gara si Roma
Irama Naruto Version.
"Hidan, harusnya aku yang teriak…" gerutu Asuma pasrah saking capeknya.
"Sialan! Saya juga mau teriak tapi keduluan si Hidan! Lain kali harus lebih cepat!" Jiraiya bergumam sendiri.
Setelah dua puluh menit, barulah adegan Hidan mengayunkan sabit dan
Asuma melempar shuriken, kelar di take yang ke sepuluh. Seluruh pemain
dan crew beristirahat di gedung tempat syuting. Hidan langsung cabut ke
kamar mandi. Asuma sedang dipijit oleh beberapa crew film termasuk
kameramen. Jiraiya mencari-cari asistennya, Tenten. Kakuzu mempersiapkan
jebakan balasan bagi Shikamaru. Deidara, yaah… bisa ditebak, sedang
membawa apa yang dicari Mister Jiraiya.
"Jiraiya, gimana kalau
minum-minum di apartemenku? Ajak yang lain juga," ujar Tobi, aktor
senior super kaya yang saat ini terjebak dalam film ini sebagai penipu
bertopeng oranye.
"Hm, gak usah repot-repot lah, Tobi," Jiraiya sok menolak. Padahal dalam hatinya bersorak 'Yes! Yes! Sake gratis!'
"Hahaha, tidak apa-apa, Mister. Sekali-sekali saya traktir," desak
Tobi. 'Soalnya kalo elo gak akan mungkin nraktir anak buah lo!' rutuk
Tobi dalam hati.
Dan akhirnya, malam itu setelah syuting,
beberapa pemain film Naruto rame-rame dateng ke apartemen Tobi untuk
pesta. Awalnya banyak yang menolak dengan alasan sibuk dan capek
syuting. Tapi ketika Jiraiya yang dengan-mulut salesnya-mengatakan
'Kesempataaan… jarang-jarang bisa makan minum sepuasnya dan gratis plus
boleh dibungkus lho!' mereka pun setuju ikut.
.
.
Laki-laki berambut hitam panjang berjalan menyusuri lobi apartemen
super besar milik senior Tobi. Dengan gayanya yang elegan laki-laki itu
menghisap puntung rokok yang tadi dia temuin di asbak warung soto
emperan. Dialah Itachi, pemeran tokoh Itachi dalam film paling fenomenal
ini. Barusan dia mendapat telpon emergency dari aktor Kakashi yang
menyuruhnya datang kesini.
"Awas aja kalo ternyata gak
penting!" geram Itachi yang lagi bad mood karena gara-gara Kakashi, dia
gak sempat mandi busa sama paus karetnya. Dia pun membuka pintu dan
segera saja disambut dengan aroma sake dan asap rokok.
"ITACHI, AWASS!" seseorang menjerit.
PRANGG! Itachi tewas berlumuran darah. TAMAT. (nggak lah, gila aja langsung tamat)
"SIAPA YANG *TIIIT* NGLEMPAR *TIIIT* KULIT KACANG KE MUKA GUEE
*TIIIIIT*!" Itachi yang mulutnya lebih parah dari Hidan meraung-raung
sambil mengacungkan keempat jari tengahnya. Seketika ruangan tersebut
sunyi senyap. Sampai seseorang menegur, "Mas Itachi…"
Itachi tambah ngamuk
"MAS *TIIIT* KEPALA LO EMAS! EMANG GUE *TIIIT* TUKANG OJEK APA?"
semprot Itachi murka pada artis cilik Sasori yang entah kenapa bisa
kebagian peran jadi anggota Akatsuki.
Sasori langsung mengkeret, "A-ampun, mas…"
"!"
Tiba-tiba, pintu terbuka dan seseorang masuk ke dalam. "Jangan ada yang
nyalain pendingin dalam bentuk apa pun!" perintah orang tersebut,
Kisame Hoshigaki.
"K-Kisame, kamu gak sakit lagi kan?" Sakura,
aktris sekaligus model majalah PLANT and FERTILIZER bertanya waswas
melihat seluruh tubuh Kisame (yang lagi-lagi) berwarna biru.
"Diam. Aku jadi begini gara-gara Jiraiya. Dia-dia…" Semua orang mangap
menyaksikan Kisame yang tiba-tiba tersedu-sedu. "Dia… dia tega banget
*sob* menyuruhku *sob-sob* masuk kulkas *sob-sob-sob*SETIAP PAGI
SAUDARA-SAUDARA!"
Penonton mangap dua kali lipat.
"KATANYA BIAR PERAN MONSTER IKANKU JADI LEBIH REALIS-TIS! BAH!" Kisame
terengah-engah setelah akhirnya bisa mengungkapkan isi hatinya yang
terpendam.
"Masih mending," kata Kakuzu datar sambil menenggak
birnya. "Dia sudah berkali-kali mendorongku masuk jurang untuk membuatku
luka-luka dan dia jadi punya alasan menjahit seluruh badanku."
Penonton menelan ludah.
"Eke lebih kejam lagi." semua mata kini beralih ke Zetsu yang masih
tetap dalam riasan LIDAH BUAYA MAN-nya. "Mister Jiraiya bikin eke
diketawain cowok-cowok gara-gara setiap mangkal eke harus pake jas hujan
buat nutupin dandanan menyedihkan ini."
Penonton masang tampang horor.
"Tapi Itachi, kamu enak ya," Deidara tiba-tiba bicara, "Mister Jiraiya
cuman ngasih kamu dialog sedikit dengan bayaran banyak. Apalagi kontrak
mainmu masih panjang. Kesannya kamu jadi lebih keliatan cool daripada
yang lain."
"Hmp… Mister Jiraiya memang ngasih peran yang sesuai sama image gue," Itachi berkata bangga sambil menyesap minumannya.
"Psst. Hunny…" Tenten berbisik pada Deidara.
"Hm?"
"Mister Jiraiya ngasih dia dialog sedikit bukan karena dia cool atau
apa. Tapi biar filmnya gak kebanyakan sensor gara-gara mulut Itachi.
Cukup Hidan aja yang bikin film Naruto jadi banyak disensor. Gitu kata
Mister."
"Oh, gitu ya. Pinter juga Mister Jiraiya…" Deidara manggut-manggut.
.
.
Jam 7 malam, para pemain film Naruto beserta staff mengadakan barbeque
party di kolam renang pribadi milik Tobi. Para pemeran Akatsuki (kecuali
Kisame yang menderita Hypothermia, Zetsu yang gak mungkin berenang
dengan kostum kayak gitu, Konan yang lagi bantuin Sakura bakar barbeque
dan Itachi yang entah apa alasannya) saling memamerkan kemampuan
berenang mereka. (alasan sebenarnya mereka cuman pengen pamer body pada
beberapa artis cewek disana).
"Itachi, jangan jadi pengecut. Ayo kita tanding!" Tobi yang sudah berumur kepala tiga tapi tetep sixpack menantang Itachi.
"Mungkin dia gak bisa berenang, Om," sahut Hidan memanas-manasi.
"Menyedihkan," Pain, aktor muda yang pernah masuk acara Believe It or
Not gara-gara dia diguna-guna seseorang dan berakibat tumbuhnya besi di
sekujur tubuhnya, ikut bekomentar.
Itachi mencoba gak
terpengaruh oleh pancingan teman-temannya. "*TIIIT* peduli amat sama
*TIIIT* ocehan lo semua. Dasar para *TIIIIT*!"
"Wow, mulut yang
kasar. Tapi, aku suka," si bintang iklan super seksi, Hinata yang telah
berganti pakaian renang *uhuk*bikini*uhuk* menghampiri Itachi.
"Bagaimana kalau bertanding denganku saja? Hm?"
Itachi: *TIIIIIT* SROOOT! (SFX mimisan) Ng-nggak usah! Nggak usah!
Hinata: (tambah mendekat) hei, ayo dong… kenapa sih?
Itachi: *TIIIIT* GULP (SFX nelen ludah)
Itachi meraba-raba meja di sebelahnya dengan gugup tanpa melepaskan
pandangannya dari Hinata. Kemudian dia mendapatkan apa yang dikiranya
minuman soda dan segera meneguknya sampai habis.
"Om, Tobi. Bukannya Itachi gak tahan minum alkohol, ya?" tanya Hinata heran.
"Iya, dia pernah bilang. Memangnya kenapa?" Tobi mengikuti pandangan Hinata. Begitu juga dengan yang lain.
Semuanya terdiam sampai akhirnya Kakuzu bergumam datar, "Dia minum bir bintang lima milikku."
SHOCK
BRAAAK! Itachi tiba-tiba menggebrak meja. Semua penonton terlonjak
kaget. Seketika suasana jadi sunyi. Semua mata memandang horor ke arah
Itachi.
Tanpa diduga Itachi memeluk Hinata, "EHEHEHE… Hinata-chaan…!"
.
.
Di beranda apartemen mewah Tobi, Jiraiya sedang bersantai minum sake
bersama Kakashi. "Hei, Kakashi, kenapa tidak minum? Lumayan lho, sake
gratis…" ujar Jiraiya menyeringai bahagia karena pengaruh alkohol.
"Oi…"
"Mister gak dengar sesuatu? Seperti suara teriakan perempuan," Kakashi tiba-tiba berkata.
"Hah, perempuan?" Jiraiya bertanya balik, ikut memasang telinga.
"Kyaaaa….!"
"Iya, kan? Asalnya dari bawah."
"Haah… biarkan saja… mungkin mereka sedang bersenang-senang," sahut Jiraiya acuh.
"Bentar, Mister. Biar saya periksa kalau-kalau ada yang gak beres," Kakashi berujar sebelum akhirnya dia berlalu pergi.
"Huh, repot bener," Jiraiya akhirnya berdiri dengan sempoyongan, lalu pergi mengikuti Kakashi.
(kembali lagi ke kolam renang…)
"Itachi, oi, kamu gak mati kan, bro?" Hidan menepuk-nepuk lengan Itachi
yang terkapar dengan bekas kaki di wajahnya, sementara Pain keluar dari
kolam renang untuk memeriksa denyut nadi Itachi.
"Hinata kuat
juga, ya? Padahal kalau adegan action selalu digantiin sama stuntman,"
bisik Deidara pada Zetsu melihat aksi tendangan combo Hinata barusan.
"Iya, ya. Eke juga baru tau," Zetsu balas berbisik. Semenit kemudian,
Itachi menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Dia mengerang sambil memegangi
wajahnya. "G-gue gak akan *TIIIT* kalah dari perempuan *TIIIIT* itu!"
Itachi bangkit dari tidur panjangnya, serta merta dia membuka polo
shirt-nya.
"Oi, oi, ngapain kamu? Masih mabuk, ya?"
"Tentu saja. Yang dia minum tadi mengandung alkohol 90%," Kakuzu
bergumam menjawab pertanyaan Hidan dengan wajah yang tetap datar.
"UPH!" (suara Hidan keselek)
Itachi berdiri dengan cool dipinggir kolam. Menampakkan pada semua
orang body hasil fitness-nya yang ber-pack-pack dengan otot-otot lengan
yang terbentuk sempurna. Semua artis cewek terpana. Zetsu pun termasuk
di antaranya. Tapi belum ada yang menyadari sesuatu di punggung Itachi,
yang sejak tadi ditutupinya sampai bersikeras tidak mau ikut berenang.
Sasori, cucu si sutradara yang pertama kali mengetahui keanehan itu.
"Lho, Mas, maksudku, Itachi, itu… tato yang di punggung, kenapa gambar
Ikan?"
"Ikan?" semuanya berseru bersamaan.
Konan yang
berada terdekat dengan Itachi, menaruh spatulanya dan melihat apa yang
dilihat Sasori. "Lho, iya, ikan. Mana imut banget lagi." setelah
kata-kata Konan itu, semua orang berebut melihatnya. Dan seketika itu
juga meledaklah tawa semua orang.
"GYAHAHAHA! I-Itachi… kamu… yang bener aja! BUAHAHAH!" Hidan ngakak guling-guling.
"BUH! UPH! Serius lo, Itachi?"
"PFFFT!"
"HUEK! PREMAN BERTATO IKAAAN! BOAHAHAH!"
Itachi yang masih di bawah pengaruh alkohol hanya tersenyum layaknya
idiot melihat reaksi teman-temannya. Bahkan Hinata pun sampai tertawa
histeris. Satu-satunya orang yang masih waras dan tidak tertawa yaitu
Konan, bertanya, "Itachi, tatomu bener-bener GAK BANGET!"
Kali
ini Itachi menjawab tanpa sensor, "Gue terobsesi sama ikan." Dan semua
orang kembali ngakak gulung-gulung. Hanya satu orang, yang sedang
meringkuk di pojok karena hypothermia, berkata dengan wajah pucat.
"I-Itachi…"
"Ya, sayang?"
Kisame tambah pucat. Penonton sunyi senyap, memandang bergantian dengan tampang ngeri ke arah dua orang itu.
"Pst… mereka… gay ya?" bisik Sakura pada Konan, merinding ngeliat pemandangan di depannya.
"Gak tau juga. Tapi, bukannya Kisame sudah punya istri. Dan Itachi,
minggu lalu di infotainment, aku ngeliat dia digosipin lagi deket sama
cewek, tuh," Konan menjelaskan.
"Oh, ya?"
(tinggalkan gosip antar cewek, balik lagi ke Itachi dan Kisame)
Kisame pucat dua kali lipat. "Jangan-jangan, maksudmu, obsesi dengan ikan… kamu… kamu…?"
Seperti sudah bisa menebak apa yang dipikirkan Kisame, Itachi tiba-tiba
membentak, "BUODOOOH *TIIIT-TIIIIT-TIIIIIIT* GUE NORMAL TAUK! LO PIKIR
GUE SUKA SAMA *TIIIIT* ELO!" mulut sensor Itachi kembali kambuh. "Maksud
gue, dari dulu gue obsesi sama ikan. Rencananya gue mau bikin tato lagi
di dada yang gambarnya sendok ama garpu. BIAR LENGKAP OBSESI GUE JADI
PENGUSAHA RESTORAN IKAN! NGERTI LOOO PADAAA?" (sensor diilangin biar gak
kelamaan)
Semua tercengang. Terkesiap. Takjub dan berurai air
mata. Setelah itu, tawa histeris kembali meledak. Dan para pemain film
Naruto melanjutkan lagi pesta mereka yang sempat tertunda karena
kehebohan Itachi.
.
.
"Siapa yang teriak
tadi?" tanya Kakashi dan Jiraiya terengah-engah dengan keringat
bercucuran sehabis lari dari tingkat dua puluh. Kolam renang sudah sepi.
Sama sekali tidak ada tanda-tanda kericuhan seperti yang mereka
bayangkan. Kemudian, pandangan mereka tertuju pada sesuatu yang merah
mengambang di tengah kolam.
"Yo, Kakek, Om Kakashi! Sayang sekali kalian terlambat. Pestanya udah kelar," ujar Sasori dari tengah kolam.
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar